
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) telah merampungkan transaksi pembelian aset milik PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini resmi mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha SMRA, dengan nilai transaksi mencapai Rp 536,28 miliar. Transaksi tersebut diselesaikan pada 28 November 2025.
Direktur Utama BUVA Satrio menyampaikan, akuisisi PT Bukit Permai Properti merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan. Aksi korporasi ini ditujukan untuk memperkuat dan memperluas portofolio BUVA di segmen perhotelan, properti premium, serta pariwisata.
Ini Alasan Emiten Milik Happy Hapsoro Bukit Uluwatu (BUVA) Akuisisi Aset SMRA
Satrio juga menerangkan PT Bukit Permai Properti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang real estate dengan aset lahan yang berlokasi tepat di sebelah Alila Villa Uluwatu, salah satu properti unggulan BUVA.
“Dengan lokasi yang strategis dan kedekatannya dengan aset eksisting perusahaan, pengambilan ini akan dipandang memberikan potensi sinergi yang signifikan, baik dari sisi operasional, pemasaran maupun pengelolaan aset yang diharapkan dapat memperluas landbank perusahaan di Uluwatu yang merupakan kawasan premium di Bali,” kata Satrio dalam agenda paparan publik, Selasa (16/12/2025).
Satrio juga menerangkan luas area dari aset yang diakuisisi tersebut mencapai 19 hektar.
Secara rinci, BUVA mengambil alih saham Bukit Permai Properti milik PT Summarecon Bali Indah (SBI) dan PT Bali Indah Development (BID) dengan total sebanyak 99,99% dari total modal disetor dan ditempatkan Bukit Permai.
Nilai transaksi yang dibayarkan BUVA untuk transaksi pengambilalihan saham Bukit Permai ialah sebesar Rp 536,23 miliar atau sebesar 37,47% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2025.
Nilai total aset Bukit Permai berdasarkan laporan keuangan per tanggal 30 Juni 2025 dibagi nilai total aset adalah sebesar 23,47%.
Dalam rinciannya, SMRA melepas 335,27 juta saham PT Bukit Permai Properti milik PT Summarecon Bali Indah (SBI) senilai Rp 375,45 miliar dan 143,56 juta saham PT Bukit Permai Properti milik PT Bali Indah Development (BID) senilai Rp 160,77 miliar.
Selain itu, BID juga melego 50.000 saham kepada PT Nusantara Bali Realti, anak usaha BUVA, senilai Rp 53,63 juta.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menilai aksi akuisisi tersebut berpotensi menjadi katalis positif dalam jangka menengah hingga panjang bagi BUVA.
Pasalnya, transaksi ini dapat berdampak pada peningkatan pendapatan BUVA serta membuka peluang kerja sama strategis ke depan.
“Tapi, investor tetap perlu mencermati aspek pengakuan pendapatan dan struktur pendanaan BUVA. Dengan pertimbangan tersebut, saham BUVA dinilai lebih cocok sebagai speculative buy dengan target harga di level Rp 1.800,” ujar Indy kepada Kontan, Rabu (16/12/2025).
Head of Retail Research MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menyampaikan secara teknikal, posisi harga saham BUVA masih berada di fase uptrend dan masih berada di atas MA20.
“Indikator MACD masih berada di area positif, namun pergerakannya sudah cenderung menyempit dan rawan terjadinya deadcross meskipun stochastic berpeluang menguat di area netral,” kata Herditya kepada Kontan, Selasa (16/12/2025).
Transaksi Selesai, Bukit Uluwatu (BUVA) Resmi Akuisisi Aset Summarecon (SMRA)
Herditya melihat support BUVA di Rp 1.355 per saham dan resistance Rp 1.530. Ia juga menyarankan trading buy saham BUVA di target harga Rp 1.605-Rp 1.660 per saham.
Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project William Hartanto juga mengamini bahwa pergerakan harga saham BUVA saat ini dalam tren menguat, “Dengan level support Rp 1.355 dan resistance Rp 1.650 per saham,” ucap William.
William menyarankan buy saham BUVA dengan target harga Rp 1.650 hingga Rp 1.800 per saham.