
JAKARTA — Emiten pertambangan raksasa, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), yang merupakan kongsi strategis antara Grup Bakrie dan Grup Salim, terus memperluas sayap bisnisnya di luar batu bara. Perseroan baru-baru ini telah menandatangani kesepakatan penting untuk mengakuisisi saham perusahaan tambang bauksit di Indonesia, sekaligus merampungkan pengambilalihan penuh atas tambang emas di Australia.
Langkah strategis pertama terwujud melalui penandatanganan kesepakatan bersama atau term sheet dengan PT Supreme Global Investment (SGI) pada 25 September 2025. Perjanjian ini menjadi fondasi bagi BUMI untuk mengambil alih 45% saham di PT Laman Mining, sebuah entitas yang fokus pada pertambangan bauksit di Tanah Air, dari SGI.
Nilai transaksi untuk akuisisi saham Laman Mining ini disepakati sebesar US$59,1 juta, yang direncanakan akan dibayarkan dalam dua tahap. Merujuk pada laporan keuangan per 30 September 2025, dan mengacu pada asumsi kurs Jisdor Bank Indonesia sebesar Rp16.732 per dolar AS pada 13 November 2025, nilai akuisisi ini setara dengan Rp988,86 miliar. Pembayaran awal, berupa uang muka sebesar US$20 juta, dijadwalkan paling lambat pada 30 Desember 2025. Sisa pembayaran sejumlah US$39,1 juta akan dilakukan setelah seluruh persyaratan penyelesaian (conditions precedent) terpenuhi, dengan batas waktu 30 Oktober 2026.
Guna melindungi kepentingan BUMI, kesepakatan ini juga mencakup klausul penting. Apabila PT Supreme Global Investment gagal memenuhi persyaratan penyelesaian yang ditetapkan, BUMI memiliki hak untuk menuntut pengembalian uang muka beserta penalti sebesar 9% per tahun, atau alternatifnya, pengalihan saham Laman Mining sebagai bentuk penyelesaian. Hingga laporan keuangan per 30 September 2025 diterbitkan, transaksi ini masih berada dalam fase pra-penyelesaian, di mana uang muka belum terealisasi.
Secara terpisah, BUMI juga telah sukses merampungkan akuisisi 100% saham Wolfram Limited (WFL), sebuah perusahaan tambang emas yang berbasis di Australia. Total nilai transaksi untuk penguasaan penuh atas WFL ini mencapai Rp698,98 miliar, atau setara dengan 63,5 juta dolar Australia.
Menurut penjelasan Direktur BUMI, R.A. Sri Dharmayanti, perseroan menuntaskan pembelian sisa 0,32% saham WFL senilai Rp2,21 miliar (sekitar AUS$200.335) pada 7 November 2025. Langkah ini melengkapi tahap awal pengambilalihan 99,68% saham yang telah dilaksanakan pada awal Oktober 2025. “Dengan rampungnya transaksi ini, perseroan kini resmi menjadi pemegang 100% saham di WFL,” tegas Sri Dharmayanti dalam keterangan resmi yang dirilis Senin (10/11/2025), mengonfirmasi total nilai akuisisi senilai Rp698,98 miliar atau 63,5 juta dolar Australia.
Sebelumnya, BUMI telah melaporkan perolehan 99,68% saham Wolfram pada 7 Oktober 2025 dengan nilai Rp696,77 miliar atau 63,29 juta dolar Australia. Aksi korporasi ini merupakan manifestasi dari strategi jangka panjang perseroan untuk melakukan diversifikasi bisnis dan mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara. Sri Dharmayanti menegaskan, “Pengambilalihan WFL adalah langkah strategis yang konsisten dengan rencana transformasi perseroan dan merupakan bagian integral dari program diversifikasi usaha di luar batu bara.” Ia menambahkan, akuisisi tambang emas Wolfram ini diyakini akan memberikan dampak positif signifikan terhadap operasional dan secara berkelanjutan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memperluas bisnisnya di luar batu bara dengan mengakuisisi 45% saham PT Laman Mining, perusahaan tambang bauksit, dari PT Supreme Global Investment (SGI) senilai US$59,1 juta. Pembayaran akan dilakukan bertahap, dan BUMI memiliki klausul perlindungan jika SGI gagal memenuhi persyaratan penyelesaian.
Selain itu, BUMI juga telah merampungkan akuisisi 100% saham Wolfram Limited (WFL), perusahaan tambang emas di Australia, dengan total nilai transaksi mencapai Rp698,98 miliar. Akuisisi WFL ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi bisnis BUMI untuk mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.