
MNCDUIT.COM JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Rabu (18/6) dengan koreksi, seiring fluktuasi bursa regional dan melonjaknya tensi geopolitik antara Iran dan Israel.
Menurut data RTI, indeks acuan ini tercatat melemah 0,67% atau kehilangan 46,063 poin, sehingga ditutup pada level 7.107,789. Pergerakan pasar menunjukkan dominasi tekanan jual, dengan 361 saham mengalami penurunan, sementara 228 saham menguat, dan 212 saham lainnya stagnan. Total volume perdagangan mencapai 20,6 miliar saham, diiringi nilai transaksi yang menyentuh angka Rp 11,5 triliun.
Koreksi IHSG tersebut tak lepas dari terbebani sembilan dari sebelas indeks sektoral yang bergerak di zona merah. Tiga sektor yang mencatat penurunan terdalam meliputi IDX-Cyclic yang anjlok 1,29%, diikuti IDX-Techno dengan koreksi 1,21%, dan IDX-Finance yang juga melemah 0,84%.
Dalam daftar saham LQ45, beberapa emiten mencatatkan kinerja negatif signifikan. Di antara top losers LQ45, tercatat:
Meski demikian, tidak sedikit saham yang berhasil mencuri perhatian dengan penguatan signifikan di tengah tekanan pasar. Berikut adalah top gainers LQ45 pada penutupan perdagangan tersebut:
Bursa Regional Bervariasi di Tengah Ketegangan Geopolitik
Situasi pasar Asia-Pasifik pada Rabu (18/6) terpantau bervariasi, diwarnai kekhawatiran yang meningkat akibat eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran, yang membayangi sentimen investor global. Tensi geopolitik ini kian memanas menyusul kabar bahwa mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sedang mempertimbangkan opsi serangan militer terhadap Iran.
Lebih lanjut, laporan NBC News yang mengutip pejabat AS, baik yang masih menjabat maupun yang telah pensiun, mengungkapkan bahwa Trump secara terbuka menyerukan “penyerahan tanpa syarat” kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Seruan ini juga ia tegaskan melalui unggahan di platform Truth Social, di mana ia menulis secara eksplisit: “PENYERAHAN TANPA SYARAT!”
Menurut analisis dari ANZ, “Komentar Presiden Trump telah memicu spekulasi bahwa AS akan semakin terlibat dalam konflik antara Iran dan Israel, yang telah meningkat tajam sejak lima hari lalu.” Sentimen ini turut memengaruhi pergerakan bursa di seluruh kawasan.
Di pasar saham Jepang, indeks Nikkei 225 berhasil menguat 0,9% dan ditutup pada 38.885,15, sementara indeks Topix juga menguat 0,77% ke 2.808,35. Hal serupa terjadi di Korea Selatan, di mana indeks Kospi naik 0,74% menjadi 2.972,19, dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turut meningkat 0,53% ke 779,73.
Namun, pergerakan berbeda terlihat di pasar lain. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun tipis 0,12%, mengakhiri sesi di level 8.531,2. Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,12% ke posisi 23.710,69, sementara indeks CSI 300 di China daratan justru menunjukkan penguatan tipis 0,12% ke level 3.874,97.
IHSG mengakhiri perdagangan Rabu (18/6) dengan koreksi 0,67% atau kehilangan 46,063 poin, ditutup pada level 7.107,789. Penurunan ini didorong oleh tekanan jual dominan dan melemahnya sembilan dari sebelas indeks sektoral. Saham LQ45 seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi pemicu koreksi, sementara PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) memimpin penguatan.
Koreksi IHSG terjadi seiring dengan fluktuasi bursa regional Asia-Pasifik yang bervariasi, dipicu oleh meningkatnya tensi geopolitik antara Iran dan Israel. Kekhawatiran akan eskalasi konflik ini membayangi sentimen investor global. Di pasar Asia, indeks Nikkei dan Kospi menguat, sedangkan S&P/ASX 200 Australia dan Hang Seng Hong Kong melemah.