Jangan Jual Saham Karena Takut! Pelajari Tips Buffett Saat Krisis

Img AA1LVRrM

MNCDUIT.COM   Ketika pasar saham mengalami kejatuhan tajam, banyak investor bereaksi secara emosional.

Mereka panik, menjual aset, dan membiarkan ketakutan menguasai keputusan keuangan. Namun, Warren Buffett, salah satu investor paling sukses di dunia, memiliki pendekatan yang sangat berbeda.

Ia justru melihat krisis sebagai peluang dan tetap berpegang pada prinsip jangka panjang. Artikel ini merangkum beberapa hal yang perlu dilakukan dan dihindari menurut Buffett, dirangkum dari Investopedia.

Laba Samsung Terbang 32%, Pasokan Chip Memori dan AI Jadi Penopang Utama

1. Tetap Tenang dan Hindari Menjual Karena Panik

Buffett menekankan bahwa pasar saham sering kali “didesain untuk mentransfer uang dari orang yang aktif kepada orang yang sabar.”

Ia menilai, menjual saham dalam kondisi panik biasanya berarti menjual pada harga rendah, sehingga investor kehilangan kesempatan ketika pasar mulai pulih.

Pandangan menyoroti pentingnya kesabaran saat pasar bergejolak.

2. Jadilah Takut Saat Orang Lain Serakah, dan Serakah Saat Orang Lain Takut

Ini adalah salah satu kutipan paling terkenal dari Buffett. Ketika banyak orang panik dan menjual saham, Buffett justru membeli karena melihat harga yang sedang “diskon besar.”

Contohnya, pada masa krisis keuangan tahun 2008, ia menginvestasikan sekitar US$5 miliar ke Goldman Sachs ketika harga saham bank itu anjlok.

Langkah tersebut kemudian memberinya keuntungan besar setelah kondisi pasar membaik, sebagaimana dijelaskan oleh Investopedia.

3. Fokus pada Fundamental Bisnis

Buffett percaya bahwa penurunan harga saham tidak selalu mencerminkan penurunan nilai perusahaan. Ia sering menguji apakah penurunan 30 persen dalam harga saham akan mengubah seberapa banyak masyarakat mengonsumsi produk atau jasa dari perusahaan tersebut.

Jika jawabannya tidak, berarti nilai fundamental perusahaan tetap kuat meskipun pasar sedang bergejolak. Buffett menilai harga saham bisa terpengaruh sentimen jangka pendek, tetapi nilai sejati bisnis tidak mudah berubah.

4. Jangan Coba Menebak Arah Pasar

Buffett memperingatkan bahwa mencoba memprediksi naik turunnya pasar hanyalah permainan spekulasi.

Ia lebih memilih untuk tetap berinvestasi dalam jangka panjang daripada keluar-masuk pasar karena emosi.

Dalam laporannya, Buffett bahkan memegang saham Coca-Cola selama lebih dari tiga dekade, menunjukkan konsistensi prinsip investasinya.

Tonton: Shell Dikabarkan Kembali ke Hulu Migas RI, SKK Migas Sebut Ada Pertemuan di November

5. Siapkan Cadangan Tunai untuk Kesempatan

Menurut Buffett, uang tunai bukanlah aset yang menganggur, melainkan “amunisi finansial” yang bisa digunakan untuk membeli saham ketika harga sedang murah.

Perusahaan miliknya, Berkshire Hathaway, juga dikenal selalu menyimpan kas dalam jumlah besar agar siap memanfaatkan peluang investasi ketika pasar sedang lesu.

Pandangan ini disampaikan oleh Investopedia sebagai salah satu strategi yang membuat Buffett tetap unggul dalam jangka panjang.

Dengan pola pikir jangka panjang seperti Buffett, investor tidak hanya mampu bertahan saat pasar bergejolak, tetapi juga bisa meraih keuntungan dari ketakutan orang lain.

You might also like