Penjualan Indofood CBP (ICBP) Diproyeksi Tak Capai Target di Tahun 2025

MNCDUIT.COM JAKARTA. Kinerja penjualan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) diproyeksikan bakal meleset dari target pertumbuhan yang ambisius untuk tahun 2025. Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim dan Sabela Nur Amalina, memperkirakan pertumbuhan penjualan ICBP pada tahun 2025 kemungkinan tidak akan mencapai target perusahaan yang berkisar 7%-9%. Prediksi pesimistis ini muncul setelah melihat capaian pendapatan ICBP yang hanya naik moderat sebesar 1,4% year on year (yoy) menjadi Rp 56,26 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2025.

Dalam riset mereka yang diterbitkan Kamis (13/11/2025), Christy dan Sabela merinci bahwa ICBP hanya mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 0,8% yoy pada kuartal III-2025. Angka ini secara jelas mengindikasikan pelemahan permintaan, terutama dari segmen mi instan yang mendominasi kontribusi pendapatan perusahaan hingga sekitar 73%.Img AA1QBsSt

Tidak hanya itu, manajemen ICBP turut melaporkan performa yang kurang memuaskan di beberapa pasar internasional vital, seperti Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Kontras dengan hal tersebut, kawasan Asia, Afrika, dan Timur Tengah justru menunjukkan pertumbuhan yang solid, mencapai 6,2% yoy selama periode sembilan bulan pertama tahun 2025.

Menariknya, di tengah perlambatan pertumbuhan pendapatan, ICBP berhasil membukukan perbaikan margin secara kuartalan pada kuartal III-2025. Peningkatan ini ditopang oleh normalisasi harga sejumlah biaya bahan baku utama. Dengan capaian margin EBIT sebesar 22,6% selama sembilan bulan pertama tahun 2025, BRI Danareksa Sekuritas optimistis bahwa ICBP berpotensi mencapai batas atas dari kisaran target margin 20%–22% yang telah ditetapkan.

Penjualan Naik per Kuartal III 2025, Laba Bersih Indofood CBP (ICBP) Turun 12,77%

Pangkas Proyeksi Kinerja

Melihat kondisi tersebut, Christy dan Sabela dari BRI Danareksa Sekuritas memutuskan untuk merevisi turun proyeksi pertumbuhan pendapatan ICBP. Mereka memangkas proyeksi sebesar 1,6% untuk tahun 2025 dan 1,95% untuk tahun 2026. Revisi ini dilakukan dengan mempertimbangkan capaian kinerja perusahaan yang masih bergerak moderat sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.

Oleh karena itu, proyeksi pendapatan ICBP untuk tahun 2025 kini diperkirakan hanya akan tumbuh 3,5% yoy, ditopang oleh kenaikan volume sebesar 2,7% dan penyesuaian harga jual rata-rata (ASP) sebesar 1,0%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan estimasi sebelumnya yang memprediksi kenaikan volume 3,5% dan ASP 1,8%.

Christy dan Sabela juga menekankan bahwa fluktuasi harga komoditas seperti CPO (Crude Palm Oil) dan kentang berpotensi terus menekan margin, terutama pada segmen mi instan dan makanan ringan. Imbasnya, mereka memproyeksikan gross margin ICBP akan terkoreksi 100 basis poin (bps) yoy menjadi 36% pada tahun 2025.

Secara agregat, BRI Danareksa Sekuritas turut memangkas proyeksi laba inti ICBP untuk tahun 2025 sebesar 4,4% dan untuk tahun 2026 sebesar 5,3%. Dampak dari revisi ini adalah laba inti pada tahun fiskal 2025 diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan sebesar 11%, sebelum kemudian diproyeksikan berbalik tumbuh solid 7,3% pada tahun 2026.

Di sisi lain, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, memberikan pandangan yang sedikit berbeda. Ia memandang harga jual rata-rata (ASP) ICBP berpotensi stabil seiring dengan harga komoditas utama seperti gandum yang relatif terjaga. Kondisi ini, menurut Indy, diharapkan mampu menjaga margin operasional perusahaan tetap solid hingga akhir tahun 2025.

Lebih lanjut, Indy Naila juga menyoroti prospek ekspor ICBP yang diperkirakan terus menunjukkan perbaikan. Hal ini dinilai akan memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan ke depan.

Meskipun demikian, Indy mengingatkan adanya potensi tekanan serius dari kenaikan harga CPO dan minyak dunia yang dapat secara substansial meningkatkan beban bahan baku bagi ICBP.

Indy memperkirakan bahwa pada tahun 2026, pertumbuhan penjualan ICBP mungkin sedikit melambat. “Namun, pertumbuhan laba bersih diprediksi tetap meningkat, sementara margin diperkirakan terjaga stabil berkat penyesuaian ASP dan potensi pemulihan daya beli masyarakat,” ungkap Indy kepada Kontan pada Senin (17/11/2025). Ia menambahkan, pada tahun tersebut, terdapat peluang kenaikan ASP yang lebih lanjut, dengan proyeksi margin profitabilitas seperti net profit margin berpotensi mencapai kisaran 15%, serta operating profit margin (OPM) di sekitar 24%.

Bisnis Indofood CBP (ICBP) Ditopang Konsumsi, Simak Rekomendasi Sahamnya

Rekomendasi Saham

Meskipun kinerja ICBP dalam jangka pendek masih menghadapi tekanan signifikan akibat tantangan makroekonomi global, BRI Danareksa Sekuritas tetap melihat potensi cerah. Mereka menilai bahwa ICBP dapat memperoleh manfaat substansial dari stimulus fiskal yang lebih stabil dan kondusif yang diperkirakan hadir pada tahun 2026.

Valuasi ICBP yang saat ini berada di 9,7 kali Price-to-Earnings (P/E) dianggap telah merefleksikan perlambatan pertumbuhan yang terjadi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, BRI Danareksa Sekuritas memutuskan untuk menurunkan target harga ICBP menjadi Rp 11.500. Penurunan ini seiring dengan peralihan valuasi ke proyeksi tahun 2026, yang tetap menggunakan basis 11,7 kali P/E (setara dengan minus 1,5 standar deviasi dari rata-rata tiga tahun).

Sementara itu, Indy Naila dari Edvisor Provina Visindo mempertahankan rekomendasinya untuk membeli saham ICBP, dengan menetapkan target harga Rp 10.000 per saham.

You might also like