Ditinggal Asing, IHSG Dinilai Masih Punya Tenaga untuk Menguat di Akhir Tahun

Img AA1O6t61

MNCDUIT.COM , JAKARTA – Sejumlah analis menilai bahwa IHSG masih punya peluang penguatan di sisa 2025 meskipun investor asing tercatat meninggalkan pasar saham Tanah Air pada Rabu (8/10/2025).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell mencapai Rp455,25 miliar pada perdagangan hari ini, Rabu (8/10/2025). Sepanjang tahun berjalan, investor asing mencatatkan net sell senilai Rp55,22 triliun hingga hari ini. Alhasil, IHSG pada hari ini mencatatkan pelemahan kinerja setelah mencatatkan all time high selama dua hari perdagangan berturut-turut.

Meskipun begitu, sejumlah analis menilai bahwa IHSG masih memiliki peluang penguatan hingga akhir 2025. Namun, analis memberikan catatan ihwal potensi koreksi ke depannya.

: IHSG Tembus Rekor Baru Dua Kali Sepekan, Tren Penguatan Diprediksi Berlanjut

“IHSG masih solid berkat likuiditas domestik dan inflasi yang terjaga, namun penguatan kini makin selektif,” kata Pengamat Pasar Modal Reydi Octa, Rabu (8/10/2025).

Adapun pada dua perdagangan berturut-turut, sejumlah saham milik Prajogo Pangestu menjadi top leaders penggerak indeks. Pada perdagangan kemarin, misalnya, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) berkontribusi 18,33 poin terhadap laju IHSG, diikuti PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang berkontribusi 8,32 poin, dan PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) turut memberikan kontribusi 6,67 poin terhadap IHSG.

: : Peluang IHSG Usai Tergelincir 0,04% Imbas Aksi Profit Taking Jangka Pendek

Namun, pada perdagangan hari ini, sejumlah saham seperti BREN, CDIA, hingga BRPT mencatatkan diri sebagai top laggards. Selain itu, saham BBCA, BMRI, hingga BBNI turut menahan laju indeks.

Ke depannya, Reydi Octa menilai bahwa penguatan IHSG masih memiliki potensi yang cukup besar, dengan didorong oleh kinerja saham konglomerasi. Meskipun begitu, penguatan yang lebih berkelanjutan dinilai harus ditopang oleh sejumlah saham yang tidak hanya bergantung pada nama besar konglomerasi.

: : IHSG Ditutup Turun Tipis, Saham CDIA, CUAN, BRPT Melaju di Jalur Merah

“IHSG berpeluang lanjut menguat, tapi momentumnya akan melandai. Saham konglomerasi masih bisa menjadi penopang utama, namun reli berkelanjutan butuh dukungan sektor perbankan, konsumsi, dan komoditas logam, karena tidak lepas dari peran investor asing,” tegasnya.

Dalam kondisi saat ini, Reydi menilai bahwa investor sebaiknya memilih saham dengan fundamental yang kuat. Terutama, di tengah kondisi sejumlah saham berfundamental baik justru melemah.

Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menerangkan, saham konglomerasi masih memiliki potensi untuk mendorong laju IHSG di sisa 2025. Terlebih, dalam kondisi sektor penggerak IHSG tengah dalam posisi underperformed.

“Sebenarnya peluangnya masih terbuka lebar terhadap saham konglomerasi yang mendorong laju IHSG, terutama setelah misalnya, indeks konvensional yang menjadi penggerak IHSG, seperti banking masih relatif underperformed,” katanya, Rabu (8/10/2025).

Meskipun begitu, secara umum, Nafan menilai bahwa IHSG masih memiliki sejumlah sentimen positif di sisa 2025. Hal itu tecermin dari proyeksi World Bank terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan ekspektasi pelonggaran moneter ke depannya dinilai menjadi pendorong laju indeks.

Dalam kondisi saat ini, sejumlah saham direkomendasikan oleh Nafan, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan target harga Rp8.100, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dengan target harga Rp8.500, dan PT Astra International Tbk. (ASII) dengan target Rp5.775 per lembar.

Selain itu, sejumlah saham lainnya yang turut direkomendasikan antara lain AUTO, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI, BTPS, ELSA, ERAA, JPFA, TLKM, TUGU, SIDO, dan BNGA.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

You might also like