MNCDUIT.COM JAKARTA – Sektor teknologi (IDXTECHNO) mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Rabu (29/10/2025), dengan penurunan sebesar 0,66% ke level 9.681. Meski demikian, sektor ini tetap menjadi primadona sepanjang tahun 2025, mencatatkan pertumbuhan fantastis sebesar 142,16% secara year to date (YtD).
Namun, ada indikasi bahwa saham sektor teknologi ini akan memasuki fase bearish atau tren penurunan. Data dari Relative Rotation Graph (RRG) per 21 Oktober 2025 menunjukkan IDXTECHNO telah memasuki kuadran weakening, dengan RS-Momentum dan RS-Ratio yang menyusut mendekati level 100.
M. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, menilai rotasi sektoral ini sebagai hal yang wajar. Ia menjelaskan bahwa IDXTECHNO sebelumnya sangat kuat di kuadran leading dengan lonjakan indeks mencapai ratusan persen sejak awal tahun.
: Di Balik Aksi Dirut Medikaloka Hermina Yulisar Khiat dan Prospek Saham HEAL
“Saham teknologi saat ini berada di titik overbought dan mulai tertekan oleh aksi profit taking. Ini adalah hal yang normal karena secara valuasi, saham-saham teknologi sudah mulai overvalued,” ungkap Nafan kepada Bisnis, Rabu (29/10/2025).
Di saat sektor teknologi berpotensi melemah, sektor konsumer non-siklikal (IDXNONCYC) justru menunjukkan sinyal positif dengan bergerak memasuki kuadran improving. Data grafik rotasi per 21 Oktober menunjukkan RS-Momentum indeks ini telah menembus level 100, sementara RS-Ratio semakin mendekati level tersebut.
: Turuti Purbaya, BEI Bentuk Tim Khusus Pelototi Saham Gorengan
Pada penutupan perdagangan Rabu (29/10/2025), IDXNONCYC menguat 0,35%, atau tumbuh 12,52% secara YtD.
Nafan menjelaskan bahwa pergerakan IDXNONCYC ke kuadran improving terjadi setelah sebelumnya tertahan di kuadran lagging.
: Indeks Bisnis-27 Ditutup Menguat, Saham DSNG, MYOR, hingga SCMA di Zona Hijau
“IDXNONCYC berpotensi menjadi sektor leading di masa depan. Hal ini didukung oleh indeks keyakinan konsumen (IKK) di Indonesia yang masih berada di atas level 100, menandakan outlook perekonomian Indonesia dalam 6 bulan ke depan masih positif,” jelasnya.
Optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan PDB nasional pada kuartal III/2025 yang diperkirakan masih di atas 5%, serta momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang dapat memicu peningkatan konsumsi domestik, turut menjadi faktor pendorong.
“Selain itu, investor kini lebih fokus pada saham-saham dengan fundamental yang solid. Saham-saham konsumer non-siklikal, seperti ICBP, memiliki potensi untuk memasuki fase akumulasi,” imbuh Nafan.
Sementara itu, IDXFINANCE juga mengalami rotasi sektoral dan memasuki kuadran lagging, namun dengan pergerakan mendekati kuadran improving. RS-Momentum indeks ini berada di rentang level 99-100, sedangkan RS-Ratio bergerak di rentang level 94-95.
Pada penutupan pasar Rabu (29/10), IDXFINANCE ditutup menguat 1,56% ke level 1.440. Penguatan ini sejalan dengan kinerja positif beberapa saham big banks seperti BBCA, BMRI, dan BBNI.
Nafan berpendapat bahwa hal ini didorong oleh persepsi investor yang semakin memperhatikan saham-saham dengan fundamental yang kuat. Khusus untuk BBCA, Nafan menilai bahwa pasar merespons positif aksi buyback saham yang dilakukan oleh perusahaan.
“Saham-saham big bank saat ini sudah memasuki tahap akumulasi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, melihat bahwa saham sektor konsumer saat ini memiliki valuasi yang masih menarik dan berpotensi mengalami rotasi sektor. Ia juga menyoroti pemulihan kinerja emiten sektor konsumer, seperti ICBP yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 56,5% year on year (YoY) pada semester I/2025.
“Sebenarnya, kenaikan sektor consume non-cyclical saat ini lebih didorong oleh saham-saham unggas. Kenaikan harga ayam dan peningkatan permintaan membuat pelaku pasar memberikan apresiasi terhadap harga sahamnya,” kata Azis.
Dari aspek valuasi, Azis menilai bahwa valuasi saham sektor unggas juga masih menarik, seperti JPFA yang memiliki P/E ratio 11,45 kali, di bawah rata-rata 5 tahun yang berada di level 13,29 kali.
Untuk rekomendasi, Azis memberikan rating buy untuk saham JPFA dan ICBP dengan target harga masing-masing di Rp3.000 dan Rp11.450.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sektor teknologi (IDXTECHNO) mengalami koreksi 0,66% pada perdagangan 29 Oktober 2025, meskipun telah tumbuh signifikan 142,16% secara year to date. Data Relative Rotation Graph (RRG) per 21 Oktober 2025 menunjukkan IDXTECHNO telah memasuki kuadran weakening, mengindikasikan potensi fase bearish. Menurut M. Nafan Aji Gusta, koreksi ini merupakan aksi profit taking yang wajar karena saham teknologi sudah berada di titik overbought dan overvalued.
Sebaliknya, sektor konsumer non-siklikal (IDXNONCYC) menunjukkan sinyal positif, bergerak ke kuadran improving dan menguat 0,35% pada penutupan perdagangan. Sektor ini berpotensi menjadi leading di masa depan, didukung oleh indeks keyakinan konsumen yang positif dan fundamental yang solid. Sementara itu, IDXFINANCE juga berotasi ke kuadran lagging namun mendekati improving, ditutup menguat 1,56% seiring kinerja positif saham bank besar. Analis menilai saham konsumer, khususnya unggas, memiliki valuasi menarik dan berpotensi akumulasi.