
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) optimis menyambut tahun 2025 dengan target pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) hingga 5%. Proyeksi ini disampaikan seiring dengan harapan akan kinerja yang lebih baik di tengah dinamika harga dan tantangan produksi yang ada.
“Kami perkirakan produksi tahun 2025 tidak akan lebih rendah dari tahun 2024,” ungkap Direktur DSNG, Jenti, dalam Paparan Publik RUPST Buku Tahun 2024 DSNG, Kamis (5/6). Pernyataan ini mencerminkan keyakinan perusahaan akan potensi pertumbuhan, meskipun dengan proyeksi yang konservatif.
Sebagai informasi, pada tahun 2024, DSNG mencatatkan produksi TBS sebanyak 2,1 juta ton, mengalami penurunan 7% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan 2,2 juta ton pada tahun 2023. Produksi CPO juga mengalami penurunan sebesar 9% yoy menjadi 602 ribu ton. Meskipun demikian, DSNG tetap berupaya untuk memaksimalkan kinerja di tahun 2025.
Dengan kondisi pasar yang ada, DSNG realistis dengan target pertumbuhan single digit di tahun ini. Optimisme ini didasarkan pada kinerja positif yang telah dicapai pada kuartal I 2025, yang menunjukkan ketahanan perusahaan dalam menghadapi fluktuasi harga.
Dharma Satya Nusantara (DSNG) Tebar Dividen Tunai Rp 254,39 Miliar atas Laba 2024
Meskipun harga CPO saat ini berada di level MYR 3.956 per ton, turun 10,98% sejak awal tahun 2025 (berdasarkan data Trading Economics), Jenti menyatakan bahwa harga tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dalam kinerja DSNG yang positif pada kuartal I 2025.
Pada kuartal I-2025, perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp367 miliar, tumbuh 60% secara tahunan (yoy). Peningkatan laba ini sejalan dengan kenaikan pendapatan DSNG sebesar 20% yoy, yang mencapai total pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) produk kelapa sawit.
Secara rinci, ASP Crude Palm Oil (CPO) naik 27% menjadi Rp14.909/kg, ASP Palm Kernel Oil (PKO) melonjak 108% menjadi Rp27.349/kg, dan ASP Palm Kernel (PK) juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 101% menjadi Rp10.814/kg. Kinerja ini memberikan dorongan positif bagi DSNG di awal tahun.
“Gap secara tahunan di kuartal I itu tampaknya besar. Tapi, mungkin tidak bisa untuk mempertahankan gap pertumbuhan itu sepanjang tahun,” jelas Jenti, mengindikasikan perlunya kewaspadaan dan strategi yang adaptif.
Untuk mendukung operasional dan pertumbuhan di tahun 2025, DSNG mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 800 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pemeliharaan rutin infrastruktur, penggantian mesin yang rusak dan tua, replanting, serta investasi di segmen bisnis non-sawit.
Hingga saat ini, DSNG telah melakukan replanting seluas 3.000 hektare tanaman kelapa sawit. Perusahaan menargetkan untuk menyelesaikan replanting seluas 5.000 – 5.500 hektare pada akhir tahun 2025.
“Per kuartal I 2025, penyerapan capex kira-kira 22%, hampir seperempat dari total anggaran tahun ini,” pungkasnya, menandakan komitmen perusahaan terhadap investasi berkelanjutan.
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) optimis menargetkan pertumbuhan produksi TBS dan CPO sebesar 5% di tahun 2025. Optimisme ini didasarkan pada kinerja positif di kuartal I 2025, di mana perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp367 miliar, tumbuh 60% yoy, serta kenaikan pendapatan sebesar 20% menjadi Rp2,7 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, DSNG mengalokasikan belanja modal sekitar Rp800 miliar yang akan digunakan untuk pemeliharaan infrastruktur, penggantian mesin, replanting, dan investasi di segmen non-sawit. Hingga kuartal I 2025, penyerapan capex telah mencapai 22% dari total anggaran tahun ini, dengan target replanting seluas 5.000-5.500 hektare hingga akhir tahun 2025.