
MNCDUIT.COM JAKARTA. Dolar AS terus menunjukkan kekuatannya. Pada hari Kamis (31/7), indeks dolar Amerika Serikat (AS) kokoh di angka 99,73, sebuah level yang sangat dekat dengan puncak tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kekuatan ini muncul setelah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya stabil di rentang 4,25%–4,5%.
Keputusan The Fed ini sejalan dengan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan bahwa terlalu dini untuk membicarakan penurunan suku bunga. Pernyataan ini langsung direspon pasar dengan merevisi ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini. Saat ini, pasar memperkirakan pelonggaran suku bunga acuan hanya sebesar 35 basis poin (bps) pada bulan Desember mendatang.
Selain kebijakan The Fed, data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan turut menjadi faktor pendorong penguatan dolar. Seperti yang dilansir dari Tradingeconomics (31/7), pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) dan penciptaan lapangan kerja swasta di AS melampaui ekspektasi pasar.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.441 Per Dolar AS di Pagi Ini (31/7), Asia Bervariasi
Fokus para investor saat ini tertuju pada rilis data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) dan klaim pengangguran yang dijadwalkan pada hari ini (31/7). Selanjutnya, pada hari Jumat (1/8), pasar akan menantikan laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Juli. Data-data ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi AS dan arah kebijakan The Fed selanjutnya.
Dari sisi kebijakan perdagangan, AS baru-baru ini mencapai kesepakatan tarif dengan Korea Selatan. Di sisi lain, Presiden Donald Trump memberlakukan tarif baru dengan nilai yang cukup tinggi terhadap Brasil dan India, menunjukkan dinamika yang terus berubah dalam lanskap perdagangan global.
Secara keseluruhan, indeks dolar diperkirakan akan mencatatkan kenaikan sekitar 3% pada bulan Juli. Jika terealisasi, ini akan menjadi kenaikan bulanan pertama bagi indeks dolar AS sepanjang tahun ini, menandakan potensi perubahan tren setelah beberapa bulan mengalami pelemahan.
Dolar AS menguat, dengan indeks dolar mencapai 99,73, mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kekuatan ini didorong oleh keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan dan pernyataan Jerome Powell yang menegaskan bahwa terlalu dini untuk menurunkan suku bunga. Pasar merevisi ekspektasi penurunan suku bunga, memperkirakan pelonggaran hanya sebesar 35 bps pada Desember.
Data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, seperti pertumbuhan PDB dan penciptaan lapangan kerja, juga berkontribusi pada penguatan dolar. Investor menantikan data inflasi PCE dan laporan ketenagakerjaan AS. Indeks dolar diperkirakan mencatatkan kenaikan sekitar 3% pada bulan Juli, yang akan menjadi kenaikan bulanan pertama tahun ini.