
MNCDUIT.COM JAKARTA. Pasar komoditas global menyaksikan pergerakan signifikan pada Selasa (21/10), saat harga emas dunia terkoreksi nyaris 2%. Logam mulia ini merosot ke level US$ 4.270 per ons troi, setelah sehari sebelumnya sempat menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa. Koreksi ini sebagian besar didorong oleh aksi ambil untung (profit-taking) investor yang menanti katalis baru dari serangkaian pertemuan ekonomi global.
Penurunan harga emas ini terjadi di tengah antisipasi pertemuan penting antara Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, yang dijadwalkan berlangsung di Malaysia pekan ini. Dialog tingkat tinggi ini dipandang sebagai pembuka jalan bagi pertemuan puncak antara Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat.
Di samping itu, sentimen pasar turut tertekan oleh kebuntuan anggaran yang menyebabkan shutdown pemerintahan AS yang masih berlangsung. Meskipun penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyuarakan optimisme bahwa masalah anggaran tersebut akan segera terselesaikan dalam pekan ini, ketidakpastian masih menyelimuti.
Dari ranah kebijakan moneter, pelaku pasar mengarahkan perhatian pada Federal Reserve (The Fed). Bank sentral AS tersebut diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pekan depan, dengan probabilitas pemangkasan tambahan pada Desember mendatang. Ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan ini telah menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga emas.
Secara kumulatif, sepanjang tahun ini harga emas global telah melesat lebih dari 60%. Kenaikan impresif ini utamanya ditopang oleh ekspektasi pelonggaran moneter oleh The Fed, serta meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah gejolak dan ketidakpastian ekonomi global. Ini menunjukkan daya tarik emas sebagai lindung nilai yang kuat.
Saham Tambang Bergerak Campuran, MDKA Pimpin Kenaikan
Paralel dengan fluktuasi harga emas dunia, pergerakan saham emiten tambang di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan arah yang beragam hingga pukul 16.00 WIB. Beberapa saham berhasil menguat, sementara yang lain terpaksa mengakui tekanan jual.
Di antara emiten yang bergerak positif, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tampil memimpin penguatan signifikan. MDKA melonjak 3,95% mencapai harga Rp 2.370 per saham, setelah sempat menyentuh level tertinggi Rp 2.430 sebelum melandai menjelang penutupan pasar. Kenaikan MDKA menjadi sorotan utama di sektor ini.
Tak hanya MDKA, beberapa saham tambang lainnya juga turut mencicipi kenaikan. Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik tipis 0,61% ke level Rp 3.290, setelah sempat menguji harga tertinggi Rp 3.350. Sementara itu, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menguat 0,33% menjadi Rp 7.675, setelah sebelumnya mencapai Rp 7.825 per saham. Melengkapi daftar penguat, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga naik 1,32% ke level Rp 26.950, dengan puncak harga di Rp 26.975.
Saham ARCI dan PSAB Tertekan
Di sisi lain, tekanan jual membayangi sejumlah saham tambang logam lainnya. Saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mencatat penurunan paling dalam, anjlok 4,33% ke harga Rp 1.325 per saham. Kondisi ini mencerminkan sentimen negatif yang lebih kuat pada emiten tertentu.
Selanjutnya, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) juga tak luput dari pelemahan, terkoreksi 3,91% ke level Rp 615. Tekanan jual juga dirasakan oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang turun tipis 0,52% menjadi Rp 960 per saham, mengindikasikan pasar yang selektif dalam merespons dinamika harga komoditas.
Harga emas dunia terkoreksi nyaris 2% menjadi US$ 4.270 per ons troi setelah sehari sebelumnya mencapai rekor tertinggi. Koreksi ini didorong oleh aksi ambil untung investor serta antisipasi pertemuan ekonomi global antara AS dan Tiongkok. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kebuntuan anggaran AS dan ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan pekan depan. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melesat lebih dari 60% karena ekspektasi pelonggaran moneter dan permintaan aset safe haven.
Seiring fluktuasi harga emas, pergerakan saham emiten tambang di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil yang beragam. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memimpin penguatan signifikan sebesar 3,95%, diikuti ANTM, AMMN, dan UNTR. Namun, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) anjlok 4,33%, sementara PSAB dan BRMS juga mengalami pelemahan.