
MNCDUIT.COM NEW YORK. Wall Street kembali mencatat kenaikan pada perdagangan Senin (20/10/2025), seiring kekhawatiran investor terhadap stabilitas bank regional mereda.
Fokus kini bergeser pada gelombang laporan laba perusahaan besar dan data inflasi yang dinanti pasar.
Pada pukul 09:51 pagi waktu AS, indeks Dow Jones Industrial Average naik 254,07 poin atau 0,55% menjadi 46.452,52. Indeks S&P 500 bertambah 50,26 poin atau 0,75% ke 6.713,77, sementara Nasdaq Composite melonjak 234,19 poin atau 1,03% ke 22.914,16.
Musim laporan laba kini memasuki puncaknya, dengan sejumlah raksasa Wall Street seperti Tesla, Ford, General Motors, Netflix, Procter & Gamble, Coca-Cola, IBM, dan Intel dijadwalkan merilis kinerjanya.
Wall Street Naik, Disokong Optimisme Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-China
Hasil laporan ini akan menjadi ujian penting bagi saham-saham yang saat ini diperdagangkan pada valuasi tinggi.
Selain itu, hasil laporan bank regional AS juga akan menjadi sorotan untuk menilai kesehatan sektor perbankan, setelah kekhawatiran tentang stres kredit sistemik memicu pelarian investor ke aset aman pekan lalu.
Menurut data LSEG IBES, perusahaan-perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan mencatat pertumbuhan laba kuartal ketiga sebesar 9,3% secara tahunan. Namun, dengan ekspektasi yang tinggi, pasar akan mencari laporan yang jauh melebihi prediksi untuk mendukung reli saham baru-baru ini.
“Kekhawatiran kredit yang muncul kembali dan isu kebijakan perdagangan menunjukkan betapa rentannya kondisi pasar saat ini,” kata Jordan Rizzuto, Chief Investment Officer GammaRoad Capital Partners.
Di sisi kebijakan luar negeri, Presiden AS Donald Trump menyarankan pelonggaran tarif terhadap China jika Beijing melanjutkan pembelian komoditas penting, seperti kedelai.
Namun, ia menuding kegagalan terbaru negosiasi karena China memperketat kontrol ekspor mineral tanah jarang.
Wall Street Naik Jumat (2/5), Pasar Ceria Sambut Sinyal Damai Tarif dan Data Jobs Oke
Sementara itu, Trump menegaskan akan mempertahankan tarif “masif” terhadap India jika tetap mengimpor minyak Rusia, dan mempertimbangkan peningkatan bea terhadap Kolombia terkait perannya dalam perdagangan narkoba ilegal.
Optimisme terkait sektor kecerdasan buatan (AI) terus mendorong pasar, ditandai dengan indeks Philadelphia Semiconductor yang mencetak rekor tertinggi, naik 1,8%.
Saham Micron melonjak 3,2% ke level tertinggi sepanjang masa setelah Barclays menaikkan target harga. ON Semiconductor dan KLA masing-masing bertambah 4,4% dan 3,7%.
Shutdown pemerintah AS yang dimulai 1 Oktober lalu menghentikan rilis sejumlah data ekonomi penting, sehingga investor kini menantikan laporan harga konsumen (CPI) pada Jumat ini sebagai indikator inflasi utama, menjelang pertemuan Federal Reserve pada 28–29 Oktober.
Inflasi inti September diperkirakan tetap di 3,1%, dengan pasar memperkirakan penurunan suku bunga seperempat poin bulan ini, dan kemungkinan penurunan lagi pada Desember.
Wall Street Terkoreksi, Reli Saham Pasca Gencatan Perang Dagang AS-China Memudar
“Laporan-laporan ini, tidak hanya yang akan keluar pekan ini, tapi juga bulan-bulan mendatang, masih belum bisa menjawab bagaimana kebijakan perdagangan jangka panjang akan memengaruhi tekanan inflasi,” kata Rizzuto.
Di saham lainnya, Applovin turun 5,1% setelah Fuzzy Panda mengungkap posisi short pada perusahaan tersebut. Boeing naik 1,3% setelah mendapat persetujuan dari Federal Aviation Administration (FAA) untuk menaikkan produksi 737 MAX menjadi 42 unit per bulan.
Sementara itu, WeightWatchers melonjak 11,2% setelah menjalin kerja sama dengan Amazon untuk pengiriman obat penurun berat badan.
Jumlah saham yang menguat jauh lebih banyak dibanding yang melemah, dengan rasio 6,13 banding 1 di NYSE dan 4,24 banding 1 di Nasdaq. Indeks S&P 500 mencatat 10 rekor tertinggi 52-minggu dan tiga rekor terendah, sementara Nasdaq Composite mencatat 43 rekor tertinggi dan 33 rekor terendah.