
MNCDUIT.COM JAKARTA. Emiten cat terkemuka di Indonesia, PT Avia Avian Tbk (AVIA), secara resmi telah bergabung dengan United Nations Global Compact (UNGC). Langkah strategis ini menandai komitmen AVIA untuk menjadi bagian dari jaringan global yang mempromosikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan serta tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengapresiasi keputusan AVIA ini sebagai inisiatif penting yang berpotensi memperkuat fondasi Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan. Menurut Ekky, integrasi AVIA dalam UNGC bukanlah sekadar upaya pencitraan, melainkan sebuah strategi jangka panjang yang fundamental.
“Langkah AVIA ini berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) yang nyata melalui efisiensi energi, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta pengembangan produk-produk yang ramah lingkungan,” jelas Ekky kepada Kontan, pada 11 Juni. Hal ini menunjukkan fokus perusahaan pada keberlanjutan operasional yang berdampak positif.
Lebih lanjut, Ekky menambahkan bahwa komitmen AVIA terhadap prinsip-prinsip ESG ini didukung oleh rencana kerja yang solid, bertumpu pada empat pilar utama. Perusahaan juga menunjukkan kesiapan untuk melaporkan perkembangan secara transparan melalui dokumen Communication on Progress (CoP). Transparansi ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik AVIA di mata investor institusional, khususnya mereka yang menjadikan kriteria ESG sebagai pertimbangan utama dalam strategi investasi mereka.
Penguatan posisi ESG ini, menurut Ekky, juga membuka peluang baru bagi AVIA untuk mengakses instrumen pendanaan berkelanjutan, seperti green bond. Selain itu, langkah ini berpotensi memperluas jangkauan pasar AVIA ke segmen konsumen yang semakin sadar akan isu lingkungan, sejalan dengan tren global yang menekankan produk-produk berkelanjutan.
Meskipun demikian, Ekky menggarisbawahi bahwa dampak pengumuman ini terhadap harga saham AVIA kemungkinan masih terbatas dalam jangka pendek. Ia menjelaskan, “Industri cat sangat kompetitif dan sensitif terhadap fluktuasi harga bahan baku global.” Namun, ia menambahkan, keberhasilan implementasi strategi ESG ini dapat menjadi katalis signifikan bagi AVIA dalam jangka menengah hingga panjang.
Ekky menilai bahwa jika strategi keberlanjutan ini dijalankan secara konsisten dan AVIA berhasil mengembangkan portofolio produk yang inovatif serta ramah lingkungan, potensi peningkatan pendapatan dan margin laba perusahaan akan semakin terbuka lebar. Ini mencerminkan prospek positif bagi pertumbuhan bisnis AVIA di masa depan.
Di sisi lain, Ekky juga mengingatkan adanya risiko jika komitmen ESG tersebut tidak diimplementasikan secara nyata. Kegagalan dalam realisasi dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan skeptisisme dari para investor. Selain itu, biaya tambahan yang mungkin timbul pada tahap awal implementasi ESG juga berpotensi memberikan tekanan pada struktur biaya perusahaan.
Dari perspektif pergerakan harga saham, Ekky mengamati bahwa saham AVIA telah menunjukkan tren rebound yang stabil sejak Februari 2025. Dalam jangka menengah, ia melihat tren penguatan ini masih terbuka, dengan target harga awal di kisaran Rp 500. “Apabila strategi ESG dieksekusi dengan baik, tidak menutup kemungkinan saham AVIA dapat bergerak menuju level Rp 580 hingga Rp 600,” pungkasnya, memberikan pandangan optimis terhadap valuasi saham AVIA.
PT Avia Avian Tbk (AVIA) secara resmi bergabung dengan United Nations Global Compact (UNGC), menunjukkan komitmen pada praktik bisnis berkelanjutan dan tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengapresiasi langkah ini sebagai inisiatif penting yang memperkuat fondasi ESG dan berpotensi menciptakan nilai. Keanggotaan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik AVIA di mata investor institusional dan membuka akses pendanaan berkelanjutan.
Dampak langsung pada harga saham AVIA diperkirakan terbatas dalam jangka pendek, namun implementasi strategi ESG yang konsisten dapat menjadi katalis signifikan bagi peningkatan pendapatan dan margin dalam jangka menengah hingga panjang. Saham AVIA menunjukkan tren penguatan sejak Februari 2025, dengan Ekky memprediksi potensi target harga Rp 500 hingga Rp 600 jika strategi ESG dieksekusi dengan baik. Namun, ada risiko jika komitmen ESG tidak terealisasi dapat merusak reputasi dan memicu skeptisisme investor.