MNCDUIT.COM, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan geliat pasar modal yang menjanjikan, dengan mencatat adanya 13 perusahaan dalam daftar tunggu penawaran umum perdana saham (IPO). Angka ini menjadi indikasi kuat tingginya minat investor yang masih bersemangat menyambut emiten baru, bahkan menjelang akhir tahun, menandakan optimisme pasar tetap terjaga.
Muhammad Wafi, Head of Research KISI Sekuritas, menyoroti bahwa permintaan pasar terhadap saham IPO tetap kokoh. Menurutnya, sentimen yang menggerakkan minat investor sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Di antaranya adalah arah kebijakan tingkat suku bunga Bank Indonesia, dinamika pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan tahun, serta kesuksesan IPO-IPO sebelumnya yang memberikan dorongan positif. “Apabila kondisi makro ekonomi stabil dan likuiditas pasar tetap terjaga dengan baik, maka gelombang IPO di akhir tahun ini kemungkinan besar akan terus ramai diminati,” ungkap Wafi kepada Bisnis pada Rabu (22/10/2025).
Faktor dominan lain yang turut memengaruhi keputusan investor adalah kekuatan di balik emiten. Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, mengamati adanya kecenderungan investor untuk mencermati kekuatan konglomerasi atau pengendali di balik perusahaan baru yang melantai di bursa. Fenomena ini muncul setelah melihat lonjakan harga saham beberapa emiten baru IPO. Contohnya adalah saham CDIA yang terafiliasi dengan konglomerasi taipan Prajogo Pangestu, dan RATU yang dikendalikan oleh taipan Happy Hapsoro. “Jadi, investor kembali melihat siapa pemiliknya karena nanti akan terlihat grup-grup yang mampu mempertahankan harga sahamnya,” jelas Rully.
Menjelaskan lebih lanjut, Maximilianus Nicodemus, Associate Director Pilarmas Investindo, mengungkapkan bahwa lonjakan harga saham seperti COIN, CDIA, hingga RATU pasca IPO didorong oleh narasi kuat yang berhasil dibangun emiten kepada pelaku pasar. Namun, narasi saja tidak cukup; fundamental perusahaan juga memegang peranan krusial. Pasar akan secara cermat menilai kinerja bisnis, valuasi saham, serta performa secara sektoral. “Apabila narasi yang dibangun kuat dan fundamental mendukung, otomatis ekspektasi investor akan tinggi. Contohnya CDIA, semuanya kuat,” kata Nico kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Dukungan dari sosok di belakang emiten, baik itu konglomerat maupun entitas induk yang solid, juga menjadi penambah daya tarik signifikan. Nicodemus memproyeksikan bahwa saham seperti CDIA, RATU, dan lainnya masih memiliki potensi penguatan hingga akhir tahun. Namun, potensi ini harus senantiasa diimbangi dengan valuasi yang realistis di masa mendatang. “Jika sektornya bagus, bisnisnya bagus, apalagi unik, serta fundamentalnya meyakinkan, walaupun secara jangka pendek saat ini memang sudah mahal, untuk jangka panjang masih bisa ada penguatan,” tambahnya.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, merinci komposisi pipeline IPO yang dinamis ini: dua perusahaan berskala aset kecil, enam perusahaan aset menengah, dan lima perusahaan berskala aset besar. Ke-13 perusahaan ini siap menyusul sejumlah emiten baru yang telah berhasil melantai di BEI tahun ini, termasuk PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa minat untuk masuk ke pasar modal tetap tinggi dan beragam.
Nyoman menambahkan, mayoritas calon perusahaan tercatat dalam pipeline IPO ini menggunakan laporan keuangan Semester I/2025, sementara hanya dua perusahaan yang menggunakan laporan keuangan per Juli 2025. “Maka, dengan catatan tidak ada kekhawatiran terkait penawaran umum, mayoritas calon perusahaan tercatat ini diperkirakan akan melaksanakan pencatatan sahamnya pada tahun 2025,” kata Nyoman dalam jawaban tertulisnya pada Jumat (24/10/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 13 perusahaan dalam daftar tunggu penawaran umum perdana saham (IPO), mengindikasikan minat investor yang tinggi dan optimisme pasar yang terjaga. Sentimen positif ini dipengaruhi oleh stabilitas makroekonomi, kebijakan suku bunga Bank Indonesia, pergerakan IHSG, serta kesuksesan IPO-IPO sebelumnya. Apabila kondisi pasar tetap kondusif, gelombang IPO di akhir tahun ini kemungkinan besar akan terus ramai diminati.
Investor cenderung mencermati kekuatan konglomerasi atau pengendali di balik emiten baru, seperti kesuksesan saham CDIA dan RATU yang terafiliasi dengan taipan. Selain itu, narasi yang kuat juga harus didukung oleh fundamental perusahaan yang solid, termasuk kinerja bisnis, valuasi saham, dan performa sektoral yang meyakinkan. Dari 13 calon IPO, komposisinya meliputi perusahaan aset kecil, menengah, dan besar, yang mayoritas diperkirakan akan melantai pada tahun 2025.