Suku Bunga Rendah: Waktu Emas Jual Obligasi Pemerintah?

Img AAY1Xrg

MNCDUIT.COM JAKARTA. Seiring tren penurunan suku bunga acuan, obligasi pemerintah saat ini berada dalam periode yang  menguntungkan bagi investor yang sudah memiliki sejak lama.

Hal ini tergambar pada pergerakan seri obligasi pemerintah FR0097. 

Head of Indo Premier Sekuritas (IPOT) Fund & Bond, Dody Mardiansyah mengatakan, saat Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga, secara otomatis harga obligasi yang beredar di pasar sekunder akan cenderung naik. 

Kenaikan harga obligasi di pasar sekunder ini memungkinkan investor merealisasikan keuntungan modal (capital gain) yang signifikan dari selisih harga jual dan beli.

Obligasi dan Sukuk LPEI Senilai Rp 535 Miliar Akan Jatuh Tempo November 2025

“Bagi investor yang menginginkan capital gain dari obligasi, maka dapat mengakumulasi obligasi ketika harga obligasi rendah. Sebab, fase ini merepresentasikan harga beli terendah sebelum terjadi reli kenaikan harga yang membuat gap ini bisa dijadikan capital gain,” tegas Dody dalam keterangan yang diterima Kontan, Jumat (24/10/2025).

Ia menambahkan, obligasi lama yang beredar, terutama yang memiliki kupon tetap pun menjadi lebih menarik bagi investor yang sudah memiliki sejak lama. Ini karena obligasi lama menawarkan imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan obligasi baru. 

Dody mengatakan, peningkatan permintaan ini mendorong kenaikan harga jual obligasi. Maka, jika investor menjual obligasinya pada harga yang lebih tinggi dari harga belinya, maka akan mendapatkan capital gain. 

Oleh karena itu, obligasi dengan kupon tetap (fixed rate) seperti Surat Berharga Negara (SBN) seri FR sangat strategis untuk dibeli saat suku bunga tinggi dan dijual saat suku bunga diperkirakan mulai menurun. 

Barito Pacific (BRPT) Siapkan Dana Rp 215,52 Miliar, Lunasi Obligasi Jatuh Tempo

Dody melihat, kekuatan mekanisme capital gain ini terilustrasi nyata pada pergerakan seri obligasi pemerintah FR0097 yang jatuh tempo Juni 2043 dengan kupon 7,125%.

“Contohnya, investor yang membeli obligasi FR0097 pada tanggal 01 Juni 2025 di harga 100,90% dan memanfaatkan momentum penurunan yield obligasi di pasar sekunder untuk menjualnya pada tanggal 22 Oktober 2025 di harga 106,75% telah memperoleh kenaikan harga bersih sebesar 5,85%,” paparnya.

Bagaimanapun, kata Dody, penting untuk diketahui bahwa besarnya capital gain ini dipengaruhi oleh durasi obligasi, yaitu ukuran sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga. 

Obligasi seperti FR0097, yang memiliki jangka waktu jatuh tempo yang panjang (hingga 2043), dikategorikan sebagai obligasi durasi panjang.

Masa Penawaran ORI028 Ditutup, Bagaimana Prospek SBN Ritel Berikutnya?

Obligasi dengan durasi panjang akan menunjukkan sensitivitas harga yang lebih tinggi terhadap setiap pergerakan suku bunga, sehingga penurunan suku bunga memicu lonjakan harga yang lebih besar pada FR0097.

“Dengan demikian, FR0097 menjadi pilihan utama bagi investor yang memiliki pandangan pasti terhadap tren suku bunga yang menurun,” lanjut Dody. 

Dody pun menganjurkan investor dan pengelola dana untuk mencermati hubungan antara kebijakan moneter dan pasar obligasi, serta mempertimbangkan obligasi durasi panjang sebagai instrumen strategis. 

Hal ini guna memaksimalkan total return yang dari kombinasi kupon yang stabil dan capital gain yang prospektif di tengah transisi kebijakan moneter saat ini.

You might also like