Emas: Investasi Terbaik? Untung Rugi & Tipsnya

MNCDUIT.COM – JAKARTA. Investasi emas kini semakin menarik perhatian banyak investor, terutama seiring dengan tren kenaikan harga yang terus berlanjut. Beruntungnya, pasar menyediakan beragam pilihan jenis investasi emas yang dapat disesuaikan dengan profil dan preferensi setiap individu.

Menurut Andy Nugraha, seorang Analis Dupoin Futures Indonesia, terdapat beberapa opsi utama untuk investasi emas. Pilihan pertama adalah emas fisik. Keunggulan utamanya terletak pada kepemilikan yang nyata, memberikan rasa aman karena bisa disimpan secara pribadi. Emas fisik juga lebih mudah dijadikan jaminan atau digadaikan, serta umumnya lebih terpercaya karena diterbitkan oleh lembaga resmi seperti Antam atau UBS.Img AA1HvzoW

“Harga emas fisik cenderung stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh volatilitas teknologi maupun aset kripto,” jelas Andy kepada Kontan pada Jumat (4/7).

Namun, emas fisik juga memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya adalah adanya biaya cetak atau buyback spread yang tergolong tinggi, serta kebutuhan akan tempat penyimpanan yang aman seperti brankas pribadi atau safe deposit box. Risiko kehilangan atau pencurian juga menjadi perhatian. Emas fisik cenderung kurang likuid dibandingkan emas digital, dan harganya lebih mahal dari harga spot emas karena adanya ongkos produksi.

Naik Rp 1.000, Cek Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari ini, Sabtu (5/7)

Pilihan kedua adalah emas digital, yang contohnya bisa ditemukan di platform seperti Pegadaian Digital, Tokopedia Emas, Pluang, Treasury, dan BSI Mobile. Keunggulan utamanya adalah biaya masuk yang jauh lebih murah, bahkan bisa dimulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000. Transaksi sangat cepat dan fleksibel melalui aplikasi, tanpa perlu tempat penyimpanan fisik. Emas digital juga bisa dicetak menjadi emas fisik jika diperlukan, dan sangat cocok untuk menabung secara bertahap.

Meskipun demikian, ada beberapa kekurangan pada investasi emas digital. Terdapat biaya penyimpanan atau administrasi tahunan, biasanya sekitar 0.1–0.3% per tahun. Penting untuk memilih platform yang terpercaya karena tidak semua diawasi oleh OJK atau Bappebti. Harga jual kembali juga bisa bervariasi antar platform, dan emas digital tidak bisa digadaikan secara langsung, harus dicetak fisik terlebih dahulu.

Pilihan ketiga adalah aset kripto yang didukung emas (Gold-Backed Crypto), dengan contoh populer seperti PAXG (Paxos Gold), Tether Gold (XAUT), dan Digix Gold Token (DGX). Keunggulan dari jenis investasi ini meliputi likuiditas yang tinggi, kemampuan untuk diperdagangkan 24 jam sehari, serta kemudahan transfer antar dompet digital atau kripto secara cepat. Nilainya juga mengikuti harga emas dunia karena ditopang 1:1 dengan emas fisik, menjadikannya pilihan ideal bagi investor yang sudah akrab dengan dunia kripto dan teknologi blockchain.

Namun, aset kripto berbasis emas juga memiliki kelemahan. Volatilitas harganya bisa tinggi karena turut dipengaruhi oleh pasar kripto secara umum. Tidak semua token terjamin benar-benar diverifikasi memiliki cadangan emas 1:1, dan investasi ini tidak diawasi langsung oleh otoritas Indonesia, yang menimbulkan risiko regulasi dan keamanan siber. “Opsi ini kurang cocok untuk investor konvensional atau yang masih awam teknologi,” tutur Andy.

Andy menjelaskan bahwa emas digital menjadi jenis investasi yang paling populer saat ini. Pilihan ini digemari karena modal awalnya yang kecil (bisa mulai dari Rp 5.000), memungkinkan investor untuk menabung perlahan secara rutin, bahkan dengan fitur auto-debit bulanan. Akses mudah melalui perangkat seluler (Tokopedia, Pluang, DANA, BSI Mobile, Pegadaian Digital) serta tidak merepotkan dalam hal penyimpanan emas fisik, menjadi daya tarik utama. “Siapa yang memilih ini? Umumnya investor pemula, karyawan, ibu rumah tangga, milenial, dan Gen Z,” kata Andy.

Di sisi lain, emas fisik masih menjadi pilihan utama bagi investor konservatif. Kenyamanan karena berwujud nyata, kemampuan untuk digadaikan, diwariskan, atau disimpan untuk jangka panjang adalah alasan utamanya. Akan tetapi, karena spread dan ongkos cetak yang tinggi, emas fisik kurang efisien untuk tujuan investasi jangka pendek. “Investor tradisional, orang tua, atau mereka yang menginginkan pegangan emas fisik untuk jangka panjang, seringkali memilih ini. Kadang juga dipakai untuk tujuan hadiah atau mahar,” terang Andy.

Sebulan Harga Emas Antam Minus 0,88 Persen, Hari Ini Naik Tipis (4 Juli 2025)

Selanjutnya, kripto berbasis emas merupakan pasar yang sangat spesifik dan jarang menjadi pilihan utama. Jenis investasi emas ini umumnya dipilih untuk diversifikasi aset digital, dengan keunggulan bisa diperdagangkan 24 jam secara global. “Siapa yang memilih ini? Investor yang sudah terbiasa dengan kripto. Biasanya bukan investor pemula,” ungkap Andy. Menurutnya, di Indonesia, jumlah investor emas kripto masih sangat terbatas dan belum menjadi mainstream. “Banyak orang masih ragu soal keamanan dan regulasinya,” imbuh Andy.

Ringkasan

Investasi emas kini menawarkan beragam pilihan, meliputi emas fisik dan emas digital, serta aset kripto yang didukung emas. Emas fisik memberikan keamanan kepemilikan nyata dan stabil, namun memiliki biaya cetak tinggi dan memerlukan penyimpanan aman. Sebaliknya, emas digital populer karena modal awal yang kecil, transaksi cepat, dan cocok untuk menabung, meskipun dikenakan biaya penyimpanan tahunan dan memerlukan platform terpercaya.

Sementara itu, aset kripto berbasis emas menawarkan likuiditas tinggi dan perdagangan 24 jam dengan nilai mengikuti emas dunia, namun memiliki volatilitas tinggi dan belum sepenuhnya diawasi otoritas Indonesia. Emas digital menjadi pilihan utama bagi investor pemula dan milenial, sedangkan emas fisik lebih diminati oleh investor konservatif untuk tujuan jangka panjang. Emas kripto umumnya dipilih oleh investor yang sudah terbiasa dengan dunia kripto.

You might also like