
MNCDUIT.COM JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (28/10), harga emas global kembali tergelincir, anjlok lebih dari 2% hingga menembus level US$3.900 per troy ounce. Penurunan signifikan ini membawa harga emas ke titik terendah dalam tiga pekan terakhir.
Tekanan jual terhadap emas ini, seperti diungkap tradingeconomics, dipicu oleh gelombang optimisme seputar potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Harapan akan tercapainya kesepakatan tersebut secara langsung meredam daya tarik emas sebagai aset safe haven, memicu aksi jual di pasar komoditas.
Optimisme ini bukan tanpa alasan. Para pejabat dari kedua negara adidaya tersebut dilaporkan telah mencapai kerangka kerja kesepakatan yang mencakup isu-isu krusial seperti tarif, dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Malaysia akhir pekan lalu. Kerangka kerja ini diproyeksikan akan menjadi landasan utama bagi Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk meresmikan perjanjian dagang saat keduanya dijadwalkan bertemu di Korea Selatan akhir pekan ini.
Harga Emas Anjlok ke Bawah US$ 4.000, Ini Proyeksi Analis
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa di tengah koreksi jangka pendek ini, harga emas sesungguhnya masih menunjukkan performa cemerlang sepanjang tahun berjalan (year-to-date), dengan kenaikan hampir 50%. Kenaikan impresif ini utamanya ditopang oleh faktor-faktor fundamental seperti ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang masih berlanjut, aktivitas pembelian agresif oleh bank sentral dunia, serta tingginya minat terhadap aset lindung nilai di tengah fenomena pelemahan nilai mata uang atau debasement trade.
Selanjutnya, perhatian pasar emas akan segera beralih ke pengumuman keputusan kebijakan moneter dari The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada Rabu (29/10) waktu AS. Mayoritas pelaku pasar memproyeksikan adanya pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menyusul rilis laporan inflasi pekan lalu yang menunjukkan angka lebih lemah dari perkiraan, menambah spekulasi tentang pelonggaran moneter.
Saham Emiten Tambang Emas Kompak Melemah
Sejalan dengan koreksi pada harga emas global, bursa saham domestik juga merasakan dampaknya. Pada perdagangan Selasa (28/10), saham-saham emiten tambang emas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) serentak bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB.
Beberapa emiten tambang emas yang terkena imbas pelemahan harga, di antaranya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), serta PT United Tractors Tbk (UNTR). Dari daftar tersebut, saham ARCI mencatat penurunan paling tajam, sementara UNTR menjadi yang paling resilien dengan pelemahan paling ringan.
Cermati Rekomendasi Saham Emiten Emas di Tengah Koreksi Harga
Berikut adalah rincian pergerakan harga saham emiten tambang emas hingga penutupan perdagangan Selasa (28/10):
ANTM turun 1,59% ke level Rp 3.100 per saham, setelah sempat menyentuh harga tertinggi Rp 3.130.
MDKA melemah 3,56% ke Rp 2.170 per saham, sempat mencapai Rp 2.270 sebelum terkoreksi.
BRMS turun 1,16% ke harga Rp 855 per saham.
PSAB melemah 2,68% ke harga Rp 545 per saham.
ARCI anjlok 5,56% ke Rp 1.105 per saham, menjadi penurunan terdalam hari ini.
AMMN turun 4,51% ke Rp 6.875 per saham, sempat menyentuh level tertinggi Rp 7.225.
UNTR melemah 0,99% ke harga Rp 27.625 per saham, meski sempat menembus Rp 28.000 di awal sesi perdagangan.
Harga emas global anjlok lebih dari 2% pada Selasa (28/10), menembus level US$3.900 per troy ounce dan mencapai titik terendah dalam tiga pekan. Penurunan ini dipicu oleh optimisme seputar potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China, yang meredam daya tarik emas sebagai aset safe haven. Meskipun terkoreksi, harga emas masih menunjukkan kenaikan hampir 50% sepanjang tahun berjalan. Perhatian pasar kini beralih ke pengumuman keputusan kebijakan moneter The Federal Reserve yang dijadwalkan pada Rabu (29/10).
Sejalan dengan pelemahan harga emas global, saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia juga kompak melemah pada perdagangan Selasa (28/10). Beberapa emiten seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mengalami penurunan harga saham. Saham ARCI mencatat penurunan paling tajam, sementara PT United Tractors Tbk (UNTR) menunjukkan pelemahan paling ringan.