
MNCDUIT.COM , JAKARTA – TotalEnergies, raksasa energi asal Prancis, secara resmi menandai kembalinya kehadirannya di sektor hulu migas Indonesia melalui akuisisi 24,5% hak partisipasi (PI) atas blok migas Bobara di Papua Barat. Kesepakatan penting ini, yang diteken melalui Penandatanganan Farm Out Agreement (FOA) dengan Petronas di gelaran Energy Asia 2025, Kuala Lumpur, Malaysia, menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat investasi migas di Tanah Air.
Meskipun Petronas akan tetap memegang kendali sebagai operator Blok Bobara melalui anak perusahaannya, Petronas Energy Bobara Sdn Bhd, kehadiran TotalEnergies diharapkan membawa angin segar. Dengan rekam jejak keahlian teknis dan pengalaman globalnya yang mumpuni, TotalEnergies akan berperan krusial dalam memperkuat program eksplorasi dan pengembangan blok migas strategis ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, keberhasilan akuisisi TotalEnergies merupakan buah dari pendekatan strategis dan proaktif pemerintah dalam menciptakan iklim investasi migas yang menarik dan kompetitif di Indonesia. “Masuknya TotalEnergies ke WK Bobara menjadi tonggak penting dalam upaya pencapaian target lifting migas nasional,” tegas Tri. Ia juga menambahkan bahwa ini adalah hasil nyata dari kerja keras seluruh jajaran, termasuk upaya SKK Migas dalam kegiatan investor engagement di berbagai forum internasional, seperti Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-49 pada Mei 2025 lalu.
Lebih lanjut, Tri menilai kehadiran kembali perusahaan migas raksasa asal Prancis ini merupakan ‘angin segar’ bagi industri hulu migas nasional, sekaligus menegaskan potensi besar cadangan migas yang masih tersimpan di perut bumi Indonesia. Tri turut mengungkap bahwa selain Wilayah Kerja (WK) Bobara, masih banyak area prospektif lain di Indonesia yang berpotensi digarap TotalEnergies, seperti WK Gaea I dan II di Papua Barat, serta WK Akimeugah I dan II di Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Dari sisi Petronas, Vice President of International Assets Upstream Mohd Redhani Abdul Rahman menjelaskan bahwa sebelumnya Petronas memegang 100% hak partisipasi di Blok Bobara. Dengan penyerahan 24,5% PI kepada TotalEnergies, kini Petronas memiliki 75,5%. “Saya pikir ini pertanda yang sangat bagus bahwa perusahaan sekelas TotalEnergies mempertimbangkan kembali kehadiran di Indonesia, dan kami sangat gembira dapat menjalin kolaborasi ini,” tutur Redhani, menunjukkan optimisme terhadap kemitraan baru tersebut.
Senada dengan itu, Chairman dan CEO TotalEnergies, Patrick Pouyanne, menyambut hangat kerja sama dengan Petronas dalam mengelola blok migas di Indonesia. Ia meyakini, selain mendatangkan keuntungan di masa depan, kemitraan ini akan semakin mengukuhkan posisi TotalEnergies sebagai produsen gas terkemuka, baik di Malaysia maupun negara lain. “TotalEnergies telah memantapkan diri sebagai produsen gas yang signifikan di Malaysia. Kami senang dapat memperluas kehadiran kami di negara ini, yang kami lihat sebagai platform strategis untuk produksi berbiaya rendah dan rendah karbon, serta pertumbuhan arus kas kami di masa mendatang, didukung oleh paparan kuat ke pasar LNG Asia,” ungkap Patrick, menyoroti visi strategis perusahaan.
Sebagai informasi tambahan, Wilayah Kerja (WK) Bobara sendiri mencakup area seluas 8.444,49 km2 dan diperkirakan menyimpan potensi sumber daya minyak dan gas bumi yang signifikan, mencapai 6,8 billion barrel oil equivalent (Bboe). Kontrak bagi hasil WK Bobara merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan durasi 30 tahun, yang telah ditandatangani pada Mei 2024. Dalam kontrak ini, terdapat komitmen pasti senilai US$16,92 juta yang mencakup tiga studi geologi dan geofisika (G&G), survei seismic resolution seluas 2.000 km2, serta bonus tanda tangan sebesar US$50.000. Data ini menunjukkan prospek cerah blok migas Bobara di masa depan.
TotalEnergies, raksasa energi Prancis, resmi kembali ke sektor hulu migas Indonesia dengan mengakuisisi 24,5% hak partisipasi (PI) di blok migas Bobara, Papua Barat. Akuisisi ini dilakukan melalui kesepakatan dengan Petronas, yang tetap menjadi operator blok tersebut. Kehadiran TotalEnergies diharapkan memperkuat program eksplorasi dan pengembangan blok strategis ini dengan keahlian teknis globalnya. Pemerintah Indonesia menyambut baik langkah ini sebagai pendorong investasi migas dan pencapaian target lifting nasional.
Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM menilai kembalinya TotalEnergies merupakan angin segar bagi industri hulu migas nasional, sekaligus menegaskan potensi besar cadangan di Indonesia. Selain Bobara, TotalEnergies juga berpotensi menggarap wilayah kerja prospektif lain di Papua. Blok Bobara mencakup area 8.444,49 km2 dengan estimasi potensi sumber daya 6,8 miliar barel setara minyak. Kontrak bagi hasil blok ini berdurasi 30 tahun sejak Mei 2024, didukung komitmen investasi yang signifikan.