IHSG Terbang Tinggi! Ini Faktor Pendorong Kenaikan 1,12% Sepekan

JAKARTA, MNCDUIT.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis sebesar 0,43% dan berakhir di level 8.508,70 pada penutupan perdagangan Jumat (28 November 2025). Meskipun demikian, secara keseluruhan, kinerja IHSG selama sepekan masih menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 1,12%.

Lantas, faktor-faktor apa saja yang mendorong IHSG melaju kencang sepanjang pekan ini? Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, mengungkapkan bahwa derasnya aliran dana asing menjadi penopang utama pergerakan IHSG, terutama dipicu oleh rebalancing indeks MSCI yang baru-baru ini dilakukan.

Rebalancing ini mengakibatkan peningkatan minat beli investor asing terhadap saham-saham yang menjadi bagian dari konstituen MSCI. Dengan kata lain, saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks MSCI menjadi lebih menarik bagi investor global.

“Inflow asing cukup terasa, terutama ke saham-saham yang masuk konstituen MSCI. Ini menjadi salah satu penopang utama penguatan IHSG selama sepekan,” jelas Herditya kepada Kontan, Jumat (28 November 2025).

Selain derasnya arus modal asing, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga memberikan kontribusi signifikan terhadap sentimen positif di pasar saham. Stabilitas nilai tukar rupiah meningkatkan kepercayaan diri pelaku pasar, terutama dalam merespons sentimen global yang cenderung optimis belakangan ini.

Emiten Ramai-ramai Bagi Dividen Interim 2025, Mana yang Menarik?

Dari sisi eksternal, ekspektasi yang meningkat terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed, bank sentral AS, menjadi sentimen yang sangat dominan. Herditya menjelaskan bahwa probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed saat ini telah naik menjadi sekitar 84%, yang pada gilirannya mendorong aliran dana masuk ke aset-aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia.

“Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed membuat risk appetite meningkat. Ini turut mendorong aksi beli yang menopang IHSG,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Herditya menambahkan bahwa kenaikan harga sejumlah komoditas global, seperti emas dan Crude Palm Oil (CPO), juga turut membantu mendongkrak kinerja IHSG sepanjang pekan ini. Penguatan harga komoditas memberikan dampak positif bagi emiten-emiten terkait yang memiliki kapitalisasi besar dan bobot signifikan dalam perhitungan indeks.

“Emas dan CPO bergerak naik, sehingga saham-saham komoditas mendapat sentimen tambahan yang cukup kuat,” kata Herditya.

Secara keseluruhan, kombinasi antara aliran dana asing yang deras, penguatan nilai tukar rupiah, ekspektasi terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat, dan tren positif harga komoditas menjadi fondasi utama yang menopang kinerja IHSG sepanjang pekan ini. Meskipun IHSG ditutup melemah pada akhir pekan, Herditya menilai bahwa koreksi tersebut masih dalam batas wajar, mengingat adanya aksi ambil untung (profit taking) setelah mengalami reli selama beberapa hari sebelumnya.

IHSG Menguat 0,6% Dalam Sepekan, Begini Saran Analis

Ringkasan

IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 1,12% selama sepekan, meskipun terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan Jumat. Faktor utama pendorong kenaikan ini adalah derasnya aliran dana asing, terutama dipicu oleh rebalancing indeks MSCI yang membuat saham-saham konstituen menjadi lebih menarik bagi investor global.

Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, dan kenaikan harga komoditas seperti emas dan CPO turut memberikan kontribusi positif. Sentimen ini meningkatkan risk appetite dan mendorong aksi beli, meskipun sempat terjadi aksi ambil untung menjelang akhir pekan.

You might also like