
MNCDUIT.COM JAKARTA. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan volatilitas yang signifikan, fenomena ini tidak serta-merta mendorong dana pensiun untuk secara agresif mengalokasikan investasinya ke instrumen saham. Ironisnya, banyak saham di sejumlah sektor, termasuk perbankan yang fundamentalnya kokoh, justru masih diperdagangkan pada harga diskon yang menarik.
Menyikapi kondisi pasar tersebut, Dana Pensiun BCA atau yang dikenal sebagai Dapen BCA (DPBCA) mengonfirmasi pengamatannya bahwa valuasi pasar saham saat ini memang berada pada level yang relatif rendah. Level ini, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata historis, khususnya terlihat pada saham-saham di sektor keuangan dan konsumsi yang dikenal memiliki fundamental yang kuat.
Per September 2025, Porsi Investasi Terbesar Dapen BCA di Instrumen SBN
Meski demikian, Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, menegaskan bahwa strategi investasi Dapen BCA tetap berpegang teguh pada prinsip kesinambungan jangka panjang dan kehati-hatian yang merupakan karakteristik fundamental dana pensiun. Oleh karena itu, langkah investasi dilakukan secara sangat selektif, dengan pertimbangan cermat terhadap likuiditas portofolio secara menyeluruh.
Budi menjelaskan lebih lanjut, “Selain mempertimbangkan potensi kenaikan nilai saham atau capital gain, kami juga harus memastikan bahwa penempatan dana pada instrumen saham tidak sedikit pun mengganggu likuiditas portofolio. Hal ini krusial untuk menjaga kemampuan dana pensiun dalam memenuhi kewajiban pembayaran manfaat rutin kepada seluruh peserta,” ungkapnya kepada Kontan, Senin (20/10/2025).
Investasi Dana Pensiun BCA Tetap Konservatif, Porsi Saham Terbuka untuk Naik
Dengan demikian, Budi menerangkan bahwa Dapen BCA tidak memilih untuk melakukan akumulasi saham secara besar-besaran. Sebaliknya, mereka menerapkan strategi peningkatan posisi saham secara bertahap dan terukur, selalu sejalan dengan ketersediaan likuiditas dan kondisi pasar yang berlaku.
“Pendekatan yang hati-hati ini,” lanjut Budi, “diharapkan mampu menjaga keseimbangan optimal antara peluang imbal hasil jangka panjang yang menjanjikan dan kesiapan likuiditas untuk kebutuhan jangka pendek.”
Dapen BCA Tempatkan Investasi Terbesar di Instrumen SBN per Agustus 2025
Terkait portofolio investasi, Budi mengungkapkan bahwa nilai investasi Dapen BCA per September 2025 mencapai angka Rp 6 triliun. Dari total nilai tersebut, porsi penempatan terbesar secara konsisten berada pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dengan alokasi sebesar 37,93%, sementara porsi investasi saham tercatat sebesar 3,65% dari total investasi.
Dapen BCA mengamati valuasi pasar saham saat ini relatif rendah, khususnya pada sektor keuangan dan konsumsi yang fundamentalnya kuat, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan volatilitas. Direktur Utama Dapen BCA, Budi Sutrisno, menegaskan bahwa strategi investasi mereka tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian jangka panjang dan dilakukan secara sangat selektif.
Pendekatan ini bertujuan memastikan penempatan dana pada instrumen saham tidak mengganggu likuiditas portofolio untuk memenuhi kewajiban. Oleh karena itu, Dapen BCA meningkatkan posisi saham secara bertahap dan terukur, bukan akumulasi besar-besaran. Per September 2025, total investasi Dapen BCA senilai Rp 6 triliun, di mana 37,93% dialokasikan ke Surat Berharga Negara (SBN) dan 3,65% ke saham.