Garuda Minta Dana Pesawat, Danantara: Evaluasi! Ada Apa?

Rosan Roeslani, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan evaluasi mendalam terhadap proposal pendanaan yang diajukan oleh PT Garuda Indonesia. Permintaan pendanaan ini ditujukan secara spesifik untuk mengakuisisi 15 unit pesawat baru, sebuah langkah krusial dalam upaya revitalisasi maskapai penerbangan nasional tersebut. Rosan menegaskan bahwa proses evaluasi ini tidak hanya berlaku untuk Garuda, melainkan menyeluruh terhadap seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengajukan permintaan pendanaan.

Pernyataan Rosan tersebut disampaikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (10/6) lalu, seperti dikutip dari Antara. Ia menekankan bahwa Danantara sebagai entitas holding investasi negara, memiliki peran strategis dalam meninjau kelayakan dan potensi keberlanjutan investasi pada BUMN. Hal ini bertujuan untuk memastikan alokasi dana yang efektif dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebelumnya, berbagai laporan mengindikasikan bahwa Garuda Indonesia tengah dalam pembicaraan intensif untuk mendapatkan suntikan dana segar sekitar US$ 500 juta, atau setara dengan Rp 8,15 triliun, dari Danantara. Dana jumbo ini sangat krusial bagi Garuda guna menyehatkan kembali kondisi keuangannya yang masih menghadapi tantangan. Merujuk pada pemberitaan Bloomberg, manajemen Garuda telah secara resmi menyampaikan permintaan pendanaan triliunan rupiah ini kepada Danantara, dengan keputusan akhir yang dijadwalkan akan ditetapkan paling lambat pada Juli tahun ini.

Apabila disetujui, pendanaan tersebut rencananya akan diberikan dalam dua tahap, sebuah mekanisme yang dirancang untuk membantu maskapai dalam memulihkan stabilitas finansialnya secara bertahap. Sebagian dari dana tersebut juga dialokasikan untuk Citilink, maskapai berbiaya rendah di bawah naungan Garuda, dengan tujuan utama mengembalikan lebih dari selusin jetnya agar dapat kembali beroperasi secara penuh. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas operasional dan efisiensi armada kedua maskapai.

Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir telah menegaskan bahwa pemerintah memang tengah mempersiapkan rencana pendanaan ini. Erick menjelaskan bahwa suntikan dana tersebut akan disalurkan melalui Danantara dan bukan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Ia menekankan bahwa skema pendanaan ini mencerminkan pendekatan yang lebih modern dan korporatif, berbeda dengan mekanisme sebelumnya. “Kalau sekarang kan sudah berbeda. Ada untuk operasional, ada buat investasi. Jadi konteksnya sudah sangat korporasi dari Holding Operasional,” ujar Erick, seperti yang dilaporkan pada Rabu (4/6).

Ringkasan

Rosan Roeslani, CEO Danantara, mengonfirmasi pihaknya tengah melakukan evaluasi mendalam terhadap proposal pendanaan yang diajukan oleh PT Garuda Indonesia. Permintaan pendanaan ini secara spesifik ditujukan untuk mengakuisisi 15 unit pesawat baru, sebuah langkah krusial dalam upaya revitalisasi maskapai nasional tersebut. Rosan menegaskan bahwa proses evaluasi ini berlaku menyeluruh untuk seluruh BUMN yang mengajukan permintaan pendanaan.

Garuda dilaporkan membutuhkan sekitar US$500 juta (sekitar Rp 8,15 triliun) dari Danantara guna menyehatkan kondisi keuangannya, dengan keputusan akhir dijadwalkan pada Juli tahun ini. Apabila disetujui, pendanaan akan diberikan dalam dua tahap, dan sebagian juga dialokasikan untuk Citilink agar jetnya dapat kembali beroperasi penuh. Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa pemerintah mempersiapkan pendanaan ini melalui Danantara, bukan PMN, sebagai pendekatan korporatif yang modern.

You might also like