BUMD Papua Kebagian Saham Freeport? Ini Kata Kunci dan Peluangnya!

Img AA1JvO7d

MNCDUIT.COM JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan kabar penting terkait penambahan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurut Bahlil, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua akan turut serta mendapatkan bagian dari penambahan kepemilikan saham ini, sebuah langkah strategis yang ditargetkan rampung pada Oktober 2025. Pengumuman ini menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan porsi daerah dalam pengelolaan sumber daya alam vital.

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa pembagian saham kepada BUMD Papua ini akan mulai berlaku pasca-2041. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut di wilayah tambang, sekaligus memastikan keterlibatan aktif daerah dalam pengembangan industri pertambangan. Dengan demikian, partisipasi lokal diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan sektor energi di Papua.

Keputusan ini juga erat kaitannya dengan masa berlaku Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport di Indonesia yang, melalui PTFI, sedianya akan berakhir pada tahun 2041. Namun, dengan proyeksi peningkatan kepemilikan saham Indonesia melalui Mining Industry Indonesia (MIND ID), izin tersebut direncanakan akan diperpanjang secara signifikan hingga tahun 2061. Ini menjadi jaminan keberlanjutan operasi PTFI di Indonesia dalam jangka panjang.

Menteri Bahlil Ungkap Tahap Akhir Divestasi Saham Freeport Diputuskan Oktober

Dalam proses penambahan saham ini, Pemerintah Indonesia, ditegaskan Bahlil, berupaya keras untuk memperolehnya dengan nilai pembelian yang seminimal mungkin. Ia menyatakan bahwa tidak ada valuasi khusus yang akan diterapkan untuk penambahan saham ini, sehingga harganya dapat ditekan serendah-rendahnya. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa akuisisi ini memberikan keuntungan maksimal bagi negara dan daerah, khususnya bagi BUMD Papua dan MIND ID sebagai entitas penerima.

Saat ini, Kementerian ESDM sedang berada pada fase finalisasi proses divestasi saham Freeport Indonesia. Target yang ingin dicapai adalah penambahan saham Indonesia sebesar di atas 10% dari kepemilikan saat ini. Ini merupakan langkah krusial untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas di salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia.

Jika target ini berhasil dicapai, maka porsi kepemilikan saham Indonesia di PTFI akan meningkat secara signifikan. Dari yang semula 51,23%, Indonesia setidaknya akan memegang 61,23% saham. Konsekuensinya, porsi kepemilikan saham Freeport-McMoRan, yang saat ini sebesar 48,77%, akan berkurang menjadi sekitar 38,77%. Pergeseran ini menunjukkan dominasi kendali Indonesia yang semakin kuat atas operasional dan keuntungan PTFI di masa mendatang.

Ringkasan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua akan memperoleh bagian dari penambahan kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI). Proses penambahan saham ini ditargetkan selesai pada Oktober 2025, namun pembagian saham untuk BUMD Papua akan berlaku setelah tahun 2041. Kebijakan ini sekaligus mendukung rencana perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI hingga tahun 2061, dari sebelumnya berakhir pada 2041, untuk mendorong eksplorasi dan partisipasi daerah.

Pemerintah berupaya memperoleh saham tambahan ini dengan nilai pembelian seminimal mungkin, tanpa valuasi khusus. Kementerian ESDM sedang memfinalisasi proses divestasi dengan target penambahan saham Indonesia sebesar di atas 10%. Jika berhasil, kepemilikan saham Indonesia di PTFI akan meningkat signifikan dari 51,23% menjadi minimal 61,23%, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas.

You might also like