PPRE Percepat Transformasi Menjadi Perusahaan Pertambangan dan Konstruksi

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) tengah memacu transformasi menjadi perusahaan terintegrasi di sektor pertambangan dan konstruksi. Langkah strategis ini didorong oleh ketersediaan sumber daya yang berlimpah, margin keuntungan yang menjanjikan, serta kesiapan infrastruktur dan fasilitas yang dimiliki perusahaan.

Menurut Direktur Operasi PPRE, Yovi Hendra, lini bisnis perseroan saat ini mencakup jasa pertambangan dan konstruksi. Keunggulan kompetitif PPRE terletak pada penyewaan alat berat yang mendukung produktivitas dan efisiensi operasional.

Kepemilikan armada alat berat yang lengkap dan modern memungkinkan PPRE untuk menangani proyek-proyek besar secara mandiri dengan tingkat keandalan operasional yang tinggi. Hal ini menjadi kunci dalam menjaga kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian proyek.

“Kami terus berupaya menjalankan operasional secara efisien dan inovatif,” ujar Yovi Hendra dalam paparan publik yang diselenggarakan pada Kamis, 30 Oktober 2025.

Pendapatan dan Laba Bersih PP Presisi (PPRE) Mengalami Kenaikan di Kuartal III 2025

Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, menambahkan bahwa potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar juga menjadi pertimbangan utama dalam transformasi bisnis PPRE. Kekayaan alam Indonesia dinilai strategis dan relevan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di sektor pertambangan.

Rizki memaparkan bahwa Indonesia saat ini menjadi produsen nikel terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 60% dari total produksi global. Selain itu, Indonesia juga menempati posisi keenam sebagai produsen bauksit dan posisi kedua untuk produksi timah.

“Dengan melihat potensi yang luar biasa ini, kami yakin bahwa langkah transformasi PPRE ke sektor pertambangan adalah keputusan yang sangat tepat,” jelasnya.

PPRE Chart by TradingView

Rizki juga menegaskan bahwa strategi ekspansi ke sektor pertambangan sejalan dengan program hilirisasi nasional yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Percepatan transformasi ini juga didukung oleh kinerja perseroan yang positif. Hingga kuartal III-2025, PPRE berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 104,97 miliar, melonjak signifikan sebesar 1.266,18% secara tahunan (YoY).

Laba Bersih PP Presisi (PPRE) Naik 332,43% per Semester I 2024, tapi Pendapatan Mengalami Penurunan

Direktur Keuangan & Human Capital Management PPRE, Mohammad Arif Iswahyudi, menjelaskan bahwa kinerja positif PPRE didorong oleh stabilnya kontribusi dari jasa pertambangan dan konstruksi sepanjang tahun 2025.

“PP Presisi berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui optimalisasi sumber daya, penerapan teknologi terkini, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik,” sebutnya.

PPRE berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 2,77 triliun, sedikit meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,72 triliun. Dari sisi profitabilitas, laba kotor naik menjadi Rp 577,96 miliar dari sebelumnya Rp 507,11 miliar.

“Kenaikan ini mencerminkan keberhasilan perseroan dalam menjaga efisiensi operasional, mengendalikan beban usaha, serta meminimalkan potensi kerugian akibat penurunan nilai aset,” tegasnya.

PP Presisi (PPRE) Mencetak Rugi Bersih Rp 27,48 Miliar di Kuartal I 2025

Per 30 September 2025, total aset PPRE mencapai Rp 7,94 triliun, meningkat dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 7,65 triliun. Aset lancar mendominasi dengan nilai Rp 5,89 triliun, sedangkan aset tidak lancar tercatat sebesar Rp 2,05 triliun.

Dari sisi kewajiban, total liabilitas tercatat sebesar Rp 4,27 triliun, sementara ekuitas meningkat menjadi Rp 3,67 triliun dibandingkan Rp 3,49 triliun pada akhir tahun lalu.

“Struktur keuangan yang solid ini menunjukkan kemampuan perseroan dalam menjaga likuiditas dan solvabilitas di tengah tantangan industri konstruksi dan pertambangan nasional yang dinamis,” tutupnya.

You might also like