
MNCDUIT.COM JAKARTA. Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) bersiap merilis Reksa Dana Bursa (RDB) berbasis emas, yang dikenal sebagai Exchange Traded Fund (ETF) Emas Syariah.
Produk ETF berbasis emas ini melibatkan enam institusi utama yaitu Bahana TCW sebagai Manajer Investasi, PT Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan, PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai Bank Kustodian, PT Pegadaian (Persero) sebagai Penyedia Emas, serta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini mengatakan ETF Emas Syariah ini diharapkan dapat menjawab tingginya permintaan investor ritel maupun institusi terhadap instrumen investasi emas yang mudah diakses, likuid, dan terkelola secara profesional.
Menimbang Prospek Kinerja MDKA, MBMA, dan EMAS pada 2026, Begini Rekomendasinya
Nantinya, produk ETF ini memiliki fitur-fitur yang lebih kompetitif dibanding investasi emas secara fisik atau konvensional. Seperti harga real-time selama jam bursa, spread yang lebih kompetitif, transaksi digital, serta pengelolaan oleh manajer investasi dan bank kustodian.
Selain itu, produk ini dirancang dengan denominasi Rupiah (IDR) dan sesuai prinsip syariah. “Emas telah terbukti menjadi aset safe haven dan lindung nilai terbaik, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang meningkat,” ujar Rukmi dalam keterangan resmi, Jumat (19/12/2025).
Adapun, harga penawaran umum akan diumumkan kemudian (TBA), dengan minimum pembelian 1 Unit Kreasi atau 100.000 Unit Penyertaan. Batas minimum penjualan dan maksimum penjualan juga 1 Unit Kreasi atau 100.000 Unit Penyertaan.
Saat ini emas menjadi instrumen investasi yang paling digemari tak hanya masyarakat Indonesia, tapi juga secara global.
Di Indonesia, harga emas melonjak 55% sepanjang 2025, mencapai Rp 2,3 juta per gram. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan peluncuran ETF emas pertama pada akhir kuartal IV 2025, membuka peluang bagi investor ritel dan institusi untuk mengakses emas secara lebih efisien.
Begini Proyeksi Kinerja Surya Permata Andalan (NATO) Pasca Berganti Pengendali
Di tengah tren global dan nasional yang diprediksi semakin positif, peluncuran ETF Emas ini dinilai dilakukan pada waktu yang tepat.
Merujuk pada data yang disajikan oleh World Gold Council, secara global, dana kelolaan/Asset Under Management (AUM) ETF emas telah mencapai USD 472 miliar (atau setara kurang lebih Rp 7.929 Triliun) per akhir September 2025.
“Melalui kolaborasi strategis ini, kami menghadirkan ETF Emas yang likuid, transparan, dan terjangkau. Ini adalah langkah Bahana TCW untuk memperluas pilihan diversifikasi portofolio bagi investor ritel maupun institusi, sekaligus meningkatkan inklusi dan literasi keuangan Syariah di Indonesia,” pungkas Rukmi.