
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) diproyeksikan akan menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan mulai tahun 2025, didorong oleh portofolio proyek jalan tolnya yang progresif. Sebagai langkah strategis untuk fokus penuh pada penggarapan proyek-proyek eksisting, CMNP bahkan memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari buku tahun 2024.
Secara lebih rinci, kinerja keuangan CMNP mencatat kenaikan pendapatan tol sebesar Rp 198,66 miliar, atau tumbuh 8,29% secara tahunan (year-on-year/yoy). Peningkatan ini utamanya disokong oleh penyesuaian tarif di ruas Jalan Tol Jakarta (JIUT) dan Simpang Susun Waru Juanda, serta lonjakan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di sejumlah ruas tol utama.
Meskipun demikian, laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp 83,87 miliar, terpengaruh oleh peningkatan beban bunga. Namun, di sisi lain, EBITDA CMNP justru menunjukkan kenaikan yang solid sebesar Rp 36 miliar, mengindikasikan efisiensi operasional yang terjaga.
Saat ini, fokus utama CMNP adalah mempercepat penyelesaian dua proyek jalan tol vital yang sedang dalam tahap konstruksi intensif: Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) dan Harbour Road I (HBR 2).
Untuk proyek Jalan Tol Desari, anak usaha Perseroan, PT Citra Waspphutowa (CW), telah berhasil mengoperasikan Seksi 1 dan 2 ruas Antasari-Brigif-Sawangan sepanjang 12,1 km. Sementara itu, progres pembebasan lahan untuk Seksi 3 ruas Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 km telah mencapai 63,78%. Tak hanya itu, perseroan juga tengah merampungkan Rencana Teknik Akhir untuk Seksi 4 ruas Bojonggede-Salabenda sepanjang 6,4 km, menunjukkan komitmen terhadap penyelesaian menyeluruh.
Fokus Garap Proyek Tahun Ini, Citra Marga Nusaphala (CMNP) Absen Bagi Dividen
Di samping itu, CMNP secara agresif mengerjakan konstruksi Jalan Tol Ancol Timur-Pluit (elevated) atau Harbour Road II, yang dirancang untuk menambah kapasitas koridor Ancol Timur hingga Pluit. Proyek ini digarap bersama kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Girder Indonesia, dengan target operasional bertahap; sisi selatan diharapkan beroperasi awal 2026 dan sisi utara pada awal 2027.
Direktur Utama CMNP, Arief Budhy Hardono, menegaskan bahwa pelaksanaan proyek strategis seperti Jalan Tol HBR2 dan penyelesaian ruas Sawangan-Bojonggede merupakan prioritas utama bagi perseroan. “Meskipun terdapat berbagai tantangan seperti pengadaan lahan dan relokasi utilitas, kami terus mengatasi hambatan tersebut sehingga target operasional dapat tercapai tepat waktu,” ujarnya, menunjukkan determinasi perusahaan.
Untuk mendukung percepatan proyek-proyek strategis ini, CMNP juga berencana melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Aksi korporasi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.232.846.365 lembar saham, di mana dana yang terkumpul akan dialokasikan khusus untuk membiayai proyek-proyek penting tersebut, termasuk kedua ruas tol yang sedang digarap.
Menariknya, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji, menyoroti kinerja CMNP yang cukup menjanjikan di kuartal I 2025. Laporan keuangan per Maret 2025 menunjukkan pendapatan CMNP melonjak menjadi Rp 1,08 triliun, meningkat signifikan dari Rp 890,46 miliar pada Maret 2024. Senada, laba bersih juga terkerek naik menjadi Rp 303,14 miliar di akhir Maret 2025, dibandingkan Rp 270,09 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Sehingga di tahun ini diharapkan kinerjanya juga bertumbuh kinerja fundamentalnya. Jadi nanti dana untuk bagi dividen dalam aksi kooperasi pada tahun depan bisa terbuka lebar,” terang Nafan kepada Kontan, Selasa (24/6), memberikan sinyal positif untuk potensi dividen di masa depan.
CMNP Chart by TradingView
Secara valuasi, posisi harga saham CMNP saat ini dengan price to earning ratio (PER) 6,62x dan price to book value (PBV) 0,60x, sebenarnya masih tergolong menarik bagi investor yang mencari nilai.
Namun, perlu dicatat bahwa CMNP memiliki sejarah distribusi dividen yang tidak rutin. Terakhir kali CMNP membagikan dividen adalah dari buku tahun 2013, yang baru didistribusikan pada tahun 2014. Kondisi ini agaknya membuat investor kurang antusias untuk mengoleksi saham emiten jalan tol ini, yang berimbas pada kurangnya likuiditas pergerakan harga sahamnya. “Maklum juga pergerakan harga sahamnya jadi kurang begitu likuid,” imbuh Nafan, yang pada akhirnya belum memberikan rekomendasi untuk saham CMNP.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan pandangan teknikal untuk pergerakan saham CMNP. Ia mencermati level support di Rp 1.260 per saham dan resistance di Rp 1.360 per saham. Herditya merekomendasikan “buy if break” untuk CMNP, dengan target harga yang lebih ambisius di kisaran Rp 1.420 – Rp 1.470 per saham, menunjukkan potensi kenaikan jika level resistance ditembus.
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari buku tahun 2024 guna memprioritaskan penyelesaian proyek jalan tol strategisnya. Kinerja keuangan menunjukkan kenaikan pendapatan tol sebesar 8,29% secara tahunan, didorong penyesuaian tarif dan lonjakan lalu lintas. Meskipun laba bersih turun akibat peningkatan beban bunga, EBITDA perusahaan justru meningkat. Fokus utama saat ini adalah mempercepat konstruksi Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) dan Harbour Road II (HBR 2) yang ditargetkan beroperasi bertahap mulai 2026.
Untuk mendukung percepatan proyek, CMNP berencana melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III. Analis Mirae Asset Sekuritas menyoroti kinerja CMNP yang menjanjikan di kuartal I 2025 dengan kenaikan pendapatan dan laba bersih, mengindikasikan potensi dividen di masa depan. Meskipun valuasi saham tergolong menarik, riwayat distribusi dividen yang tidak rutin membuat saham CMNP kurang likuid. Analis MNC Sekuritas merekomendasikan “buy if break” untuk saham CMNP dengan target harga yang ambisius.