BI Kaltim: Strategi Jitu Hadapi Tantangan Ekonomi 2026

Img AA1NpfgR

MNCDUIT.COM, BATAM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur secara proaktif telah menyusun strategi komprehensif untuk menghadapi tantangan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2026. Salah satu isu krusial yang menjadi perhatian utama adalah potensi penurunan Transfer ke Daerah (TKD) yang dikhawatirkan dapat menghambat laju program pembangunan regional di Benua Etam.

Menyikapi proyeksi tersebut, Kepala KPwBI Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa strategi yang ditempuh akan mengedepankan pendekatan ganda, yaitu pro-growth dan pro-stability. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus menjaga stabilitas di tengah dinamika global. “Harapannya TKD-nya itu tidak berkurang, tidak lebih besar. Karena kalau lebih tinggi, bahaya juga ya, program-program daerah yang sudah direncanakan bisa semakin berkurang,” ujarnya dalam kegiatan diseminasi dan capacity building untuk media di Kota Batam, Jumat (26/9/2025).

Dalam pilar pro-growth, Bank Indonesia mengimplementasikan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (ILM) sebagai instrumen vital dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kebijakan ini mencakup penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) hingga 5%, bertujuan untuk secara signifikan memicu penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Lebih dari itu, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ekonomi syariah, serta ekonomi keuangan digital juga menjadi fokus strategis untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan merata di Kalimantan Timur.

: Industri Kaltim Menggeliat, Migas Jadi Lokomotif Utama

Sementara itu, kebijakan pro-stability tetap menjadi prioritas utama melalui stabilisasi nilai tukar rupiah agar sesuai dengan fundamental ekonomi dan pengendalian inflasi dalam koridor target 2,5%±1%. Budi Widihartanto menekankan bahwa langkah ini sangat krusial, mengingat tingginya ketergantungan ekonomi Kalimantan Timur terhadap ekspor komoditas seperti migas dan sawit yang sangat rentan terhadap gejolak geopolitik global maupun fluktuasi harga komoditas dunia.

: : Sawit Kaltim Berbuah Manis, Tumbuh 8,66 Persen pada Kuartal II/2025

Kekhawatiran akan potensi penurunan dana TKD dari pemerintah pusat secara persisten membayangi, mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menarik investasi secara mandiri. Hal ini menandakan sebuah pergeseran paradigma, di mana ketergantungan terhadap dana pusat harus diminimalisir melalui strategi pembangunan daerah yang lebih inovatif dan berdaya saing. Budi menegaskan pentingnya adaptasi terhadap perubahan ini untuk menjaga momentum pembangunan di masa mendatang.

: : Progres IKN Melambat, Sektor Konstruksi Kaltim Terseret Turun

Terlepas dari berbagai tantangan yang mungkin menghadang, optimisme untuk menjaga stabilitas inflasi di Benua Etam tetap terbuka lebar. Optimisme ini didukung oleh perbaikan manajemen pangan yang berkelanjutan, khususnya untuk komoditas strategis seperti beras, cabai, dan bawang. Selain itu, stabilitas harga daging ayam juga menunjukkan tren positif berkat peran aktif Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam menjaga keseimbangan pasokan dan harga di pasar. “[BUMD] Varia Niaga itu membeli telur dalam jumlah banyak dan dijual dengan harga lebih murah untuk menjaga inflasi,” jelasnya, menyoroti peran strategis BUMD.

Lebih lanjut, proyek-proyek strategis berskala besar seperti pembangunan kilang minyak di Balikpapan dan pengembangan sektor perumahan diproyeksikan akan menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan. Dampaknya akan terasa pada sektor-sektor pendukung lainnya, diharapkan mampu meningkatkan produksi domestik dan memperkuat rantai nilai (value chain) perekonomian regional secara keseluruhan.

Pada akhirnya, kombinasi strategi pro-growth dan pro-stability yang diterapkan oleh Bank Indonesia Kalimantan Timur diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah ini juga krusial dalam menjaga stabilitas moneter di tengah ketidakpastian global yang masih terus berlangsung, memastikan fondasi ekonomi Kaltim tetap kokoh dan resilien.

Ringkasan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur telah menyusun strategi komprehensif untuk menghadapi tantangan ekonomi 2026, terutama potensi penurunan Transfer ke Daerah (TKD) yang dikhawatirkan menghambat pembangunan regional. Strategi ini mengedepankan pendekatan ganda, yaitu pro-growth untuk pertumbuhan berkelanjutan dan pro-stability untuk menjaga stabilitas ekonomi. Hal ini penting mengingat tingginya ketergantungan ekonomi Kaltim pada ekspor komoditas yang rentan terhadap gejolak global.

Pilar pro-growth diwujudkan melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (ILM) untuk memicu penyaluran kredit, serta pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan keuangan digital. Sementara itu, pilar pro-stability berfokus pada stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi dalam koridor target 2,5%±1%, didukung oleh perbaikan manajemen pangan dan peran BUMD. Meskipun ada kekhawatiran penurunan dana TKD yang mendorong pemerintah daerah berinovasi menarik investasi mandiri, optimisme pertumbuhan tetap terjaga berkat proyek-proyek strategis yang menciptakan efek berganda.

You might also like