Tiga Kekuatan Besar Penentu Arah Baru Industri Kripto Global

Img AA1FMa1B

MNCDUIT.COM  JAKARTA. Sinyal arah besar perkembangan industri kripto global sebenarnya sudah terlihat dalam tiga tahun terakhir. Infrastruktur dan regulasi yang lebih terbuka mulai mendorong lahirnya babak baru ekosistem aset digital, terutama melalui tiga narasi utama, yakni Exchange-Traded Fund (ETF) kripto, regulasi stablecoin di Amerika Serikat (AS), dan tokenisasi aset dunia nyata atau Real-World Assets (RWA).

Hal itu disampaikan Jonathan Hartono, Sr. Strategy & Business  PT Pintu Kemana Saja (PINTU) dalam Web3 Week Asia 2025 kembali digelar oleh Blockchainity. Ajang yang mengusung tema The Capital’s Crypto Conference itu menghadirkan sejumlah tokoh industri aset kripto, termasuk PINTU yang turut menjadi sponsor. 

Jonathan menjelaskan, persetujuan ETF Bitcoin spot di AS pada Januari 2024 menjadi pemicu penting masuknya dana institusional ke pasar kripto. Hingga 7 Oktober 2025, total arus masuk ETF tersebut menembus US$ 5,95 miliar atau mendekati Rp100 triliun. “ETF membuka pintu bagi investor besar untuk masuk lebih percaya diri, sehingga likuiditas pasar meningkat signifikan,” ujar dia dalam keterangannya dikutip Senin (2/12/2025).

Aset Kripto Menguat Dalam Sepekan, Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Narasi besar kedua datang dari pengesahan GENIUS Act pada Juli 2025 oleh Presiden Donald Trump. Regulasi ini menjadi payung hukum baru bagi stablecoin di AS dengan tujuan memperkuat dominasi dolar sekaligus mempercepat inovasi infrastruktur keuangan digital. 

Jonathan menilai dampak kebijakan ini akan terasa dalam lima hingga 10 tahun mendatang, termasuk dalam cara masyarakat menyimpan dan melakukan transaksi. “Kita harus siap beradaptasi karena perubahan ini sangat fundamental,” katanya.

Sementara itu, narasi ketiga yang mulai menguat adalah tokenisasi RWA. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuka ruang diskusi mengenai regulasi tokenisasi aset riil. Menurut Jonathan, langkah ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam melalui skema tokenisasi. “Early adopters sudah bergerak. Indonesia punya aset besar yang bisa ditokenisasi sehingga memberi nilai tambah bagi ekonomi,” ujarnya.

RWA sendiri mencakup aset berwujud seperti obligasi, properti, komoditas, hingga uang yang dikonversi menjadi token di blockchain. Dengan begitu, aset menjadi lebih likuid, mudah diakses, serta lebih transparan dan efisien. 

Minat Meningkat, Transaksi Kripto Investor Institusi di Tokocrypto Capai Hampir 50%

Dalam laporan Beyond Infinity: Tokenisasi Real World Assets (Juni 2025), OJK menilai tokenisasi RWA dapat menjadi jembatan inklusi investasi di Indonesia. Sementara InvestaX mencatat nilai pasar tokenisasi global telah menembus US$30 miliar pada kuartal III-2025, didorong tokenisasi kredit swasta yang mencapai US$ 17 miliar, obligasi AS US$ 7,3 miliar, dan komoditas senilai US$ 2 miliar.

“Tiga narasi ini mungkin belum terasa dalam satu tahun, tetapi dalam lima tahun ke depan gambaran besarnya akan jauh lebih jelas. Kita masih berada di fase early adopters. Namun investor tetap perlu melakukan riset mandiri, meningkatkan literasi, dan disiplin mengelola risiko,” tutup Jonathan.

You might also like