
MNCDUIT.COM JAKARTA. Perdagangan hari Jumat (13/6) dibuka dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang langsung terseret ke zona merah. Sentimen negatif ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang juga menghantui bursa regional.
Pada pukul 09.21 WIB, seperti yang dilansir dari RTI, IHSG terkoreksi 0,27% atau setara dengan 19.217 poin, dan berada di level 7.185,153. Data menunjukkan bahwa ada 257 saham yang mengalami penurunan, sementara 190 saham berhasil mencatatkan kenaikan, dan 208 saham lainnya stagnan.
Total volume perdagangan mencapai 4,9 miliar saham, dengan nilai transaksi yang fantastis, mencapai Rp 2,75 triliun.
Sembilan indeks sektoral turut menyeret laju IHSG di pagi hari ini. Penurunan terdalam dicatatkan oleh tiga sektor, yaitu: IDX-Techno (turun 1,05%), IDX-Finance (turun 0,54%), dan IDX-Infra (turun 0,48%).
Harga Minyak Melonjak Lebih dari 7%, Investor Panik Usai Israel Serang Iran
Berikut adalah daftar saham-saham yang mengalami penurunan terdalam (top losers) di jajaran LQ45:
* PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 5,66%
* PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 2,82%
* PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 2,15%
IHSG Turun 0,4%, Investor Disarankan Buy on Weakness Hari ini (13/6)
Sementara itu, inilah saham-saham yang menjadi bintang dengan kenaikan tertinggi (top gainers) di kelompok LQ45:
* PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 4,73%
* PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 3,91%
* PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 2,74%
Operasi Rising Lion: Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Timur Tengah Memanas
ADRO Chart by TradingView
Bursa Asia Ikut Berdarah
Tidak hanya IHSG, bursa saham di kawasan Asia-Pasifik juga mengalami tekanan pada perdagangan Jumat pagi. Serangan militer Israel ke Iran, yang dikabarkan menyasar program nuklir Teheran, menjadi pemicu utama kekhawatiran geopolitik di kawasan tersebut.
Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 1,28%, dan indeks Topix juga melemah sebesar 1,22%. Di Korea Selatan, indeks Kospi terkoreksi 0,83% sementara Kosdaq bahkan anjlok lebih dalam, yaitu 1,82%.
Di sisi lain, indeks ASX 200 Australia cenderung bergerak mendatar.
Bursa Asia Tertekan Jumat (13/6) Pagi, Usai Laporan Serangan Militer Israel ke Iran
Indeks futures Hang Seng Hong Kong berada di level 24.178, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di 24.035,38. Hal ini mengindikasikan potensi pembukaan bursa Hong Kong yang mungkin akan fluktuatif.
Serangan Israel ini disebut-sebut sebagai operasi pre-emptive terhadap fasilitas nuklir Iran. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menyatakan status “situasi khusus” dan memperingatkan kemungkinan adanya serangan rudal dan drone dari Iran dalam waktu dekat.
Kekhawatiran akan gangguan pasokan dari kawasan Teluk langsung memicu lonjakan harga minyak dunia. West Texas Intermediate (WTI) naik US$5,22 (+7,67%) menjadi US$73,26 per barel, sementara Brent melonjak US$5,01 (+7,02%) ke level US$74,23 per barel.
Para investor global kini dengan seksama memantau potensi eskalasi konflik yang dapat memicu lonjakan risiko geopolitik dan menambah tekanan baru pada inflasi global.
IHSG dibuka melemah pada hari Jumat, tertekan oleh sentimen negatif akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik Israel. Pada pukul 09.21 WIB, IHSG terkoreksi 0,27% ke level 7.185,153 dengan penurunan terdalam dicatatkan oleh sektor teknologi, keuangan, dan infrastruktur. Selain IHSG, bursa saham Asia lainnya seperti Nikkei 225, Kospi, dan Kosdaq juga mengalami penurunan.
Pemicu utama kekhawatiran adalah serangan militer Israel ke Iran yang memicu eskalasi konflik dan kekhawatiran akan gangguan pasokan dari kawasan Teluk. Hal ini menyebabkan lonjakan harga minyak dunia dengan WTI naik 7,67% dan Brent melonjak 7,02%. Investor global kini memantau potensi eskalasi konflik yang dapat memicu lonjakan risiko geopolitik dan menambah tekanan pada inflasi global.