
MNCDUIT.COM – JAKARTA. Sektor otomotif di Indonesia kini tengah menghadapi serangkaian tantangan signifikan, mulai dari pelemahan daya beli masyarakat hingga perlambatan ekonomi global dan domestik. Kondisi ini menciptakan dinamika unik di pasar, yang menuntut investor untuk lebih cermat dalam memilih dan mengevaluasi instrumen investasi.
Merespons situasi yang kompleks ini, sejumlah analis pasar telah merilis rekomendasi terkini terkait saham-saham emiten otomotif. Analisis mendalam dari para ahli ini diharapkan dapat memberikan panduan komprehensif bagi para pelaku pasar yang ingin memahami prospek investasi di tengah gejolak ekonomi saat ini.
1. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)
Emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), menunjukkan langkah progresif dengan rencana partisipasi dalam proyek Battery Energy Storage System (BESS) untuk panel surya. Proyek jumbo senilai Rp 2,6 triliun ini akan dikerjakan bersama perusahaan asal China, meskipun porsi kepemilikan DRMA dalam proyek strategis ini masih dalam tahap finalisasi.
Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan, jika DRMA berhasil mengakuisisi 20% porsi kepemilikan dari proyek tersebut, perseroan berpotensi meraup pendapatan tambahan signifikan mencapai Rp 520 miliar, dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) sebesar Rp 104 miliar. Potensi kenaikan dividend payout ratio DRMA di tahun 2025 menjadi 35% dari sebelumnya 28% juga menjadi daya tarik utama, mendorong imbal hasil saham ini diperkirakan mencapai 4,3%. Dengan mempertimbangkan potensi dan proyeksi ini, Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan Hold untuk saham DRMA, dengan target harga Rp 1.000 per saham.
2. PT Astra International Tbk. (ASII)
Prospek arus kas operasional PT Astra International Tbk. (ASII) diperkirakan menghadapi tekanan. Ajaib Sekuritas Asia memprediksi penurunan 16,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 37.349 miliar pada tahun 2025, sebelum sedikit pulih menjadi Rp 40.764 miliar pada tahun 2026. Arus kas bebas perseroan juga berpotensi tetap tertekan akibat alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) yang tinggi, diperkirakan mencapai Rp 55.353 miliar pada tahun 2025.
Kondisi ini, menurut Ajaib Sekuritas Asia, dapat membatasi fleksibilitas ASII dalam hal pembagian dividen, sekaligus meningkatkan ketergantungan pada utang. Hal tersebut tercermin dari proyeksi total liabilitas yang meningkat menjadi Rp 210.424 miliar pada tahun 2026. Berdasarkan analisis prospek arus kas dan liabilitas ini, Ajaib Sekuritas Asia merekomendasikan Hold untuk saham ASII, dengan target harga Rp 4.900 per saham.
3. PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)
Berbeda dengan sifat siklus industri otomotif, PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) secara konsisten menunjukkan kinerja cemerlang dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang stabil. Sejak penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1996, SMSM mencatat Compound Annual Growth Rate (CAGR) pendapatan sebesar 14,7% dan CAGR laba bersih 15,8%.
Sinarmas Sekuritas Indonesia menyoroti keunggulan SMSM, di mana 90% pangsa pendapatannya berasal dari pasar aftermarket. Fokus ini menjamin aliran pendapatan yang berulang dan stabil bagi perseroan. Kontribusi ekspor yang historisnya mencapai 60-70% juga menjadi keuntungan, memberikan diversifikasi pasar dan mitigasi risiko valas. Diperkuat dengan kemitraan global yang solid serta perjanjian distribusi eksklusif, SMSM semakin mengukuhkan kepemimpinannya di pasar utama. Atas dasar fundamental dan prospek yang kuat ini, Sinarmas Sekuritas Indonesia merekomendasikan Buy untuk saham SMSM, dengan target harga Rp 2.170 per saham.
4. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Di tengah kondisi daya beli kendaraan baru yang melemah, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) justru dinilai memiliki prospek yang stabil berkat bisnis suku cadang (spare parts) yang kuat. Kiwoom Sekuritas melihat bahwa konsumen cenderung akan memilih untuk merawat kendaraan lama mereka dibandingkan membeli unit baru di tengah kondisi ekonomi yang menantang dan daya beli yang terbatas.
Tren pergeseran perilaku konsumen ini diperkirakan akan menjadi salah satu pendorong utama kinerja positif AUTO sepanjang tahun 2025. Dengan mempertimbangkan posisi strategis AUTO di pasar suku cadang yang defensif, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan Trading buy untuk saham AUTO, dengan target harga Rp 2.220 per saham.
Sektor otomotif Indonesia menghadapi tantangan signifikan seperti pelemahan daya beli dan perlambatan ekonomi global. Di tengah kondisi ini, analis merekomendasikan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) untuk Hold karena potensi dari proyek BESS dan kenaikan dividen. Sementara itu, PT Astra International Tbk (ASII) juga direkomendasikan Hold karena proyeksi tekanan arus kas operasional dan potensi peningkatan liabilitasnya.
Berbeda dengan kondisi pasar yang lesu, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) direkomendasikan Buy berkat kinerja stabil, fokus pada pasar *aftermarket* yang menjamin pendapatan berulang, dan kontribusi ekspor yang kuat. Selain itu, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mendapat rekomendasi Trading buy karena prospek stabil dari bisnis suku cadang di tengah kecenderungan konsumen merawat kendaraan lama daripada membeli unit baru.