
MNCDUIT.COM HOUSTON. Harga minyak dunia menunjukkan tren positif pada Kamis (5/6), setelah sempat tertekan di hari sebelumnya. Sentimen positif ini dipicu oleh kabar baik dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dikabarkan akan kembali dilanjutkan.
Kabar kesepakatan untuk melanjutkan perundingan ini muncul setelah percakapan telepon antara Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden China, Xi Jinping. Pasar merespons positif, mengantisipasi dampak baik bagi permintaan energi global.
Harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 48 sen atau 0,7%, mencapai US$ 65,34 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 52 sen atau 0,8%, diperdagangkan pada US$ 63,37 per barel.
AS-China Sepakat Turunkan Tarif Dagang, Harga Minyak Melonjak Lebih 3%
“Jika ketegangan perdagangan global mereda, kita bisa mengharapkan peningkatan signifikan dalam permintaan minyak, baik di Amerika Serikat maupun di China,” jelas Phil Flynn, seorang analis senior dari Price Futures Group, menekankan betapa pentingnya stabilitas perdagangan bagi pasar energi.
Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, melaporkan bahwa percakapan penting antara kedua pemimpin negara tersebut terjadi atas inisiatif Presiden Trump. Trump sendiri mengonfirmasi melalui media sosial bahwa diskusi dengan Xi berfokus utama pada isu-isu perdagangan dan menghasilkan kesimpulan yang sangat positif.
Lebih lanjut, Trump mengumumkan bahwa negosiasi lanjutan akan segera dilakukan di tingkat yang lebih rendah antara perwakilan kedua negara. “Kami berada dalam posisi yang sangat menguntungkan dengan China sehubungan dengan potensi kesepakatan dagang,” ujarnya kepada para wartawan, mengisyaratkan optimisme yang tinggi.
Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, juga terlibat dalam komunikasi langsung dengan Trump. Upaya ini merupakan bagian dari strategi Ottawa untuk meyakinkan Washington agar mencabut tarif perdagangan yang selama ini menjadi penghalang, seperti yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian Kanada, Melanie Joly.
Harga Minyak Naik Lebih dari 3% Senin (12/5), Brent ke US$65,94 & WTI ke US$63,08
Kabar baik mengenai potensi perbaikan hubungan dagang antara AS dan China langsung disambut hangat oleh para investor. Sentimen ini muncul setelah sehari sebelumnya harga minyak mengalami penurunan sebesar 1% akibat laporan yang menunjukkan peningkatan stok bensin dan bahan bakar sulingan di AS melampaui perkiraan.
Lonjakan stok tersebut menjadi indikasi melemahnya permintaan energi di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Selain perkembangan geopolitik yang berpengaruh, kebakaran hutan dahsyat di Kanada yang mengancam produksi minyak juga turut memberikan dorongan positif bagi harga. Meskipun demikian, analis dari PVM, Tamas Varga, memperingatkan bahwa pasar berpotensi mengalami kelebihan pasokan (oversupply) pada paruh kedua tahun ini, seiring dengan peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC+.
Kenaikan harga minyak pada hari Kamis juga sedikit tertahan oleh keputusan Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak mentah bulan Juli bagi para pembeli di Asia, mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir.
Pemangkasan harga ini dilakukan setelah OPEC+ memutuskan pada akhir pekan sebelumnya untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai bulan Juli.
Harga Minyak Naik, Pasar Pertimbangkan Perkembangan Perdagangan AS-China
Arab Saudi, sebagai pemimpin de facto OPEC, diduga mengambil langkah strategis ini untuk memberikan tekanan kepada produsen yang melanggar kuota produksi. Tujuannya adalah untuk menghentikan pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang telah berlangsung sejak Juni hingga akhir Oktober.
Menurut laporan Reuters, langkah ini merupakan bagian dari upaya Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa pasar yang sempat hilang.
Dari sisi ekonomi, data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa sektor jasa AS mengalami kontraksi pada bulan Mei, yang pertama kalinya dalam hampir satu tahun terakhir.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah warga negara yang mengajukan tunjangan pengangguran mengalami peningkatan dalam minggu yang berakhir pada tanggal 31 Mei, menandai lonjakan kedua secara berturut-turut.
Harga Minyak Naik Hampir 2% Akibat Sanksi Baru terhadap Iran & Penguatan Pasar Saham
Peningkatan klaim pengangguran ini mencerminkan adanya potensi pelemahan di pasar tenaga kerja, yang disebabkan oleh hambatan ekonomi yang dipicu oleh tarif perdagangan.
Laporan penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Analis dari UBS, Giovanni Staunovo, menambahkan bahwa pasar juga akan mencermati dengan seksama perkembangan ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah.
Harga minyak dunia mengalami kenaikan setelah kabar mengenai kelanjutan perundingan dagang antara AS dan China. Sentimen positif ini didorong oleh percakapan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping, yang mengindikasikan potensi kesepakatan dagang. Kenaikan harga minyak mentah Brent dan WTI mencerminkan harapan pasar terhadap peningkatan permintaan energi global.
Meskipun demikian, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebakaran hutan di Kanada dan keputusan Arab Saudi menurunkan harga minyak mentah untuk pembeli di Asia. Pasar juga mewaspadai potensi kelebihan pasokan minyak pada paruh kedua tahun ini, serta data ekonomi AS yang menunjukkan kontraksi sektor jasa dan peningkatan klaim pengangguran.