Berlian Investasi 2024: Masihkah Menguntungkan untuk Diversifikasi Portofolio?

Pernah dengar ungkapan “diamond is forever”? Tampaknya kilau abadi berlian kini tak lagi seiring dengan potensi keuntungan finansial. Dalam beberapa tahun terakhir, harga berlian mengalami penurunan yang signifikan, mengubah posisinya dari aset investasi menarik menjadi sekadar barang koleksi atau simbol status.

Menurut Budi Raharjo, Direktur OneShildt, saat ini berlian lebih sering berfungsi sebagai koleksi atau alat penyimpanan kekayaan yang mudah dipindahtangankan. Budi menjelaskan bahwa meskipun nilai berlian tinggi, karakteristik likuiditasnya yang rendah menjadikannya kurang ideal untuk investasi jangka pendek. Ia menambahkan, “Kalau dijual cepat, harganya bisa jatuh jauh di bawah harga beli.”

Salah satu pemicu utama penurunan harga berlian tambang adalah meroketnya popularitas Lab-Grown Diamond (LGD), atau berlian hasil laboratorium. Meskipun secara komposisi kimia dan tampilan fisik hampir tidak dapat dibedakan dari berlian alami, harga berlian laboratorium jauh lebih terjangkau.

Budi Raharjo menguraikan bahwa perbedaan faktor kelangkaan merupakan alasan utama mengapa berlian hasil laboratorium dapat ditawarkan dengan harga yang lebih kompetitif dibanding berlian tambang. Tren adopsi ini terlihat jelas dari data Forbes; pada tahun 2015, berlian laboratorium hanya menyumbang 1% dari penjualan global, namun angkanya melonjak drastis hingga 20% pada tahun 2024. Bahkan di segmen cincin pertunangan, data The Knot mengungkapkan bahwa 52% berlian yang digunakan pada tahun 2024 adalah berlian hasil laboratorium, naik signifikan dari hanya 12% pada tahun 2019.

Tak hanya dari sisi suplai, pasar berlian juga menghadapi tekanan kuat dari melemahnya sisi permintaan, terutama saat kondisi ekonomi global kurang kondusif. Di tengah ketidakpastian ini, banyak individu cenderung melepaskan koleksi berlian mereka demi mendapatkan likuiditas, alih-alih melakukan pembelian. Budi Raharjo menegaskan, “Dalam kondisi ekonomi melemah, tekanan harga makin besar karena lebih banyak orang ingin menjual berlian dibanding membeli.”

Data terbaru dari StoneAlgo memperlihatkan fluktuasi harga berlian yang cukup mencolok. Untuk berlian tambang, dalam setahun terakhir:

  • Berlian 0,5 karat mengalami penurunan 11,47% menjadi US$ 1.065.
  • Berlian 1 karat turun 11,41% menjadi US$ 3.897.

Penurunan ini berlanjut dalam sebulan terakhir, dengan berlian 0,5 karat turun 2,38% dan berlian 1 karat turun 1,32%.

Sementara itu, harga Lab-Grown Diamond juga menunjukkan pola perubahan yang menarik:

  • Berlian 0,5 karat mengalami penurunan 10,86% dalam setahun, meskipun dalam sebulan terakhir terjadi kenaikan tipis 1,27% menjadi US$ 320.
  • Berlian 1 karat ambles 16,32% dalam setahun, dan masih turun 4,21% dalam sebulan terakhir menjadi US$ 569.

Meskipun prospek investasi berlian jangka pendek terlihat kurang cerah, Budi Raharjo berpendapat bahwa berlian masih relevan sebagai alat diversifikasi portofolio bagi kalangan tertentu. Kuncinya terletak pada pemilihan jenis berlian. Budi menyarankan, “Jika memang tujuannya untuk investasi dan koleksi jangka panjang, maka lebih tepat membeli berlian tambang. Nilainya lebih terjaga dibandingkan berlian laboratorium.”

Ringkasan

Harga berlian tambang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, mengubah posisinya dari aset investasi menjadi lebih berfungsi sebagai koleksi atau simbol status. Hal ini terutama disebabkan oleh popularitas Lab-Grown Diamond (LGD) yang lebih terjangkau dan karakteristik likuiditas berlian yang rendah, serta melemahnya permintaan di tengah kondisi ekonomi global.

Meskipun prospek investasi jangka pendek terlihat kurang cerah, berlian, khususnya berlian tambang, masih relevan sebagai alat penyimpanan kekayaan dan diversifikasi portofolio jangka panjang. Nilai berlian tambang dianggap lebih terjaga dibandingkan berlian hasil laboratorium untuk tujuan investasi dan koleksi jangka panjang.

You might also like