BUMI Terbitkan Obligasi Akuisisi Tambang: Peluang Investasi atau Risiko?

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersiap menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I senilai Rp 350 miliar. Penerbitan surat utang ini dirancang untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung agenda ekspansi bisnis perseroan sepanjang tahun ini, terutama melalui langkah diversifikasi strategis.

Obligasi tersebut akan diterbitkan dalam tiga seri berbeda. Seri A ditetapkan dengan jumlah pokok Rp 48,75 miliar, menawarkan tingkat bunga tetap 7% per tahun, dan memiliki jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Selanjutnya, Seri B dengan jumlah pokok Rp 107,35 juta menawarkan bunga tetap 8,50% per tahun untuk tenor tiga tahun. Sementara itu, Seri C, sebagai porsi terbesar, mencapai Rp 193,90 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,50% per tahun dan jangka waktu lima tahun.Img BB1rmeiP

Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I BUMI di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 9 Juli mendatang. Surat utang ini juga telah mendapatkan peringkat idA+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), mengindikasikan kualitas kredit yang kuat dan prospek bisnis yang menjanjikan bagi emiten.

Seluruh dana yang terkumpul dari penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan secara strategis oleh BUMI untuk mendanai sebagian dari akuisisi Wolfram Limited. Akuisisi ini sangat signifikan mengingat Wolfram Limited adalah sebuah perusahaan tambang emas dan tembaga yang berbasis di Australia, menandai langkah konkret BUMI dalam diversifikasi portofolio usahanya.

Langkah diversifikasi bisnis BUMI ini menuai respons positif dari kalangan analis. Menurut Andhika Cipta Labora, Analis Kanaka Hita Solvera, penerbitan obligasi ini merupakan strategi fundamental yang sangat penting bagi BUMI untuk beralih ke sektor non-batubara. Diversifikasi ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada komoditas batubara yang volatilitasnya tinggi, sekaligus diyakini akan mendorong peningkatan kinerja Grup Bakrie ini dalam jangka panjang. Andhika menambahkan, tren global menunjukkan banyak negara mulai meninggalkan batubara seiring percepatan transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT).

Senada dengan itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, turut memberikan pandangannya. Ia menyoroti peringkat idA+ dari Pefindo untuk obligasi BUMI, yang secara jelas mencerminkan prospek bisnis yang menjanjikan. Menurutnya, dengan peringkat tersebut, BUMI memiliki kapasitas untuk melunasi kewajiban obligasinya sembari terus memperkuat fundamental perusahaan. Nafan juga secara khusus mengapresiasi pemanfaatan dana obligasi untuk diversifikasi ke sektor pertambangan emas dan tembaga. Langkah ini dinilai sangat tepat mengingat harga batubara yang terus menunjukkan tren pelemahan dalam periode terakhir. Terkait potensi investasi, Nafan merekomendasikan untuk melakukan pembelian saham BUMI jika berhasil menembus level krusial Rp 115 per saham, dengan target harga optimis di Rp 129 per saham.

Ringkasan

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I senilai Rp 350 miliar guna memperkuat modal dan mendukung ekspansi bisnis melalui diversifikasi. Obligasi ini dibagi dalam tiga seri dengan jangka waktu dan tingkat bunga yang berbeda, serta akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli. Surat utang BUMI ini telah memperoleh peringkat idA+ dari Pefindo, mengindikasikan kualitas kredit yang kuat dan prospek bisnis yang menjanjikan.

Dana yang terkumpul dari obligasi tersebut akan dialokasikan untuk membiayai akuisisi Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga di Australia. Langkah diversifikasi ke sektor non-batubara ini bertujuan mengurangi ketergantungan BUMI pada komoditas batubara yang volatil. Analis menilai strategi ini sangat penting untuk mendorong peningkatan kinerja Grup Bakrie dalam jangka panjang, mengingat tren global dan pelemahan harga batubara.

You might also like