IHSG Terbang Tinggi! JP Morgan Ramal 8.600 di 2025

Img AA1LImUT

JAKARTA – JP Morgan kembali memperbarui proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan target yang lebih agresif, kini membidik level 8.600 pada akhir tahun 2025. Angka ini secara signifikan melampaui estimasi sebelumnya yang berada di kisaran 7.500—8.000, memberikan sinyal positif yang kuat bagi pasar saham Indonesia.

Peningkatan proyeksi IHSG ini, menurut Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo, utamanya didorong oleh kekuatan investor ritel dan domestik. Partisipasi aktif mereka tercermin dari kontribusi sebesar 50%–52% pada Juli dan Agustus lalu, menunjukkan kepercayaan pasar lokal yang konsisten. Namun, berbeda dengan aktivitas domestik, dana investor asing justru masih mencatatkan net sell, sebuah indikasi ketidakpastian domestik dan proyeksi pertumbuhan EPS yang negatif untuk tahun buku 2025.

Kondisi ini, meski menantang, justru menciptakan basis ekspektasi yang rendah. Ini dianggap sebagai fondasi yang ideal saat Indonesia bersiap memasuki siklus pelonggaran fiskal dan moneter global dalam enam bulan ke depan, seperti yang disampaikan Henry dalam riset JP Morgan yang diterima KONTAN pada Selasa, 30 September 2025.

IHSG Melemah ke 8.096,3 di Sesi Pertama (30/9), INDF, ARTO, EXCL Jadi Top Losers LQ45

Meskipun outflow asing telah mencapai sekitar US$ 3 miliar sejak awal tahun, Henry Wibowo menilai situasi makroekonomi diperkirakan akan menjadi lebih konstruktif. Dukungan penting datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sejak awal tahun, menandakan langkah proaktif untuk menstimulasi perekonomian.

Likuiditas jangka pendek diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut melalui dua faktor utama. Pertama, potensi pemangkasan suku bunga tambahan sebanyak dua kali, masing-masing 25 bps, yang diharapkan terjadi pada Oktober atau November. Kedua, realokasi saldo anggaran (SAL) kepada bank BUMN juga akan turut menyokong peningkatan likuiditas di pasar. Secara global, siklus pelonggaran fiskal dan moneter yang sedang berlangsung diharapkan akan memberikan dukungan kuat bagi ekuitas Asia, menambah optimisme terhadap pasar domestik.

Namun, di tengah optimisme tersebut, Henry juga mengingatkan para investor untuk mewaspadai potensi tekanan pada rupiah, yang telah melemah sekitar 2% sejak pemangkasan suku bunga terakhir. Dari sisi sektoral, JP Morgan melakukan perubahan peringkat signifikan. Sektor industri diangkat menjadi overweight, mengindikasikan potensi pertumbuhan yang kuat. Sebaliknya, sektor energi diturunkan menjadi underweight karena prospek pasokan dan permintaan batubara yang cenderung melemah.

JP Morgan tetap mempertahankan peringkat overweight untuk sektor konsumer, mengingat fokus stimulus pemerintah yang diarahkan pada peningkatan konsumsi. Untuk pilihan saham teratas yang direkomendasikan JP Morgan, meliputi: BBCA, AMRT, ICBP, MAPI, ISAT, GOTO, ASII, CTRA, PWON, dan ATNM.

ASII Chart by TradingView

Ringkasan

JP Morgan menaikkan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 8.600 pada akhir tahun 2025, angka yang lebih agresif dari estimasi sebelumnya 7.500–8.000. Peningkatan ini utamanya didorong oleh kekuatan investor ritel dan domestik, meskipun investor asing masih mencatatkan net sell karena ketidakpastian domestik. Kondisi ini justru dianggap menciptakan basis ekspektasi yang rendah, ideal saat Indonesia bersiap memasuki siklus pelonggaran fiskal dan moneter global.

Meskipun outflow asing, situasi makroekonomi diperkirakan lebih konstruktif berkat pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 125 basis poin, dengan potensi pemangkasan tambahan dan peningkatan likuiditas. Investor diingatkan untuk mewaspadai potensi tekanan pada rupiah. JP Morgan merekomendasikan sektor industri dan konsumer sebagai overweight, sementara sektor energi diturunkan menjadi underweight, dengan pilihan saham teratas seperti BBCA, AMRT, dan ICBP.

You might also like