IHSG 19 Juni Diprediksi Turun! Ini Saham Rekomendasi Analis

Img AA1FvgAc

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pelemahan signifikan, ditutup melemah 0,67% ke posisi 7.107,79 pada perdagangan Rabu (18/6). Penurunan ini tak lepas dari aksi jual bersih (net sell) investor asing yang mencapai Rp 646,61 miliar, menciptakan tekanan berarti di pasar saham domestik.

Menurut Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, pelemahan IHSG sebagian besar dipicu oleh meningkatnya tekanan eksternal. Eskalasi ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran menjadi faktor dominan yang membebani sentimen pasar. Ketidakpastian global ini semakin dalam dengan adanya pernyataan dari negara-negara G7 serta Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

“Hal ini meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan, terlihat dari net sell asing yang besar,” jelas Audi pada Rabu (18/6), menggarisbawahi dampak langsung ketidakpastian geopolitik terhadap aliran modal asing.

Selain sentimen geopolitik, fokus pelaku pasar juga tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dilaksanakan pada Selasa (17/6). Dalam pertemuan penting tersebut, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5%, sebuah keputusan yang menjadi perhatian utama bagi investor.

Analis Teknikal Trimegah Sekuritas, Hans Adisastra, menilai bahwa keputusan suku bunga BI tersebut akan memengaruhi arah pergerakan IHSG dalam jangka pendek. Hans memproyeksikan IHSG berpotensi masih menghadapi tekanan pada perdagangan Kamis (19/6), dengan perkiraan pergerakan dalam kisaran level support 6.933 dan resistance 7.266.

IHSG Dibayangi Sentimen Global, Simak Saham Rekomendasi Analis Sepekan Ini

Sementara itu, Oktavianus Audi memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung terbatas, dengan level support di 7.040 dan resistance di kisaran 7.200. Secara teknikal, tren IHSG masih mengindikasikan sinyal pelemahan, yang dapat diamati dari pergerakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD).

Audi menambahkan bahwa potensi pelemahan IHSG juga terkait erat dengan sentimen global lainnya, terutama menanti keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Di sisi lain, Hans Adisastra melihat adanya potensi penopang bagi saham-saham di sektor energi dan pertambangan, menyusul penguatan harga komoditas seperti minyak mentah, batubara, dan emas. Hans juga mencatat bahwa secara historis, konflik geopolitik biasanya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi ekonomi domestik.

Kinerja Emiten LQ45 Masih Lesu, Cermati Prospek dan Saham Pilihan Analis

Untuk strategi investasi saham, Hans merekomendasikan beberapa saham pilihan, yaitu PGEO, RATU, BRMS, DEWA, dan HRUM. Sementara itu, Audi memberikan rekomendasi saham PANI dan ESSA sebagai pilihan investasi yang menarik bagi investor.

Kinerja Emiten LQ45 Masih Lesu, Begini Prospek dan Rekomendasi Analis

Ringkasan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,67% ke posisi 7.107,79 pada perdagangan Rabu (18/6) akibat aksi jual bersih investor asing senilai Rp 646,61 miliar. Pelemahan ini sebagian besar dipicu oleh meningkatnya tekanan eksternal seperti eskalasi ketegangan geopolitik Israel-Iran. Selain itu, keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5% juga menjadi perhatian pasar.

Analis memproyeksikan IHSG berpotensi masih menghadapi tekanan pada perdagangan Kamis (19/6), dengan pergerakan yang cenderung terbatas. Namun, sektor energi dan pertambangan diperkirakan dapat menjadi penopang menyusul penguatan harga komoditas seperti minyak mentah, batubara, dan emas. Beberapa saham yang direkomendasikan analis meliputi PGEO, RATU, BRMS, DEWA, HRUM, PANI, dan ESSA.

You might also like