
MNCDUIT.COM JAKARTA. Garibaldi Thohir, yang akrab disapa Boy Thohir, tiba dengan senyum lebar, menyambut hangat kawan-kawan lama yang telah bersamanya puluhan tahun. Suasana cerah terpancar dari wajahnya yang sumringah, menandai babak baru dalam hidupnya: fokus pada kegiatan filantropi melalui Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN), meninggalkan hiruk pikuk operasional bisnis PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).
Keputusan krusial ini tak lepas dari momen penting pertemuannya dengan Bill Gates, yang turut dihadiri Presiden Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut seolah membuka mata Boy, menyadarkannya untuk mendedikasikan diri pada pembangunan bangsa dengan cara yang berbeda. “Seorang Bill Gates yang sudah begitu hebat mendedikasikan dirinya bagi dunia. Saya apa. Dari situlah, saya lantas berpikir, apa yang sudah saya dedikasikan untuk negara saya?” ungkap Boy pada Kamis (12/6).
Ide transformatif ini kemudian ia diskusikan dengan para mitra kerjanya, termasuk Theodore Permadi (TP) Rachmat, Edwin Soeryadjaya, serta Christian Ariono Rachmat (Ario), putra taipan pendiri Grup Triputra. Sambutan positif datang dari para kolega yang sejalan dengan pemikirannya untuk beralih fokus, memberikan kontribusi lebih besar di ranah filantropi di bawah payung YABN. Ini berujung pada keputusan penting dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Alamtri Resources Indonesia pada 2 Juni 2025 lalu, di mana Boy menanggalkan jabatannya sebagai Presiden Direktur ADRO dan resmi menduduki posisi Wakil Presiden Komisaris, yang sebelumnya dijabat oleh Ario. Ario sendiri kemudian beralih menjadi Komisaris ADRO.
Sosok Boy Thohir memang sangat lekat dengan ADRO, mengingat lebih dari dua dekade ia berkiprah di sana sejak mengakuisisinya dari New Hope Australia. Tak heran, keputusan Boy untuk menepi sempat menuai penolakan dari 14% suara pemegang saham yang hadir di RUPST 2 Juni lalu. Namun, Boy berhasil meyakinkan bahwa ADRO kini berada di tangan para profesional. Ia juga menegaskan bahwa perannya sebagai Wakil Presiden Komisaris tetap menjaga kehadirannya di ADRO. Kakak kandung Erick Thohir ini juga membeberkan diskusi inspiratifnya dengan TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya, yang senantiasa menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan. “Mereka selalu bilang, seorang pemimpin tidak akan dianggap sukses bila tidak mampu menciptakan kaderisasi, jadi ini saatnya memberi kesempatan kepada profesional,” ujarnya, menggarisbawahi esensi kaderisasi dalam kepemimpinan.
Di luar ranah bisnis, motivasi Boy untuk menepi dari ADRO juga didasari keinginan kuat untuk fokus pada tumbuh kembang anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa. “Ke depan, saya ingin lebih mendedikasikan hidup saya, pertama untuk anak-anak saya, kedua mungkin untuk *something I can contribute back to the country, to the society*,” tutur pria kelahiran 1 Mei itu. Ia menyadari masih banyak lapisan masyarakat di Indonesia yang membutuhkan perhatian serius di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, gizi yang baik, pendidikan, pesantren, kemandirian penghasilan, hingga kemandirian sektor pangan.
Sejalan dengan visi filantropinya, Boy lantas mentransformasikan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menjadi Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN). “Masih sama-sama YABN, namun menyesuaikan dengan bisnis ADRO yang saat ini, ada Alamtri (Alamtri Resources Indonesia) dan AADI (Adaro Andalan Indonesia), jadi nama Adaro menjadi Amanah untuk mewakili entitas bisnis Adaro Grup,” jelas Boy. Resmi diperkenalkan di Braserrie Senayan Avenue, Jakarta, pada Kamis (12/6), perubahan nama ini merefleksikan nilai luhur yang diusung yayasan dalam menjalankan peran sosialnya. “Amanah harus menjadi dasar dalam setiap langkah, baik dalam kegiatan bisnis maupun dalam aktivitas sosial kemasyarakatan kami,” tegasnya.
Sejak didirikan pada tahun 2009, yayasan ini telah menjadi pilar utama Adaro dalam menjalankan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Selama ini, YABN berperan vital dalam menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai program CSR dari seluruh anak usaha di bawah Grup Adaro, serta menjalin sinergi erat dengan yayasan-yayasan milik pemegang saham Adaro lainnya, seperti Yayasan Triputra, Yayasan William Suryajaya, Yayasan Mochammad Thohir, dan Yayasan Beni Subianto. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat mendorong program-program yang lebih berdampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat. Dalam arah barunya, YABN akan menitikberatkan program pada bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan pelestarian lingkungan. Fokus ini, menurut Boy, menegaskan komitmen yayasan untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya di wilayah operasional perusahaan.
Garibaldi Thohir, atau Boy Thohir, memutuskan untuk meninggalkan posisi Presiden Direktur PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dan beralih fokus pada kegiatan filantropi. Keputusan ini terinspirasi dari Bill Gates serta didasari keinginan kuat untuk berkontribusi lebih kepada bangsa dan fokus pada tumbuh kembang anak. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 2 Juni 2025, ia resmi menanggalkan jabatannya dan kini menduduki posisi Wakil Presiden Komisaris ADRO.
Untuk mewujudkan fokus barunya, Boy Thohir mentransformasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menjadi Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN). Yayasan ini akan menitikberatkan programnya pada bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan pelestarian lingkungan. Perubahan nama dan fokus ini menegaskan komitmen Boy Thohir untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.