
MNCDUIT.COM , JAKARTA — Jogi Hendra Atmadja, salah satu orang terkaya di Indonesia sekaligus pendiri PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), siap menerima guyuran dividen substansial dari kinerja keuangan tahun buku 2024. Pembayaran dividen ini dijadwalkan pada tahun 2025.
Sebagai pemegang saham individu terbesar di Mayora Indah, Jogi Hendra Atmadja, yang kini berusia 78 tahun, tercatat menguasai 5,64 miliar saham (5.643.777.700) MYOR, setara dengan 25,24% dari total saham perusahaan. Berdasarkan asumsi kepemilikan tersebut tidak berubah, Bapak Jogi diproyeksikan meraup sekitar Rp282,18 miliar dari agenda pembagian dividen tunai oleh emiten produsen permen Kopiko ini pada tahun 2025.
Mayora Indah sendiri telah mengumumkan rencana pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2024 dengan total nilai sebesar Rp1,22 triliun, atau setara dengan Rp55 per saham. Direktur Mayora Indah, Wardhana Atmadja, menjelaskan bahwa rasio pembayaran dividen tunai ini mencapai 40% dari total laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu.
“Dividen yang diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) adalah sebesar Rp1,22 triliun atau sebesar Rp55 per saham, sekitar 40% dari laba perusahaan di tahun 2024,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar secara daring, baru-baru ini. Keputusan ini menunjukkan komitmen MYOR untuk mengembalikan nilai kepada para pemegang saham setelah performa keuangan yang positif.
Berdasarkan laporan keuangan 2024, Mayora Indah mencatatkan performa keuangan yang solid dengan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp3,07 triliun. Perusahaan juga memiliki saldo laba ditahan tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp1,84 triliun dan total ekuitas Rp17,1 triliun. Angka-angka ini menunjukkan fondasi finansial yang kuat bagi perusahaan.
Selain laba yang impresif, MYOR juga berhasil mengantongi penjualan bersih sebesar Rp36,07 triliun pada tahun 2024, melonjak 20,34% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp31,48 triliun. Peningkatan penjualan ini merupakan bukti strategi bisnis yang efektif dan respons pasar yang positif terhadap produk-produk Mayora.
Manajemen MYOR telah menetapkan bahwa dividen akan dibagikan kepada para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 20 Juni 2025 hingga pukul 16.00 WIB. Berikut adalah jadwal lengkap pembagian dividen Mayora Indah tahun buku 2024:
Jogi Hendra Atmadja tercatat sebagai salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2024 versi Forbes, dengan total kekayaan mencapai US$4,4 miliar. Sebagian besar kekayaan Jogi berasal dari kepemilikan saham dan peran sentralnya sebagai pendiri Mayora Grup sejak tahun 1977.
Menariknya, pengusaha sukses ini memiliki latar belakang pendidikan yang tak biasa di dunia bisnis. Jogi memilih untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, setelah lulus dari pendidikan kedokteran tersebut, dia memutuskan banting setir dan mendalami dunia bisnis dan usaha.
Keputusan ini tidak lepas dari dukungan lingkungan keluarga Tionghoa yang telah memiliki latar belakang bisnis biskuit rumahan. Berbekal pengalaman tersebut, Jogi Hendra Atmadja bersama dua rekan bisnisnya, Raden Soedigdo dan Darmawan Kurnia, bersepakat untuk membangun bisnis bersama dengan mendirikan PT Mayora Indah pada 17 Februari 1977 di Jakarta.
Menurut laman resmi Mayora, lokasi pabrik pertama PT Mayora Indah didirikan di Tangerang, Banten. Sejak awal berdirinya Mayora, Jogi sebagai pendiri dan pemilik perusahaan tersebut secara konsisten menjabat posisi sebagai Komisaris Utama. Perannya sangat krusial dalam membentuk visi dan strategi perusahaan.
Tidak hanya di PT Mayora Indah saja, Jogi Hendra Atmadja juga tercatat sebagai Komisaris Utama di tiga perusahaan lainnya, yakni PT Torabika Eka Semesta, PT Kakao Mas Gemilang, dan PT Tunita Branindo. Ini menunjukkan jangkauan pengaruh dan kepemimpinan beliau di berbagai entitas bisnis.
Produk Mayora yang paling awal dikenal luas oleh masyarakat Indonesia adalah biskuit makanan ringan Roma Kelapa yang sangat digemari pada era 1970-an. Kesuksesan Roma Kelapa mampu bersaing ketat dengan biskuit Khong Guan yang sudah lebih dulu beredar di pasaran, menandai awal dominasi Mayora di industri makanan ringan.
Tak lantas puas dengan kesuksesan awal tersebut, perusahaan terus berekspansi dengan meluncurkan produk Kopiko sekitar tahun 1980. Kopiko menjadi permen kopi pertama di Indonesia dan sukses menarik perhatian konsumen dengan inovasinya. Di bawah kepemimpinan Jogi Hendra Atmadja, Mayora terus berinovasi melahirkan produk-produk ikonik baru, seperti Torabika, Astor, hingga Energen. Setiap kali meluncurkan produk barunya, perusahaan selalu menyematkan slogan khas ‘Satu lagi dari Mayora’, yang menjadi identitas kuat merek tersebut.
Puncak ekspansi Mayora terjadi pada tahun 1990 ketika Jogi Hendra Atmadja membawa perusahaan ke lantai bursa melalui Penawaran Umum Perdana (IPO). Langkah ini menandai transisi Mayora menjadi perusahaan publik dan sekaligus menjadi pijakan awal untuk target ekspansi pasar di kawasan ASEAN, memperkuat posisinya sebagai raksasa di industri makanan dan minuman.
Jogi Hendra Atmadja, pendiri PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan pemegang saham individu terbesar, diproyeksikan akan menerima sekitar Rp282,18 miliar dividen tunai pada tahun 2025. Jumlah ini didasarkan pada kepemilikannya sebesar 25,24% saham MYOR. Mayora Indah sendiri telah mengumumkan total dividen Rp1,22 triliun atau Rp55 per saham untuk tahun buku 2024, yang setara dengan 40% dari laba bersih perusahaan.
PT Mayora Indah mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada tahun 2024 dengan laba bersih Rp3,07 triliun dan penjualan bersih Rp36,07 triliun. Jogi Hendra Atmadja, yang juga termasuk orang terkaya di Indonesia, mendirikan Mayora pada tahun 1977. Di bawah kepemimpinannya, Mayora berhasil melahirkan produk-produk ikonik dan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tahun 1990 untuk memperluas jangkauan pasar.