
MNCDUIT.COM JAKARTA. Pasar keuangan Indonesia kembali menghadapi tekanan signifikan menyusul mengeringnya aliran dana asing, terutama di sektor obligasi pemerintah.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pada periode transaksi 28–30 Juli 2025, investor nonresiden mencatatkan aksi jual bersih atau net sell senilai Rp 1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, menganalisis bahwa penarikan dana asing dari Indonesia ini dipicu oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% – 4,5%. Ia menjelaskan, sentimen pasar pada pekan sebelumnya cenderung negatif, yang kemudian menyebabkan kenaikan yield obligasi.
Kendati demikian, Ramdhan mengamati bahwa pergeseran dana asing dari pasar keuangan domestik ini berpotensi bersifat sementara, khususnya untuk pasar obligasi. Pandangan ini didukung oleh tren penurunan yield obligasi pemerintah. “Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun kita hari ini telah berada di bawah 6,5%,” imbuhnya.
Tercatat pada Senin (4/8) pukul 19.45 WIB, berdasarkan data Trading Economics, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun telah mencapai level 6,47%, menurun 0,11% dibandingkan sesi sebelumnya.
Meski demikian, Ramdhan mewaspadai bahwa dana asing yang ditarik dari pasar obligasi pekan lalu, meskipun diprediksi sementara, kemungkinan besar dialihkan ke aset-aset safe haven seperti dolar Amerika Serikat (AS) atau bahkan US Treasury.
Sebagai gambaran lebih luas, pada transaksi pekan terakhir Juli 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat total capital outflow dari modal asing mencapai angka signifikan Rp 16,24 triliun. Angka tersebut mencakup net sell di pasar SBN yang melampaui Rp 1 triliun, diikuti oleh penjualan bersih sebesar Rp 2,27 triliun di pasar saham, serta outflow masif Rp 12,6 triliun dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Investor asing mencatat aksi jual bersih sebesar Rp 1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia pada periode 28–30 Juli 2025. Penarikan dana ini dianalisis terjadi akibat sentimen negatif pasar setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya. Dana yang ditarik kemungkinan dialihkan ke aset-aset safe haven seperti dolar AS atau US Treasury.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia mencatat total capital outflow dari modal asing mencapai Rp 16,24 triliun pada pekan terakhir Juli 2025, termasuk penjualan bersih di saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Meskipun demikian, aliran keluar dana dari pasar obligasi ini berpotensi bersifat sementara. Hal ini didukung oleh tren penurunan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang telah mencapai 6,47%.