
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Berakhirnya gejolak pemerintahan atau government shutdown Amerika Serikat (AS) membawa optimisme baru yang signifikan bagi pasar global, termasuk memberikan dorongan positif bagi pasar modal Indonesia.
Sentimen positif yang mengalir kuat dari Wall Street pasca-pembukaan kembali operasional pemerintahan AS kini merambat ke kawasan Asia, secara langsung mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan potensi besar untuk melanjutkan tren penguatannya.
Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa meskipun dampak langsung dari berakhirnya shutdown terhadap IHSG mungkin terbatas, efeknya terhadap selera risiko global terbukti sangat signifikan. “Kenaikan indeks Dow Jones dan S&P 500 telah memicu sentimen positif di Asia, termasuk Indonesia,” tutur Liza kepada Kontan pada Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, “Selain itu, berakhirnya shutdown juga memungkinkan kembali dirilisnya data ekonomi krusial AS seperti angka nonfarm payroll dan inflasi (CPI) Oktober, yang sangat dinantikan pasar.” Liza melanjutkan, jika rilis data-data tersebut mengindikasikan perlambatan ekonomi AS, hal ini secara signifikan akan meningkatkan probabilitas The Fed memangkas suku bunga acuan pada Desember mendatang.
Masih Melaju, IHSG Ditopang Investor Domestik
“Penurunan suku bunga akan berdampak pada kecenderungan dolar AS melemah, memperkuat potensi rupiah menguat, dan secara simultan memicu sentimen risk-on global,” jelasnya. Kondisi ini, tambahnya, berpotensi mendorong aliran dana asing masuk lebih deras ke pasar emerging market seperti Indonesia.
Kendati demikian, Liza Camelia Suryanata tetap mengingatkan bahwa masuknya arus dana asing tetap akan bersifat selektif. “Potensi inflow memang terbuka lebar seiring berkurangnya ketidakpastian global,” ujarnya. Namun, ia menekankan, “pergerakan modal asing akan sangat bergantung pada kombinasi faktor lain seperti agenda MSCI rebalancing dan rilis data makro domestik yang relevan.”
Dari perspektif sektoral, Liza mengidentifikasi sektor perbankan, konsumsi siklikal, dan komoditas sebagai sektor yang paling berpeluang untuk diuntungkan. Peluang ini muncul dari peningkatan selera risiko global dan momentum positif musim belanja akhir tahun. “Selain itu, saham-saham konglomerasi besar yang menjadi perhatian dalam proses MSCI rebalancing berpotensi besar menjadi sasaran utama, karena kemampuannya menyerap inflow passive fund yang substansial, yang pada akhirnya dapat mendorong IHSG semakin tinggi,” tambah Liza.
Secara fundamental, Liza juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap menunjukkan fondasi yang sangat solid. “Pertumbuhan ekonomi kuartal III yang melampaui ekspektasi, angka PMI yang tetap ekspansif, kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen, serta neraca perdagangan yang terus mencetak surplus, semuanya mengindikasikan dasar fundamental yang sangat kuat bagi perekonomian nasional,” paparnya.
Meskipun demikian, Liza turut mengingatkan bahwa dalam jangka pendek, pergerakan IHSG masih akan sangat sensitif terhadap berbagai dinamika global serta perlu memperhatikan level-level teknikal, terutama saat berada di area all time high.
IHSG Diproyeksi dalam Tren Bullish, Cek Saham Rekomendasi Analis, Kamis (13/11)
Berakhirnya government shutdown di Amerika Serikat memberikan sentimen positif bagi pasar global, termasuk pasar modal Indonesia. Sentimen ini mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan potensi melanjutkan tren penguatan, mengikuti kenaikan indeks Dow Jones dan S&P 500. Rilis data ekonomi AS seperti nonfarm payroll dan inflasi (CPI) Oktober yang dinantikan pasar juga akan mempengaruhi pergerakan IHSG.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyatakan bahwa potensi inflow dana asing terbuka lebar, meskipun akan bersifat selektif dan bergantung pada faktor lain seperti agenda MSCI rebalancing dan data makro domestik. Sektor perbankan, konsumsi siklikal, dan komoditas berpeluang diuntungkan, didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid. Dalam jangka pendek, pergerakan IHSG akan tetap sensitif terhadap dinamika global dan level teknikal.