BTC Masih Bisa Naik? Tensi AS-China Memanas, Ini Analisanya!

Img AA1GiUjF

MNCDUIT.COM – JAKARTA. Ketegangan yang menyelimuti diskusi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali menjadi sorotan utama, memicu antisipasi di pasar menjelang berakhirnya penundaan kebijakan tarif. Di tengah penantian kritis ini, potensi penguatan Bitcoin, mata uang kripto terbesar, masih terlihat terbuka.

Data real time dari Coinmarketcap pada Minggu (8/6) pukul 17.38 WIB menunjukkan bahwa Bitcoin (BTC), sebagai koin utama di pasar kripto, berhasil mempertahankan fase bullish-nya. Harga Bitcoin terpantau berada di level US$ 105.259 per koin, mencatat penguatan tipis 0,12% dalam sehari dan kenaikan signifikan 1,29% secara mingguan.

Pencapaian level harga Bitcoin ini dianggap positif, terutama mengingat minimnya sentimen positif di pasar kripto saat ini. Menurut Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, para investor masih dihantui kekhawatiran akan potensi kenaikan inflasi yang dipicu oleh kebijakan tarif AS.

“Secara umum, baik pasar saham di Amerika Serikat maupun pasar kripto masih berada dalam mode ‘wait and see’,” jelas Fahmi dalam keterangan resmi pada Kamis (8/6). Ia menambahkan bahwa fokus investor tertuju pada kejelasan data ekonomi dan perkembangan terkait arah kebijakan suku bunga The Fed.

Harga Bitcoin (BTC) Kembali Melesat, Bakal Berlanjut?

Fahmi lebih lanjut mengamati bahwa pergerakan di pasar kripto cenderung stagnan selama sepekan terakhir. Volatilitas, khususnya pada aset-aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar seperti Bitcoin, juga tidak terlalu tinggi.

Stagnasi ini sebagian besar disebabkan oleh aksi profit taking Bitcoin setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 23 Mei lalu. Namun, Fahmi melihat efek ini mulai mereda, terbukti dari adanya aliran dana masuk neto ke ETF Bitcoin spot sebesar US$ 87 juta pada 4 Juni. Aliran dana ini terjadi bahkan setelah Presiden AS Donald Trump mengunggah pernyataan negatif di media sosialnya terkait Presiden China Xi Jinping, menunjukkan resiliensi pasar.

“Meskipun angka tersebut mungkin tidak terlihat terlalu signifikan, namun keberadaan aliran dana masuk ke ETF Bitcoin di tengah situasi yang ada mengindikasikan kepercayaan diri yang cukup tinggi dari investor AS terhadap proyeksi Bitcoin ke depan,” tegas Fahmi.

Selain itu, Fahmi juga menyoroti data on-chain, seperti indikator MVRV Z-Score, yang secara kuat mengindikasikan bahwa potensi kenaikan lanjutan untuk Bitcoin masih terbuka lebar.

Ia menjelaskan, jika kenaikan harga Bitcoin tidak berlanjut secara langsung dalam beberapa pekan ke depan, siklus pasar mungkin akan menghadapi skenario yang serupa dengan pertengahan tahun 2019. Saat itu, reli utama dalam fase bullish siklus tersebut baru mulai terlihat sekitar setahun kemudian.

Meskipun demikian, Fahmi menilai sangat kecil kemungkinan bahwa situasi pasar saat ini mengindikasikan dimulainya fase bearish.

“Apabila reli tidak segera berlanjut dalam waktu dekat dan pasar kripto memasuki zona sideways, maka tren bullish yang ada saat ini berpotensi dapat berlangsung lebih lama,” pungkas Fahmi, “ini akan memberikan waktu lebih banyak bagi para investor untuk mengambil keuntungan dari momentum tersebut.”

Ringkasan

Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menjadi sorotan utama, memicu antisipasi di pasar menjelang berakhirnya penundaan kebijakan tarif. Di tengah kondisi ini, Bitcoin (BTC) berhasil mempertahankan fase bullishnya, dengan harga US$105.259 per koin pada 8 Juni, menunjukkan penguatan harian dan mingguan. Menurut Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, pencapaian ini positif meskipun investor masih dihantui kekhawatiran akan potensi kenaikan inflasi.

Stagnasi pasar kripto akibat aksi profit taking mulai mereda, terbukti dari adanya aliran dana masuk neto ke ETF Bitcoin spot sebesar US$87 juta pada 4 Juni. Fahmi Almuttaqin mengamati bahwa data on-chain juga mengindikasikan potensi kenaikan harga Bitcoin lebih lanjut. Ia menilai sangat kecil kemungkinan bahwa situasi pasar saat ini mengindikasikan dimulainya fase bearish, bahkan tren bullish berpotensi dapat berlangsung lebih lama.

You might also like