Bitcoin Terbang Tinggi! Harga BTC Naik Lagi, Lanjut Bull Run?

MNCDUIT.COM – JAKARTA. Di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi global, kinerja aset kripto, khususnya Bitcoin (BTC), justru menunjukkan dominasi yang mengesankan. Sebagai mata uang digital terkemuka, harga Bitcoin terpantau telah melonjak lebih dari 10% sejak awal tahun 2025.

Berdasarkan data terkini dari Coinmarketcap, BTC mencatat kenaikan signifikan sebesar 11,45% dalam sebulan terakhir. Per Kamis (5/6), Bitcoin kokoh bertengger di level US$ 104.655, memperkuat posisinya di pasar kripto.Img AA1FLQEp

Analyst Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyoroti bahwa kenaikan harga BTC ini merupakan kombinasi dari stabilitas makroekonomi global yang mulai terlihat serta masuknya arus investasi institusional yang substansial ke dalam produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat.

Salah satu pendorong paling mencolok adalah lonjakan permintaan dari investor institusional. Terutama, melalui ETF Bitcoin spot seperti BlackRock’s iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang mencatat arus masuk sebesar US$ 430,8 juta hanya dalam satu hari. IBIT juga menunjukkan delapan hari berturut-turut dengan arus masuk positif, dan sejak peluncurannya pada Januari 2024, total dana yang mengalir ke berbagai ETF Bitcoin spot telah melampaui US$ 44,2 miliar.

“Angka ini dengan jelas menunjukkan adanya dorongan minat institusional yang sangat besar terhadap Bitcoin sebagai aset investasi yang kredibel. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika harganya menunjukkan siklus kenaikan sejak awal tahun hingga saat ini,” jelas Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (5/6).

Bitcoin Cetak Rekor di Bulan Mei, Begini Saran Perencana Keuangan

Menurut Fyqieh, tanda-tanda pemulihan harga Bitcoin mulai kembali terlihat pada akhir Mei lalu ketika aset kripto ini berhasil mencetak rekor baru. Kenaikan impresif ini terjadi seiring dengan pelonggaran kebijakan tarif impor AS dan minat investor yang kian meningkat terhadap aset kripto.

“Dari performa platform kami juga mencatat peningkatan volume transaksi harian sebesar 10 – 20% dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya,” ujar Fyqieh. Lonjakan aktivitas ini juga didukung oleh strategi proaktif dari para investor dan trader yang mulai mengakumulasi aset seperti stablecoin USDT, sebagai antisipasi terhadap potensi pergerakan harga Bitcoin di masa mendatang.

Fyqieh meyakini bahwa tren bullish di pasar kripto saat ini berpotensi berlanjut hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini didasari oleh perkembangan makroekonomi global yang mulai membaik dan meningkatnya minat investor terhadap aset alternatif yang kuat seperti Bitcoin.

Salah satu pendorong utama tren positif ini adalah inflasi di Amerika Serikat yang menunjukkan tren penurunan moderat. Per April – Mei 2025, inflasi inti (Core PCE) berada di kisaran 2,6% hingga 2,8% secara tahunan (YoY), mendekati target 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Sementara itu, inflasi umum (CPI) juga terus melandai ke kisaran pertengahan 3%. Meskipun belum cukup rendah untuk mendorong pelonggaran moneter secara agresif, tren penurunan inflasi ini memberikan sinyal positif yang signifikan bagi pasar kripto.

Namun, Analyst Reku Fahmi Almuttaqin berpendapat bahwa pasar masih cenderung “wait and see”, menanti kejelasan data ekonomi dan perkembangan terkait arah kebijakan suku bunga The Fed. Ditambah lagi, ketegangan diskusi perdagangan antara AS dan China menjadi faktor yang relatif cukup diantisipasi oleh para investor menjelang berakhirnya penundaan kenaikan tarif pada Agustus nanti, menambah lapisan kehati-hatian di pasar.

“Ke depan, aksi profit taking pasca cetak rekor terbaru sangat wajar terjadi. Oleh karena itu, ada potensi harga BTC akan melandai dalam jangka pendek,” tutur Fahmi kepada Kontan.co.id, Kamis (05/6).

Fyqieh melanjutkan, bahwa prospek harga Bitcoin menuju semester II 2025 cenderung optimistis. Jika skenario dasar terjadi, di mana inflasi terus menurun dan The Fed mulai menurunkan suku bunga pada kuartal IV, maka pasar akan merespons dengan peningkatan minat yang tajam terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Dalam skenario yang paling optimis ini, BTC berpeluang menyentuh kisaran US$ 140.000 pada Desember 2025. “Jika sentimen pasar melesat signifikan di luar ekspektasi, maka ada kemungkinan Bitcoin menembus kisaran US$ 180.000 atau bahkan lebih tinggi lagi,” kata Fyqieh, menggarisbawahi potensi luar biasa aset kripto ini.

Harga Bitcoin Terkoreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi, Waktunya Evaluasi Portofolio?

Ringkasan

Bitcoin (BTC) menunjukkan dominasi impresif dengan kenaikan lebih dari 10% sejak awal 2025, mencapai US$ 104.655 pada 5 Juni. Kenaikan signifikan ini didorong oleh stabilitas makroekonomi global dan masuknya investasi institusional substantial melalui produk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat. BlackRock’s iShares Bitcoin Trust (IBIT) menjadi salah satu pendorong utama, dengan total dana yang mengalir ke berbagai ETF Bitcoin spot telah melampaui US$ 44,2 miliar sejak Januari 2024.

Analyst Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, meyakini tren *bullish* di pasar kripto berpotensi berlanjut hingga akhir 2025, didukung oleh penurunan inflasi di AS, dengan perkiraan BTC dapat menyentuh US$ 140.000 pada Desember 2025. Namun, Analyst Reku Fahmi Almuttaqin berpendapat pasar masih cenderung “wait and see” menanti kejelasan data ekonomi dan kebijakan suku bunga The Fed. Potensi *profit taking* setelah cetak rekor baru juga wajar terjadi, sehingga harga BTC dapat melandai dalam jangka pendek.

You might also like