
MNCDUIT.COM , JAKARTA — Aksi jual oleh investor asing kembali membayangi saham-saham perbankan pada perdagangan Kamis (13/11/2025).
Berdasarkan data Stockbit, sejumlah saham bank besar menjadi sasaran jual investor asing, dengan nilai transaksi mencapai ratusan miliar rupiah.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat menjadi saham bank yang paling banyak dilepas investor asing dengan nilai penjualan mencapai Rp110,41 miliar. Seiring tekanan jual tersebut, saham BBCA terkoreksi 1,47% atau 125 poin ke level Rp8.375 per saham.
: Empat Perintah OJK ke Bank KBMI I: Evaluasi Bisnis hingga Jajaki Merger-Akuisisi
Sepanjang tahun berjalan, harga saham BBCA telah turun 13,44% (year to date/YtD) atau 1.300 poin, mencerminkan tekanan berkelanjutan di saham bank berkapitalisasi jumbo tersebut.
Di posisi berikutnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mengalami tekanan jual dari investor asing dengan nilai mencapai Rp30,89 miliar.
: : Produksi Emas Freeport Belum Pulih, Bisnis Bullion Bank Aman?
Harga saham BMRI pun melemah 1,26% atau 60 poin ke level Rp4.700 per saham, turun 17,54% (YtD) atau 1.000 poin. Penurunan ini memperpanjang tren koreksi di saham bank pelat merah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Berbeda dari bank besar, saham PT KB Bank Indonesia Tbk. (BBKP) justru mencatatkan penguatan meski turut dilepas asing senilai Rp14,56 miliar. Saham BBKP melonjak 13,24% atau 9 poin ke harga Rp77 per saham.
: : Investor Asing Borong Saham Bank Mandiri dan BBCA, Ini Daftar Lengkapnya
Namun demikian, secara tahun berjalan, saham BBKP masih terjun 42,59% atau 23 poin, menunjukkan performa tahunan yang masih negatif meski sempat mencatat technical rebound.
Kondisi serupa terjadi pada PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), yang juga dilepas asing dengan nilai Rp7,88 miliar. Meski begitu, saham BBYB menguat 13,24% atau 9 poin ke level Rp77 per saham, dan secara tahun berjalan masih naik 42,59% atau 23 poin.
Kenaikan signifikan itu menunjukkan adanya minat pelaku pasar domestik terhadap saham-saham digital bank yang sempat tertekan.
Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) tercatat mengalami aksi jual asing sebesar Rp4,27 miliar. Harga saham BRIS terkoreksi 0,81% atau 20 poin ke posisi Rp2.460 per saham, dengan kinerja tahun berjalan yang turun 9,89% atau 270 poin.
Di sisi lain, saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) juga dilepas investor asing sebesar Rp3,36 miliar, meskipun harga sahamnya naik tipis 1% atau 20 poin ke Rp2.030 per saham.
Secara tahun berjalan, saham ARTO masih terkoreksi 16,46% atau 400 poin, menunjukkan investor masih berhati-hati terhadap saham bank digital dengan valuasi tinggi.
Adapun di sisi pembelian, investor asing tercatat mengakumulasi dua saham bank, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Ganesha Tbk. (BTGT).
Saham BBNI diborong asing senilai Rp2,46 miliar, namun harga sahamnya justru turun 0,90% atau 40 poin ke Rp4.420 per saham, meski masih naik 1,61% (YtD) atau 70 poin.
Sedangkan saham BTGT menguat 3,51% atau 4 poin ke Rp118 per saham setelah dibeli asing senilai Rp1,42 miliar, dengan kinerja tahun berjalan yang melonjak 55,26% atau 118 poin.