MIMIKA, PAPUA TENGAH – Operasi penyelamatan di lokasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, membuahkan hasil pilu. Dua dari tujuh pekerja Freeport yang tertimbun material basah berhasil ditemukan pada Sabtu pagi. Penemuan ini dikonfirmasi oleh Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman.
AKBP Billyandha menjelaskan bahwa kedua jenazah pekerja tersebut ditemukan sekitar pukul 08.45 WIT. “Kondisi kedua jenazah masih utuh, ditemukan di satu tempat tertimpa material longsoran,” ujar Billyandha di Mimika, seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (20/9). Penemuan ini menjadi secercah jawaban di tengah upaya pencarian yang tak kenal lelah sejak insiden pada Senin (8/9) malam.
Kedua korban yang berhasil diidentifikasi adalah Irawan (46), yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah, dan Wigih Hartono (37) dari Tulungagung, Jawa Timur. Saat ini, tim Inavis Polres Mimika sedang melakukan proses identifikasi dan visum terhadap kedua jenazah. Setelah seluruh prosedur selesai, pihak berwenang berencana untuk segera menerbangkan jenazah ke kampung halaman mereka masing-masing pada hari yang sama.
Meskipun dua jenazah ditemukan, fokus utama operasi penyelamatan belum berakhir. Tim penyelamat masih terus berupaya mencari keberadaan lima pekerja lainnya yang tetap terperangkap di area tambang bawah tanah GBC Tembagapura. Zona pencarian masih dipenuhi oleh material lumpur basah yang menjadi tantangan besar. Total tujuh pekerja terperangkap dalam insiden ini, terdiri dari lima kru PT Redpath Indonesia dan dua kru elektrik PT Cipta Kontrak, yang berada di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Freeport Indonesia (PTFI), Katri Krisnati, menegaskan bahwa tim penyelamat beroperasi tanpa henti dengan dedikasi tinggi. Mereka mengerahkan alat berat jarak jauh (remote loader), bor, dan drone untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan para pekerja, meskipun harus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan yang tinggi di lapangan.
Tantangan utama yang dihadapi tim penyelamat adalah volume material basah yang sangat besar dan masih aktif. Kondisi ini jauh melebihi insiden sebelumnya, menjadikan proses penyelamatan sangat kompleks, berisiko tinggi, dan menuntut waktu yang lebih lama untuk menyingkirkan material dalam jumlah masif tersebut. “Kami menyadari bahwa upaya penyelamatan ini penuh tantangan dan tidak mudah. Namun demikian, kami tidak akan menyerah dan akan terus mengerahkan segala daya upaya,” tandas Katri, menegaskan komitmen PTFI dalam menuntaskan misi kemanusiaan ini.
Dua pekerja Freeport ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun longsoran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. Penemuan jenazah Irawan (46) dan Wigih Hartono (37) pada Sabtu pagi ini dikonfirmasi oleh Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman. Keduanya ditemukan dalam kondisi utuh di satu lokasi setelah insiden yang terjadi sejak Senin (8/9) malam.
Meskipun dua jenazah telah ditemukan, tim penyelamat masih terus berupaya mencari lima pekerja lainnya yang terperangkap di area tambang tersebut. Tantangan utama dalam operasi penyelamatan ini adalah volume material basah yang sangat besar dan masih aktif, membuat prosesnya kompleks, berisiko tinggi, dan memerlukan waktu. PT Freeport Indonesia berkomitmen penuh dalam misi kemanusiaan ini, mengerahkan alat berat dan teknologi canggih di tengah kesulitan.