Polisi negara bagian Utah, Amerika Serikat, telah mengidentifikasi Tyler Robinson sebagai tersangka utama dalam insiden penembakan fatal yang menewaskan aktivis konservatif terkemuka, Charlie Kirk, di Utah Valley University pada Selasa, 9 September.
Dilansir Reuters pada Sabtu, 13 September, Robinson berhasil ditangkap pada Kamis malam tanpa perlawanan berarti. Penangkapan ini menyusul laporan dari seorang kenalan keluarganya yang mengungkapkan bahwa pemuda berusia 22 tahun itu sempat mengakui perbuatannya.
Gubernur Utah, Spencer Cox, menyampaikan apresiasi mendalam kepada keluarga Robinson atas kerja sama mereka yang krusial. “Mereka telah melakukan hal benar dalam kasus ini dan membantu aparat hukum,” ujar Cox dalam konferensi pers pada Jumat, 12 September. Ia menambahkan, “Melalui suatu proses, keluarga mengetahui bahwa hal ini memang terjadi,” menggarisbawahi peran penting mereka dalam mengungkap kebenaran.
Direktur FBI, Kash Patel, mengungkapkan bahwa hingga Jumat pagi, pihaknya telah menerima lebih dari 11.000 laporan dari masyarakat terkait kasus ini. Angka tersebut menjadikannya jumlah laporan terbanyak sejak tragedi bom Boston Marathon pada tahun 2013, menunjukkan betapa besarnya perhatian publik terhadap kasus ini.
Dalam proses penyelidikan intensif, aparat penegak hukum mengandalkan rekaman kamera CCTV serta bukti digital dari profil tersangka di platform Discord. Bukti-bukti tersebut secara kuat menghubungkan Robinson dengan aksi penembakan Charlie Kirk.
Kirk, yang berusia 31 tahun, adalah sosok yang sangat dekat dengan mantan Presiden AS Donald Trump. Ia dikenal luas karena perannya yang signifikan dalam membangun basis dukungan Partai Republik di kalangan pemilih muda untuk menghadapi pemilihan presiden AS 2024.
Tragisnya, Kirk tewas akibat satu tembakan tunggal yang mengenai lehernya. Peluru tersebut dilepaskan dari atap gedung saat ia sedang berbicara di panggung acara kampus terbuka yang dihadiri sekitar 3.000 orang. Presiden Trump sendiri menyebut insiden ini sebagai “pembunuhan keji,” menyoroti kekejaman di balik serangan tersebut. Tidak jauh dari lokasi kejadian, polisi menemukan senapan jenis bolt-action yang diyakini sebagai senjata yang digunakan oleh Robinson.
Peristiwa mengerikan ini segera memicu gelombang kemarahan di kalangan pendukung Kirk dan menuai kecaman keras atas fenomena kekerasan politik. Kecaman datang dari spektrum politik yang luas, mulai dari Partai Demokrat, Partai Republik, hingga pemerintah asing.
“Itu adalah serangan terhadap kita semua,” kata Gubernur Utah, yang menyebut pembunuhan Kirk sebagai titik balik kelam dalam sejarah Amerika. Cox bahkan membandingkan insiden ini dengan gelombang pembunuhan politikus di AS pada era 1960-an, mengisyaratkan dampak jangka panjang yang mungkin ditimbulkannya.
Perbedaan Pandangan Politik
Meskipun Gubernur Cox enggan berspekulasi mengenai motif pasti yang melandasi pembunuhan Charlie Kirk, ia mengungkapkan detail penting: salah satu selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian bertuliskan pesan provokatif: “Here fascist! CATCH” (Nih, fasis! Tangkap). Pesan ini secara implisit menyiratkan motif politik yang kuat di balik serangan brutal tersebut.
Seiring berjalannya penyelidikan, sejumlah detail mengenai kehidupan Tyler Robinson mulai terungkap pada Jumat, 12 September. Cox menjelaskan bahwa tersangka telah lama tinggal bersama keluarganya di Washington County, sebuah wilayah di barat daya Utah yang berbatasan dengan Arizona dan Nevada.
Catatan negara menunjukkan bahwa Robinson tidak memiliki riwayat kriminal yang tercatat. Ia terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu, meskipun ia tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, menampilkan citra warga biasa di mata publik.
Robinson masih tercatat sebagai mahasiswa tahun ketiga di program magang kelistrikan Dixie Technical College. Sebelumnya, ia pernah memperoleh beasiswa penuh selama empat tahun di Utah State University, Logan, namun hanya bertahan satu semester di sana.
Seorang tetangganya, Steven Green, mengaku mengenal baik keluarga Robinson karena mereka sama-sama beribadah di gereja Mormon setempat, memberikan gambaran sekilas tentang latar belakang sosial tersangka.
Menurut keterangan keluarga kepada penyidik, dalam beberapa tahun terakhir Robinson menunjukkan ketertarikan yang semakin besar pada isu-isu politik dan pernah secara terang-terangan menyatakan tidak menyukai pandangan Charlie Kirk.
Kirk sendiri dikenal sebagai aktivis sayap kanan yang vokal, pro-Israel, dan secara terbuka menentang keras komunitas LGBT. Ia juga sering disebut sebagai seorang misoginis karena pandangan-pandangannya yang kontroversial. Kirk kerap menggelar acara “Prove Me Wrong” di berbagai tempat, sebuah format debat terbuka yang mengundang siapa saja untuk beradu argumen dengannya secara langsung, seringkali memicu perdebatan sengit.
Polisi negara bagian Utah telah menangkap Tyler Robinson, 22 tahun, sebagai tersangka utama dalam insiden penembakan fatal yang menewaskan aktivis konservatif Charlie Kirk, 31 tahun, di Utah Valley University pada 9 September. Penangkapan Robinson pada Kamis malam menyusul pengakuan kepada kenalan keluarga dan kerja sama krusial dari keluarganya. Bukti dari rekaman CCTV, profil Discord, serta lebih dari 11.000 laporan publik juga menguatkan keterlibatannya dalam kasus ini.
Charlie Kirk, aktivis sayap kanan pro-Trump yang vokal dengan pandangan kontroversial, tewas akibat satu tembakan di lehernya saat berpidato di acara kampus. Insiden ini memicu kemarahan publik dan kecaman luas terhadap kekerasan politik, bahkan dibandingkan dengan gelombang pembunuhan politikus era 1960-an. Meskipun motif pasti masih diselidiki, temuan selongsong peluru bertuliskan “Here fascist! CATCH” dan pengakuan Robinson yang tidak menyukai pandangan Kirk mengindikasikan kuatnya motif politik di balik serangan tersebut.