Panas bumi masih jadi tulang punggung transisi energi, cermati prospek PGEO

Img AA1tW9S2

MNCDUIT.COM   JAKARTA. Analis pasar modal dari Bahana Sekuritas, Jeremy Mikael, menilai PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memiliki peran strategis dalam mendorong transisi energi di Indonesia. 

Energi panas bumi yang dikelola emiten dengan kode saham PGEO di BEI ini dianggap mampu menjaga keandalan sistem kelistrikan sekaligus mendukung peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional.

Menurut Jeremy, saham PGEO juga menunjukkan potensi positif dengan pertumbuhan yang lebih terukur dibandingkan sektor EBT lainnya maupun sektor pertambangan mineral dan logam. 

“Dengan target pengembangan kapasitas menuju 1 gigawatt (GW) dan produksi 5,5–6,0 gigawatt hour (GWh) pada 2028, PGEO menawarkan kombinasi pertumbuhan yang terukur dan profil bisnis yang relatif defensif,” ujar Jeremy dalam keterangannya seperti dikutip, Selasa (30/12/2025).

Air Jadi Tulang Punggung Transisi Energi Nasional

Karakteristik bisnis panas bumi yang stabil membuat pendapatan dan laba PGE relatif konsisten. Jeremy menambahkan, target PGE menjadi “1 GW company” melalui sejumlah proyek strategis menjadi daya tarik bagi investor yang ingin masuk ke sektor energi hijau dengan risiko lebih terkendali. 

Ia memproyeksikan kapasitas PGE pada 2028 bisa mencapai 1 GW dengan total produksi listrik 5,5–6,0 GWh. EBITDA diperkirakan mencapai US$484 juta dengan CAGR 11% (2024–2028), sementara laba bersih diproyeksikan US$201 juta dengan CAGR 5,8%.

Dari sisi fundamental, Jeremy menyoroti neraca keuangan PGE yang sehat. “PGEO memiliki growth story yang jelas dari penambahan kapasitas organik. Valuasinya masih relatif reasonable dibanding pemain panas bumi lainnya, dengan gearing ratio di bawah rata-rata industri sehingga masih memiliki debt headroom untuk ekspansi,” katanya.

Jeremy menambahkan, prospek sektor EBT akan semakin kuat seiring target pemerintah dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dokumen tersebut menargetkan kontribusi listrik EBT sebesar 30% pada 2034, dengan tambahan kapasitas terpasang EBT 52,8 GW. 

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Gandeng PLN IP Kembangkan Proyek Panas Bumi 530 MW

Dari jumlah itu, panas bumi diproyeksikan berkontribusi sekitar 5,2 GW, meningkat signifikan dari kapasitas saat ini, dan pangsa pasar EBT berdasarkan kapasitas terpasang ditargetkan naik menjadi 37,5% dari sekitar 9,6% saat ini.

“Minat investor terhadap sektor EBT mulai terlihat. Saat ini, saham PGEO berada dalam fase koreksi setelah kenaikan pada kuartal kedua dan ketiga, namun prospek jangka menengahnya tetap menarik,” kata Jeremy.

Terkait eksekusi proyek, Jeremy menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan. Ia menyoroti peran Danantara dalam mendukung kerja sama PGEO dan PT PLN (Persero), termasuk anak usaha PLN Indonesia Power, melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Kerja sama ini mencakup pengembangan 19 proyek panas bumi dengan total potensi tambahan kapasitas hingga 530 megawatt (MW).

You might also like