Rupiah Tertekan Libur Panjang? Cek Proyeksi Rupiah Selasa Ini!

MNCDUIT.COM – JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan minimnya sentimen positif dari dalam negeri, nilai tukar rupiah menghadapi tantangan berat. Momentum libur panjang diperkirakan akan semakin menekan mata uang Garuda pada perdagangan hari Selasa (10/6).

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Kamis (5/6), data Bloomberg menunjukkan rupiah spot menguat tipis 0,06% ke level Rp 16.284. Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga mencatat penguatan harian rupiah sebesar 0,19% ke Rp 16.277.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa penguatan rupiah saat itu terutama didorong oleh sentimen global yang melemahkan dolar Amerika Serikat (AS).

Faktor pendorongnya adalah data indikator jasa dan ketenagakerjaan AS yang kurang menggembirakan, sehingga membuka peluang bagi The Fed untuk lebih agresif dalam memangkas suku bunga.

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.311 Per Dolar AS di Hari Ini (9/6), Terlemah di Asia

Namun, Josua mengingatkan bahwa apresiasi rupiah cenderung terbatas karena investor cenderung berhati-hati menjelang libur panjang di Indonesia. Ia menambahkan bahwa penguatan rupiah mungkin tidak akan bertahan lama.

Menurut Josua, rupiah berpotensi melemah seiring dengan perkiraan kenaikan data inflasi AS. Hal ini dapat mengurangi potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi dolar AS.

Senada dengan Josua, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga menyoroti sentimen terkait pembicaraan tarif antara AS dan China yang masih akan mendominasi pasar.

“Mengingat isu ini sangat dinamis, rupiah diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang terbatas (range bound),” ujar Lukman.

Lukman menambahkan, ada beberapa data ekonomi penting yang perlu dicermati pada awal pekan ini, yaitu data cadangan devisa Indonesia, data perdagangan, dan inflasi China.

Meskipun data perdagangan China yang kuat berpotensi mendukung penguatan rupiah, deflasi di China justru dapat memberikan tekanan. “Jadi, gambaran dari data ekonomi masih cenderung beragam (mix),” pungkasnya.

Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan mengalami pelemahan terbatas pada perdagangan Selasa (9/6), dengan perkiraan rentang pergerakan antara Rp 16.200 – Rp 16.300. Sementara itu, Josua memprediksi rupiah akan cenderung melemah dalam kisaran Rp 16.250 – Rp 16.375 per dolar AS.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menghadapi tekanan pada perdagangan hari Selasa (10/6) karena momentum libur panjang dan minimnya sentimen positif. Meskipun sempat menguat tipis karena sentimen global yang melemahkan dolar AS, apresiasi rupiah dinilai terbatas karena investor cenderung berhati-hati.

Para analis memperkirakan rupiah berpotensi melemah seiring dengan perkiraan kenaikan data inflasi AS dan sentimen terkait pembicaraan tarif antara AS dan China. Data ekonomi penting seperti cadangan devisa Indonesia, data perdagangan, dan inflasi China juga akan memengaruhi pergerakan rupiah, dengan perkiraan rentang pergerakan antara Rp 16.200 – Rp 16.375 per dolar AS.

You might also like