
MNCDUIT.COM JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot berhasil menutup perdagangan hari ini, Rabu (17/9/2025), dengan performa positif, berbalik arah dari pelemahan sebelumnya. Mata uang Garuda ini kokoh di level Rp 16.437 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pencapaian ini menandai penguatan tipis sebesar 0,02% bagi rupiah, membaik dari penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.440 per dolar AS. Penguatan signifikan rupiah ini terutama terwujud menjelang penutupan perdagangan, bertepatan dengan pengumuman kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Hingga pukul 15.09 WIB, pergerakan mata uang di Asia secara keseluruhan menunjukkan pola yang bervariasi. Di antara berbagai kinerja, rupee India tampil sebagai yang terkuat, melonjak 0,3% terhadap the greenback.
Menyusul rupee India, terdapat ringgit Malaysia yang terkerek 0,23% dan yuan China yang terangkat 0,09%. Kemudian, dolar Taiwan juga tercatat mengapresiasi 0,07% saat penutupan perdagangan.
Bank Indonesia akan Umumkan Kebijakan Suku Bunga, Cek Proyeksi Rupiah Hari Ini (17/9)
Selanjutnya, peso Filipina ditutup menanjak 0,05%, diikuti oleh dolar Hongkong yang menguat tipis 0,03% pada sore hari ini.
Di sisi lain, tidak semua mata uang Asia mencatatkan penguatan. Baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam, anjlok 0,27%. Disusul kemudian oleh won Korea Selatan dan yen Jepang, yang sama-sama terkoreksi 0,12%.
Terakhir, dolar Singapura juga menunjukkan pelemahan tipis sebesar 0,11% terhadap dolar AS.
Nilai tukar rupiah berhasil menutup perdagangan hari Rabu (17/9/2025) dengan performa positif, menguat tipis 0,02% ke level Rp 16.437 per dolar Amerika Serikat dari penutupan sebelumnya di Rp 16.440. Penguatan ini terjadi menjelang penutupan perdagangan, bertepatan dengan pengumuman kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, pergerakan mata uang di Asia menunjukkan pola bervariasi. Rupee India menjadi yang terkuat dengan lonjakan 0,3%, diikuti oleh ringgit Malaysia dan yuan China yang juga menguat. Namun, baht Thailand mencatat pelemahan terdalam sebesar 0,27%, disusul oleh won Korea Selatan, yen Jepang, dan dolar Singapura yang juga terkoreksi terhadap dolar AS.