
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas terus menunjukkan kilaunya sebagai aset safe haven yang diminati. Pada Rabu (3/9/2025), harga emas di pasar spot dilaporkan berhasil menembus level US$3.605 per ons troi, sebuah pencapaian signifikan. Tak ketinggalan, emas Antam di pasar domestik juga turut melonjak, mencapai Rp 2.305.000 per gram. Kenaikan dramatis ini ditopang oleh kombinasi sentimen global yang kuat serta antisipasi terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Nanang Wahyudin, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, menganalisis bahwa lonjakan harga emas dunia ini tidak terlepas dari meningkatnya kecemasan di pasar global. Kekhawatiran utama tertuju pada stabilitas fiskal global yang memicu investor beralih ke aset yang lebih aman.
“Harga emas sempat berada di level puncak US$3.546 per ons troi karena kabar utang pemerintah serta melonjaknya yield obligasi, terutama di Inggris dan Jepang,” jelas Nanang, menegaskan dampak ketidakpastian ekonomi makro terhadap pergerakan harga komoditas berharga ini.
Lebih lanjut, Nanang menilai September menjadi bulan yang krusial bagi para investor. Fokus utama tertuju pada arah kebijakan moneter The Fed. Jika data menunjukkan pelemahan pada ekonomi AS, ada kemungkinan bank sentral akan mempercepat langkah pelonggaran kebijakan melalui pemangkasan suku bunga. Skenario ini diprediksi akan menyebabkan dolar AS berfluktuasi, dan pada gilirannya, memberikan dukungan kuat bagi penguatan emas.
Selain faktor ekonomi, isu geopolitik juga turut memperkuat daya tarik emas. Nanang menyoroti berita kurang menyenangkan dari Amerika Serikat, di mana pengadilan banding menyatakan kebijakan tarif era Donald Trump sebagai tindakan ilegal. Kisruh sengketa tarif AS ini semakin meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven, mencari perlindungan dari ketidakpastian.
Di pasar domestik, lonjakan harga emas Antam turut mengikuti tren global. Momentum ini diperkuat oleh faktor pelemahan rupiah di tengah kondisi politik dalam negeri, terutama setelah aksi demo yang sempat terjadi kini mulai mereda, meskipun volatilitas pasar tetap ada.
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Nanang memproyeksikan tren penguatan emas akan terus berlanjut hingga akhir tahun. “Sentimen masih tertuju pada Amerika, ketika ruang pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut. Harga emas bisa mencetak rekor all time high baru di kisaran US$3.600–US$3.700 per ons troi,” ujarnya optimis.
Di tengah volatilitas harga yang ada, Nanang menyarankan investor untuk menerapkan strategi buy on dip atau membeli saat harga emas mengalami koreksi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa risiko aksi ambil untung (profit taking) cukup terbuka lebar, terutama setelah harga emas Antam berhasil menembus level psikologis Rp 2.000.000 per gram, yang seringkali memicu sebagian investor untuk merealisasikan keuntungan mereka.
Harga emas global mencapai rekor US$3.605 per ons troi di pasar spot pada Rabu (3/9/2025), diikuti kenaikan emas Antam menjadi Rp2.305.000 per gram di pasar domestik. Kenaikan signifikan ini didorong oleh meningkatnya kecemasan di pasar global terkait stabilitas fiskal, utang pemerintah, dan lonjakan yield obligasi, menjadikan emas pilihan utama sebagai aset safe haven.
Faktor lain seperti antisipasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed jika ekonomi AS melemah, isu geopolitik di AS, serta pelemahan rupiah domestik turut memperkuat daya tarik emas. Analis memproyeksikan tren penguatan emas akan berlanjut hingga akhir tahun, berpotensi mencetak rekor baru di kisaran US$3.600–US$3.700 per ons troi, namun investor disarankan berhati-hati terhadap risiko ambil untung.