
JAKARTA – Komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO), Erwin Ciputra, kembali menunjukkan kepercayaan kuat terhadap prospek perusahaan dengan secara signifikan meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya. Langkah ini menjadi sinyal positif di tengah dinamika pasar.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada Kamis (16/10/2025), Erwin Ciputra tercatat telah mengakuisisi 600.000 lembar saham PTRO. Pembelian yang dilakukan pada 15 Oktober 2025 tersebut memakan biaya Rp 6.875 per saham, sehingga total nilai transaksinya mencapai sekitar Rp 4,12 miliar. Transaksi ini secara eksplisit disebutkan bertujuan untuk investasi langsung, memperkuat posisinya di perusahaan.
Melalui akuisisi terbaru ini, porsi kepemilikan Erwin Ciputra di PTRO meningkat dari 10.054.000 saham (0,0997%) menjadi 10.654.000 saham (0,1056%), seperti yang disampaikan oleh Corporate Secretary PTRO, Anto Broto, dalam keterangan resminya. Ini bukanlah kali pertama Komisaris Petrosea tersebut melakukan penambahan kepemilikan. Sebelumnya, pada 22 September 2025, ia juga membeli 1 juta saham PTRO dengan harga Rp 5.425 per lembar, menghabiskan dana sebesar Rp 5,42 miliar.
Kiprah investasi yang dilakukan oleh manajemen internal ini sejalan dengan performa impresif saham PTRO di pasar. Pada penutupan perdagangan Kamis (16/10), harga saham PTRO melonjak 4,48% menjadi Rp 7.000 per lembar. Bahkan, secara year-to-date, kinerja saham perusahaan telah membukukan kenaikan fantastis sebesar 153,39%.
Momentum positif PTRO tidak hanya datang dari aktivitas investasi internal, tetapi juga didukung oleh ekspansi bisnis strategis. Sebelumnya, perusahaan mengumumkan bahwa PTRO, bersama anak usahanya Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited, telah menandatangani Limited Notice to Proceed, sebuah perjanjian pelaksanaan awal dengan Reko Diq Mining Company (Private) Limited, perusahaan pertambangan terkemuka yang berbasis di Karachi, Pakistan.
Perjanjian ini mengukuhkan peran PTRO dalam penyediaan jasa layanan Engineering, Procurement & Construction (EPC) untuk proyek Reko Diq, yang dikenal sebagai salah satu proyek pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia. Lokasi proyek berada di Pakistan. Lingkup pekerjaan yang diemban mencakup pembangunan fondasi beton untuk fasilitas dry plant dan wet plant, pembangunan infrastruktur non-proses, serta pekerjaan earthworks yang mendetail. Dengan estimasi nilai kontrak awal sebesar US$ 26,2 juta atau setara sekitar Rp 432 miliar, proyek ini diharapkan rampung dalam kurun waktu kurang lebih 10 bulan, menjanjikan kontribusi signifikan bagi kinerja perusahaan.
Komisaris PT Petrosea Tbk (PTRO), Erwin Ciputra, telah meningkatkan kepemilikan sahamnya secara signifikan sebagai bentuk kepercayaan terhadap prospek perusahaan. Pada 15 Oktober 2025, ia mengakuisisi 600.000 lembar saham PTRO senilai Rp 4,12 miliar dengan harga Rp 6.875 per saham, sehingga kepemilikannya meningkat menjadi 0,1056%. Aksi korporasi ini sejalan dengan performa impresif saham PTRO yang melonjak 4,48% pada 16 Oktober 2025, dengan kenaikan year-to-date mencapai 153,39%.
Momentum positif PTRO juga didukung oleh ekspansi bisnis strategis melalui penandatanganan perjanjian awal (Limited Notice to Proceed) dengan Reko Diq Mining Company di Pakistan. PTRO, bersama anak usahanya, akan menyediakan jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) untuk proyek Reko Diq, sebuah proyek pertambangan emas dan tembaga besar. Dengan estimasi nilai kontrak awal US$ 26,2 juta atau sekitar Rp 432 miliar, proyek ini mencakup pembangunan fondasi dan infrastruktur, diharapkan selesai dalam waktu kurang lebih 10 bulan.