
MNCDUIT.COM Harga emas global menunjukkan pelemahan pada Rabu (18/6). Penurunan ini terjadi karena investor memilih untuk menahan diri dari aksi beli besar-besaran, menjelang pengumuman krusial mengenai kebijakan moneter dari Federal Reserve AS, serta terus mencermati ketegangan geopolitik yang memanas antara Israel dan Iran.
Melansir laporan dari Reuters, harga emas spot tercatat turun 0,3%, mencapai level US$3.379,10 per ons troi pada pukul 09.51 GMT. Senada, harga emas berjangka AS juga mengalami penurunan 0,3% menjadi US$3.396,90 per ons, mengindikasikan sentimen pasar yang berhati-hati.
Harga Emas Bergulir Tipis, Pasar Pantau Kemungkinan AS Bergabung Serang Iran
Fokus utama investor saat ini tertuju pada hasil pertemuan kebijakan The Fed yang berlangsung selama dua hari dan dijadwalkan berakhir pada hari ini. Bank sentral AS secara luas diyakini akan mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini. Namun, pasar keuangan menanti sinyal yang lebih jelas mengenai potensi arah pemangkasan suku bunga di masa depan, yang sangat berpengaruh terhadap daya tarik emas sebagai aset non-imbal hasil.
Investor juga menantikan dengan cermat pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan disampaikan usai rapat. Pernyataan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk berharga mengenai pandangan bank sentral terhadap laju inflasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS ke depan, yang akan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter.
“Para pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang keputusan suku bunga The Fed malam ini. Selain itu, sedikit peningkatan selera risiko di pasar saham turut memberikan tekanan pada harga emas,” ungkap Ricardo Evangelista, analis senior di perusahaan pialang ActivTrades. Sentimen ini tercermin dari kenaikan futures S&P 500 sebesar 0,3% dan futures Nasdaq yang menguat sekitar 0,4%, menandakan investor mengalihkan fokus sementara ke aset berisiko.
Turun Rp 7.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini Rabu (18/6)
Di sisi lain, konflik yang semakin intens antara Israel dan Iran terus menciptakan ketidakpastian geopolitik yang signifikan. Menurut Evangelista, situasi ini justru menjadi penopang bagi harga emas, mencegahnya jatuh terlalu dalam meskipun ada tekanan dari faktor ekonomi. Emas tetap dianggap sebagai aset safe-haven di tengah gejolak politik.
Pada hari yang sama, ribuan warga dilaporkan melarikan diri dari Teheran setelah Presiden AS Donald Trump meminta mereka untuk meninggalkan ibu kota. Sumber yang dekat dengan situasi tersebut menyebutkan bahwa Trump tengah mempertimbangkan opsi untuk bergabung dengan Israel dalam melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Selain itu, tiga pejabat AS mengungkapkan kepada Reuters bahwa Washington telah mengerahkan lebih banyak pesawat tempur ke Timur Tengah dan memperpanjang masa tugas armada udara yang sudah ada, menegaskan peningkatan eskalasi di kawasan tersebut.
Harga Emas Antam Termurah Hari Ini Rabu (18/6) Dibanderol Rp 1.021.500
“Meskipun harga emas berpotensi mengalami penurunan dalam enam bulan ke depan, permintaan kuat dari bank sentral di seluruh dunia serta investor China kemungkinan besar akan menahan penurunan lebih lanjut dan menjaga harga tetap di atas US$3.000 per ons,” jelas Hamad Hussain, ekonom komoditas dan iklim dari Capital Economics, memberikan pandangan jangka panjang yang lebih optimistis.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot terpantau turun 0,2% menjadi US$37,18 per ons troi. Sementara itu, harga platinum menunjukkan penguatan 1% ke US$1.275,39 per ons, dan palladium relatif stagnan di level US$1.051,75, mencerminkan pergerakan pasar yang beragam di sektor logam berharga.
Harga emas global menunjukkan pelemahan pada Rabu (18/6), karena investor menahan diri menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve AS. Pasar menanti sinyal mengenai potensi pemangkasan suku bunga di masa depan serta pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell. Sentimen pasar yang berhati-hati ini juga dipengaruhi oleh sedikit peningkatan selera risiko di pasar saham.
Meskipun demikian, ketegangan geopolitik yang memanas antara Israel dan Iran menjadi penopang bagi harga emas sebagai aset safe-haven, mencegahnya jatuh terlalu dalam. Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan di pasar. Dalam jangka panjang, permintaan kuat dari bank sentral di seluruh dunia dan investor China diperkirakan akan menahan penurunan lebih lanjut dan menjaga harga tetap di atas US$3.000 per ons.