Dolar AS Stabil! Kesepakatan AS-China Redakan Kekhawatiran Pasar?

KONTAN.CO.ID. Awal perdagangan hari Rabu (11/6) menunjukkan stabilitas nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia. Stabilitas ini dipicu oleh kesepakatan kerangka kerja dagang antara AS dan China, sebuah angin segar yang diharapkan meredakan tensi perang dagang antara dua raksasa ekonomi ini.

Kesepakatan awal ini memberikan sentimen positif di pasar. Indeks dolar, yang menjadi tolok ukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, nyaris tak bergerak, bertahan di level 99,068. Dolar cenderung bergerak *sideways*, sementara yen dan franc menunjukkan penguatan tipis.

Di sesi pembukaan pasar Asia, dolar AS sedikit tertekan, turun 0,14% terhadap yen Jepang ke level 144,770, dan melemah 0,13% terhadap franc Swiss di angka 0,8218. Sementara itu, euro tampak tenang di US$ 1,1427, dan yuan offshore China juga stabil di 7,1881 per dolar AS.

Lantas, apa yang membuat pasar bereaksi positif? Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengungkapkan bahwa perundingan intensif selama dua hari di London telah menghasilkan kerangka kerja lanjutan dari kesepakatan gencatan dagang yang sebelumnya dicapai di Jenewa. Kesepakatan ini diharapkan mencakup pelonggaran pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang dan magnet, serta penghapusan sebagian larangan ekspor dari pihak AS.

Namun, para analis mengingatkan bahwa implementasi kesepakatan ini masih sangat bergantung pada faktor politik dan kepercayaan antara para pemimpin negara. “Iblisnya ada di detail,” ujar Ray Attrill, Kepala Strategi FX di National Australia Bank. “Kuncinya adalah apakah ini cukup untuk membangun kembali kepercayaan antara Presiden Xi dan Trump.”

Selain perkembangan positif dari фрон perdagangan, pelaku pasar juga menantikan data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis malam ini. Data ini sangat dinanti karena diperkirakan akan menunjukkan dampak tarif terhadap harga-harga di AS.

Perlu diingat, dolar telah melemah lebih dari 8% sepanjang tahun ini, seiring dengan menurunnya kepercayaan investor terhadap aset-aset AS. Data inflasi ini akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan moneter AS ke depan.

Sementara itu, The Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan. Meskipun demikian, pasar masih memperkirakan adanya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun.

Dari seberang Atlantik, poundsterling menunjukkan kenaikan tipis ke level US$ 1,35, menjelang pengumuman rencana belanja publik dari Menteri Keuangan Rachel Reeves. Namun, mata uang Inggris ini sempat tertekan oleh data tenaga kerja yang mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja Inggris.

Ringkasan

Nilai tukar dolar AS menunjukkan stabilitas di awal perdagangan hari Rabu, didorong oleh kesepakatan kerangka kerja dagang antara AS dan China. Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perang dagang antara kedua negara. Indeks dolar cenderung bergerak *sideways*, sementara beberapa mata uang lain seperti yen dan franc menunjukkan penguatan tipis.

Implementasi kesepakatan dagang ini masih bergantung pada faktor politik dan kepercayaan antara para pemimpin negara. Selain itu, pasar juga menantikan data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis, yang akan memberikan petunjuk mengenai dampak tarif terhadap harga. The Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga pada pertemuan mendatang.

You might also like