
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Petrosea Tbk memasuki fase strategis yang dinilai menjadi titik balik penting bagi pertumbuhan jangka panjang perseroan. Setelah beberapa tahun tertekan karena tingginya biaya pra-operasi dan kontribusi terbatas dari aset hasil akuisisi, emiten berkode saham PTRO ini bisa melaju dengan pijakan yang jauh lebih solid.
Melansir laporan keuangan Petrosea kuartal III-2025, Selasa (9/12/2205), sepanjang sembilan pertama 2025, perusahaan ini telah mencetak laba bersih US$ 6,93 juta, meningkat 141,8% secara tahunan.
Capaian itu didorong kenaikan pendapatan bersih 18,42% menjadi US$ 603,84 juta, terutama dari segmen konstruksi & rekayasa dan penambangan, serta perbaikan margin operasi. Per September 2025, aset PTRO mencapai US$ 1,39 miliar. Sedangkan kas dan setara kas mencapai US$ 66,06 juta.
CUAN Patok Kontribusi PTRO Capai 50% Terhadap Pendapatan pada 2026
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap, menilai PTRO tengah berada pada momentum ekspansi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, ditopang lonjakan kontrak multikomoditas bernilai jumbo dan kolaborasi dengan klien papan atas.
“PTRO kini memasuki fase pertumbuhan signifikan yang didukung kontrak besar dan terdiversifikasi di batu bara, nikel, serta tembaga/emas, bersama klien blue-chip seperti Vale, Freeport, BP Berau, dan ekosistem CUAN,” ujar Juan dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Portofolio proyek perseroan terus menanjak. Sepanjang 2024, PTRO mengantongi kontrak baru sekitar US$ 1,9 miliar, mencakup proyek EPC BP Berau, HPAL Pomalaa milik Vale, dan Daya Bumindo Karunia, serta kontrak pertambangan dengan Pasir Bara Prima dan Global Bara Mandiri.
Akselerasi ini berlanjut pada 2025, ketika PTRO kembali mengamankan kontrak sekitar US$ 1,5 miliar dari Niaga Jasa Dunia, Bara Prima Mandiri, Freeport Indonesia, hingga kontrak 10 tahun jasa pengupasan lapisan tanah untuk INCO di Bahodopi, Sulawesi. Alhasil, total backlog PTRO menembus US$ 4,5 miliar, memberikan visibilitas pendapatan jangka panjang yang kuat.
Laba Melejit 141%, PTRO Jadi Primadona Baru Sektor Tambang, Simak Rekomendasinya
Tak hanya mempertebal basis kontrak, PTRO juga agresif memperluas arena bisnis. Ekspansi ke layanan EPC/EPCI digenjot melalui akuisisi Hafar dan Scan-Bilt, sekaligus membuka pintu ke proyek-proyek internasional. Langkah ini dinilai akan mengerek profitabilitas secara berkelanjutan.
Ekspansi PTRO ke segmen EPC/EPCI melalui akuisisi Hafar dan Scan-Bilt, ditambah peningkatan eksposur proyek internasional, kata Juan, berpotensi mendorong kenaikan margin EBITDA menjadi lebih dari 19,2% pada 2026 dibanding 14,0% pada 2024. ROE juga diproyeksikan melonjak ke 12,5% dari 3,9% seiring ramp-up proyek utama.
Dengan momentum ini, pasar dinilai berpeluang memberikan re-rating yang lebih kuat kepada PTRO, didorong prospek kenaikan kapitalisasi serta peluang masuk ke indeks global.
Dia bilang, dengan proyeksi peningkatan kinerja mulai 2026 dan perbaikan ROE, PTRO memiliki peluang re-rating harga yang signifikan, sejalan dengan potensi saham untuk masuk indeks MSCI big cap. Samuel Sekuritas merekomendasikani spec-buy untuk PTRO dengan target harga Rp17.000.
Pada perdagangan Selasa (9/12/2205), saham PTRO ditutup di level Rp 10.400. Dalam sebulan terakhir telah meningkat 21,64% dan sepanjang tahun ini sudah meroket 276,4%.